DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Jumat, 26 Juni 2009

Bersahabat Dengan Takdir


BERSAHABAT DENGAN TAKDIR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Para sahabat dan sidang pembaca yang dimuliakan, dirahmati dan dicintai Allah SWT.

Sebagai umat Islam kita diwajibkan beriman kepada Rukun Islam (Mengucapkan dua kalimat Syahadat, Shalat Fardhu, Zakat Fitrah, Puasa Ramadhan dan Berhaji, bagi yang mampu), selain itu umat Islam juga harus beriman kepada Rukun Iman (Beriman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan alam semesta, Beriman kepada 25 para nabi dan rosul, Beriman kepada 10 malaikat, Beriman kepada 4 kitabullah, Beriman kepada hari kiamat dan yang terakhir kepada Takdir yang terdiri dari Qadar dan Qadla).

Dalam bahasan kali ini saya akan sedikit membahas perihal Rukun Iman ke enam yaitu Takdir (Qadar dan Qadla). Marilah kita bahas satu per satu dengan mengambil Al-Qur’an Nur Karim sebagai acuannya.

1. Qadar

Yaitu takdir atau ketetapan Allah SWT dimana manusiaa sebagai makhluk hanya menerima tanpa mampu berbuat apa-apa (baik terpaksa maupun rela) atau manusia tidak ikut terlibat didalamnya. Apa saja itu? Kelahiran, Kematian, Jodoh dan Rezeki. Mari kita buka Al-Qur’an mengenai takdir Allah SWT tentang Qadar.

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka...(QS. Al-Qasas 28 : 68).

“Tidak suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Al-Hadid 57 : 22-23).

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Yunus 10 : 107).

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Ankabut 29: 62).

“Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak (pula) dapat mengundurkan (nya)...(QS. Al-Hijr 15 : 5).

Demikianlah sedikit keterangan perihal Qadar, dimana manusia tidak mampu berbuat apa-apa, hanya menerima. Semua tergantung dari manusia itu sendiri, apakah ridha menerimanya atau tidak ridha. Bila anda menerima dengan rela maka hidup anda menjadi nyaman ibarat di surga (inilah yang disebut surga dunia). Sebaliknya bila anda tidak rela (su’udzon terhadap ketetapan Allah) maka hidup anda akan tersiksa ibarat di neraka (dan inilah neraka dunia). Karena dada kita terasa sempit.

2. Qadla

Sementara takdir Allah SWT berupa Qadla, manusia ikut berproses di dalamnya. Namun demikian manusia tidak dapat berbuat semaunya, tindakan, aktivitas dan langkah-langkahnya harus diselaraskan dengan kehendak Allah SWT. Campur tangan Allah SWT tetap ada, yaitu dengan mengalirkan daya-Nya kepada manusia untuk berbuat sesuatu, sehingga apa yang anda inginkan akan selaras dengan apa yang Allah SWT inginkan, sehingga hasilnya akan terkabulkan.

Berbeda kalau apa yang anda inginkan berdasarkan dorongan An-Nafs dalam diri anda, maka bersiap-siaplah akan mengalami kekecewaan bila anda menganggap bahwa apa yang anda diinginkan pasti tercapai.

Manusia memang wajib berikhtiar namun harus dibarengi kesabaran dan tawakal (semua urusan atau usaha hasilnya dikembalikan kepada Allah) dengan cara ber-”konsultasi” kepada Allah SWT. Karena Dia-lah yang mengetahui segala hal ghaib, termasuk apa yang terjadi besok. Manusia boleh berencana, namun hasil akhir tetap pada Allah SWT.

Mari kita buka Al-Qur’an mengenai Qadla :

“...Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri...” (QS. Al-Anfal 8 : 53).

Namun diayat lain Allah SWT mempertegas mengenai usaha manusia tergantung dari hak prerogatif Allah SWT.

“..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Rad 13 :11).

“Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? (Tidak) , maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia”. (QS. An-Najm 53 : 24-25).

Oleh karena itu meskipun kita dilibatkan Allah SWT untuk berbuat sesuatu demi kebaikan diri sendiri maupun makhluk yang lain, manusia tetap harus “berkonsultasi” tentang apa yang harus dilakukan. Inilah yang dinamakan menyelaraskan dengan Qudrat dan Iradat Allah SWT. Karena Dia-lah sang Muhith, yang Maha Menggerakkan seluruh apa yang ada dilangit dan dibumi. Termasuk apa yang direncanakan manusia dan ke arah mana harus melangkah.

Jadi manusia tidak bisa seenaknya sendiri. Kalaupun manusia berhasil apa yang diinginkan atau yang dicita-citakan itu semata-mata karena sesuai dengan kehendak atau selaras dengan apa yang diiinginkan Allah SWT. Kalau anda memaksakan diri berbuat sesuatu tanpa selaras dengan kehendak-Nya itu terserah anda, maka peran Allah SWT hanya sebatas “memfasilitasi” anda untuk menuruti hawa nafsu anda. Sedangkan resiko silahkan anda tanggung sendiri.

Saya mengajak kepada anda, jadikanlah takdir sebagai sahabat anda (antara kehendak Allah SWT dengan langkah anda seiring, sejalan dan selaras) sehingga hidup anda akan nyaman, dan tenteram. Dan surga dunia akan anda dapat.

Demikian sedikit sumbangsih saya, semoga bermanfaat. Amin.

Wassamu’alaikum Wr. Wb.


Fahri
SC-HSS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar