DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Minggu, 09 Juni 2013

SUDAHKAH KITA BERIMAN?

ANTARA DI-IMAN-KAN ALLAH dan MENG-IMAN-KAN DIRI SENDIRI


Assalamu’alaikum Wr. Wb.   
        
        Suatu ketika datanglah Arab Badui kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang saat itu tengah berkumpul dengan beberapa sahabat. Setelah mengucapkan salam, kemudian sahabat dari Arab Badui mengatakan bahwa dirinya telah beriman. Rasulullah SAW sejenak terdiam dan tidak menjawab. Tak berapa lama turunlah wahyu dari Allah SWT kepada Muhammad SAW agar mengatakan bahwa sahabat Arab Badui belum beriman, tapi baru berislam. Peristiwa ini di abadikan dalam Al-Qur’an.

“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat 49:14).

            Apa gerangan yang terjadi dengan sahabat Arab Badui? Mengapa Allah SWT mengatakan bahwa sahabat tersebut belum dikategorikan beriman? Bagaimanakah sebenarnya standarisasi beriman menurut pandangan Allah SWT?

            Sidang pembaca yang dirahmati Allah SWT. Seringkali kita sebagai umat islam jarang belajar iman kepada Allah SWT. Padahal para nabi/rasul dahulu belajar iman kepada Allah SWT. Iman bukan-lah bentuk pengakuan diri manusia (meng-iman-kan diri sendiri), tetapi iman adalah pemberian Allah SWT kepada kita. Oleh sebab itu, kita yang mengaku umat Rasulullah SAW harus belajar iman dengan meneladani cara beliau. Iman nabi dan umat haruslah sama, yang membedakan adalah derajatnya karena Rasul/Nabi mendapatkan nur nubuwah (cahaya kenabian), sementara umat tidak. Bagaimana kita mengaku umat Rasulullah SAW, sedangkan apa yang dialami oleh beliau tetapi tidak kita alami? Jadi benarkah kita sudah termasuk orang yang beriman menurut penilaian Allah SWT? Atau jangan-jangan kita masih seperti Arab Badui yang mengaku-aku beriman (padahal meng-iman-kan diri sendiri) tanpa tanda dan bukti dari Allah SWT? Hanya sidang pembaca sendiri yang dapat menjawabnya dan saya tidak mau men-justifikasi.

Lalu apakah tanda dan bukti Rasulullah SAW di-iman-kan oleh Allah SWT? Yaitu ketika beliau sedang bertahanut di gua Hira’ dan akan mendapat wahyu pertama dari malaikat Jibril (tansil). Apa yang terjadi saat itu? Ketika beliau disuruh malaikat Jibril ra untuk mengucapkan: “Iqra bismirabbikalladzikhalq (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan) kemudian dari bibir beliau menyebut Asma Allah. Inilah proses “Iqrar bil lisan”. Pada saat yang bersamaan qolbu (hati) beliau bergemuruh menyebut Asma Allah SWT tanpa bisa dihentikan berarti beliau mengalami proses “Ma’rifatullah bil Qolbi” dan ketika sekujur tubuh bergetar dan menggigil kedinginan inilah yang dinamakan “Amalan bil Arkan”. Ini proses iman yang dialami Rasulullah SAW. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an,

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kita itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tak ada seorang-pun pemberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar 39 : 23)

            Lalu bagaimana cara belajar iman kepada Allah SWT? Sidang pembaca yang dirahmati Allah SWT, saya tidak dapat menguraikan panjang lebar pada artikel ini karena terbatasnya ruang. Oleh karena itu saya hanya sekedar menawarkan kepada para sidang pembaca, apabila anda berminat mengetahui lebih jauh silahkan download E-Book pertama saya yang berjudul MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA'RIFATULLAH  (silahkan klik tulisan berwarna biru disamping untuk mengetahui tata cara dan ketentuan men-download). Bagi sidang pembaca yang ingin menambah wawasan beragama, saya juga telah me-launching E-Book kedua saya yang berjudul  MENGAJI AL-QUR'AN KEPADA ALLAH  (silahkan klik tulisan warna biru di samping untuk mengetahui tata cara dan ketentuan men-download)


Marilah kita tetap ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT!!! 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar