DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Minggu, 30 Juni 2013

MISTERI ISRA' MI'RAJ (3-Selesai)


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Pertanyaan selanjutnya adalah kalau Rasulullah Muhammad SAW dan umat islam dapat mi’raj atas ijin-Nya, lalu bagaimana dengan para nabi-nabi yang lainnya? Apakah mereka juga diperjalankan (mi’raj) agar dapat berdialog dengan Allah SWT? Jawabannya IYA. Di dalam Al-Qur’an secara tersirat Allah SWT menginformasikan demikian. Di bawah ini adalah beberapa ayat yang menerangkan bahwa para nabi lain pun diperjalankan Allah SWT untuk mi’raj.

  1. Nabi Muhammad SAW.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Isra’ 17:1).

  1. Nabi Ibrahim AS.
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. (QS. Al-An’aam 6:75).

  1. Nabi Musa AS
untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar, (QS. Thaahaa 20:23).

  1. Nabi Isa AS.
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (QS. An-Nisaa’ 4:171).

            Peristiwa mi’raj ini sebenarnya sebagai pembuktian (syahadat) seseorang. Jadi syahadat-nya bukan sebatas pengucapan dibibir (iqrar bil lisan), namun sampai mengalami Ma’rifatullah bil Qalbi dan amalan bi arkan, sehingga tidak ada keraguan sedikit pun bahwa memang Allah SWT itu adalah ESA dan Tuhannya segala apa yang di langit dan di bumi.
           
Dalam pencapaian ini tentu kita harus meneladani bagaimana cara ber-spiritual para nabi dalam berma’rifatullah (baca artikel saya yang berjudul  Antara Muhammad Yang Ummi dan Muhammad Yang Nabi). Umat islam pun sejatinya harus meneladani berspiritual para nabi untuk membuktikan (bersaksi/bersyahadat) bahwa Tiada Tuhan Selain Allah. Oleh karena itu, Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk untuk pembuktian tersebut sehingga umat islam benar-benar yakin bahwa Allah SWT itu ESA. Tanpa meneladani cara ber-spiritual para nabi dan paham isi Al-Qur’an mustahil kita dapat membuktikan bahwa Allah SWT itu ESA sebagaimana yang dialami para nabi.

“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran”. (QS. Ibrahim 14:52)

            Lalu apa arti Esa itu, secara tersurat Allah SWT telah menginformasikan dalam Al-Qur’an, “Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya” (QS. Al-Isra’ 17:43).

            Meski Allah SWT telah menginformasikan demikian, tentu anda masih mengalami “kebingungan”. Mengapa? Karena semua itu diperlukan proses mulai dari yaqin, ilmu yaqin (belajar), a’inul yaqin (mengalami) dan haqqul yaqin (memahami). Kalau anda membaca artikel ini maka anda baru memasuki proses ilmu yaqin, belum sampai masuk tahapan a’inul yaqin apalagi haqqul yaqin. Untuk mencapai tahapan berikutnya diperlukan ke-istiqomah-an dan riyadloh dalam mengamalkan dan meneladani cara ber-spiritual para nabi, sehingga pada waktu tertentu Allah SWT akan berkenan memperkenalkan siapa dirinya kepada anda, sebagaimana bunyi ayat, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaahaa 20:14).

          Lalu bagaimana cara berspiritual para nabi sehingga Allah SWT berkenan men-syahadatkan kita? Silahkan download E-BOOK pertama saya yang berjudul MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA'RIFATULLAH (Silahkan klik judul E-Book di sebelah yang berwarna merah, kemudian baca syarat dan ketentuannya untuk mendapat E-Book tersebut). Anda juga dapat mendownload E-BOOK kedua saya yang berjudul :  MENGAJI AL-QUR'AN KEPADA ALLAH (Silahkan klik judul E-Book di sebelah yang berwarna merah, kemudian baca syarat dan ketentuannya untuk mendapat E-Book tersebut).  

            Demikian sedikit uraian saya, semoga bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin ya Rabbal’alamiin.

Tetap ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar