DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Selasa, 16 Juni 2009

Jembatan Suramadu Alias "Shirothol Mustaqiim"


JEMBATAN SURAMADU ALIAS "SHIROTHOL MUSTAQIIM"

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Para sahabat dan sidang pembaca yang dirahmati, dimuliakan, dan dicintai Allah SWT.

Alhamdulillah, akhirnya kita dapat bersua kembali melalui blog ini. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena baru dapat menulis artikel kembali, karena hampir 5 hari saya diberi rezeki dan kenikmatan berupa sakit dari Allah SWT. Ini tanda Allah SWT sayang kepada hamba-Nya, karena dikasih waktu untuk berkontemplasi, instropeksi, "bermesraan" dengan-Nya dan menambah bahan baku (bekal) berupa kesabaran untuk menerima pemberian-Nya berupa sakit. Amin.

Para sahabat dan pembaca yang dirahmati Alllah SWT, kali ini saya akan mencoba sedikit memberi gambaran mengenai apa itu Shirothol Mustaqiim atau yang biasa disebut jembatan Shirothol Mustaqiim.

Masih teringat di benak saya semasa kecil sehabis sholat maghrib, suatu ketika bapak ustadz memberikan tauziah kecil sehabis kami semua (murid) mengaji di surau tersebut sambil menunggu waktu sholat isya'. Beliau pernah menuturkan perihal alam akhirat. Alam yang pasti semua manusia yang pernah hidup di dunia akan mengalami setelah sebelumnya singgah dahulu di alam barzah (kubur). Dituturkan bahwa di alam akhirat nanti matahari tepat berada diatas kepala, manusia menunggu peradilan (hisab) dari Allah SWT, bagi yang banyak berbuat baik maka akan menerima buku amal dari tangan sebelah kanan, sementara yang banyak berbuat dosa akan menerima buku dari tangan sebelah kiri.

Selain itu untuk menuju surga manusia diharuskan melewati jembatan Shirotol Mustaqiim, jembatan ini besarnya sepadan dengan rambut manusia dibelah tujuh, sementara dibawah jembatan ini neraka dengan api yang menyala-nyala siap menampung manusia yang jatuh (karena banyaknya dosa dan durhaka kepada Allah SWT). Mendengar penuturan Pak ustadz, terus terang Kami para murid saat itu takut bukan kepalang membayangkan kondisi tersebut. Bahkan sampai sekarang pun penuturan itu masih terngiang di benak Kami.

Mungkin para sahabat dan pembaca pernah mendengar cerita itu, entah dari ustadz, guru agama di sekolah, dari teman atau bahkan membaca dari buku. Benarkah penuturan ini? terus terang saya pribadi menjadi penasaran. Syukur Alhamdulillah, di halaqoh SC-HSS akhirnya saya dipahamkan Allah SWT mengenai Jembatan Shirothol Mustaqiim.

Apa sih artinya Jembatan Shirotol Mustaqiim itu? Mari kita buka Al-Qur'an Nur Karim.

"Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus/Shirothol Mustaqiim."(QS. Al-Fatihah 1 : 6).

Dari ayat di atas sangatlah jelas apa makna dari Jembatan Shirothol Mustaqiim (jalan yang lurus). Padahal ayat ini setiap hari kita baca dalam shalat, namun baru akhir-akhir ini Allah SWT memahamkan kepada saya (semata-mata ini rahmat dan ridha dari Allah SWT). Ibarat seorang insinyur yang akan membuat jembatan untuk menghubungkan satu daerah ke daerah lain, maka yang namanya membuat jembatan harus dibangun tahap demi tahap, mulai dengan survey lapangan, membuat desain gambar, biaya yang harus dikeluarkan, memasang tiang pancang, pengecoran, sampai pada akhirnya diresmikan dan digunakan. Barulah jembatan ini dapat difungsikan untuk menyeberang dari satu daerah ke daerah lain.

Dari sini saya dipahamkan, bahwa makna haqiqat dari jembatan Shirothol Mustaqiim bukanlah jembatan yang harus manusia seberangi nanti di akhirat yang menghubungkan ke surga seperti penuturan selama ini. Justru saat inilah manusia yang hidup di dunia sedang menyeberangi Jembatan Shirothol Mustaqiim. Maksudnya? Jembatan Shirothol Mustaqiim adalah jembatan yang menghubungkan antara dunia dengan akhirat. Manusia (kita semualah) yang membangunnya melalui amal shalih kita disetiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun hingga kita meninggal. Keselamatan kita tergantung dari amal shalih yang sedang kita bangun tahap demi tahap di dunia ini, sehingga bila kita berhasil membangun maka selamatlah kita menyeberang di akhirat nanti. Bukankah Rosululloh SAW pernah bersabda bahwa dunia adalah ladang akhirat. Inilah jembatan Shirothol Mustaqiim sebenarnya.

Lha buat apa kalau manusia membangun/melewati jembatan Shirothol Mustaqiim di akhirat? Ya sudah jelas terlambat (karena tidak ada waktu untuk beramal shalih lagi) yang berarti juga penyesalan. Kalau di dunia jembatan ini tidak dibangun, ya jelas sudah kondisi kita di akhirat kelak.

Mungkin dari penuturan ustadz saya waktu kecil saat itu saya terima secara mentah-mentah, sehingga makna hakikat yang sebenarnya masih tersembunyi, misal rambut di belah tujuh itu artinya betapa sulitnya manusia membangun jembatan untuk mencapai kebahagiaan surga tanpa pertolongan, tuntunan, rahmat, karunia, inayah, berkah dan ridho dari Allah SWT. Tanpa campur tangan Allah SWT tidaklah mungkin manusia akan selamat.

Yang perlu kita khawatirkan saat ini adalah sudahkah kita memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT agar ditunjukkan jalan yang lurus (Shirothol Mustaqiim)? Dan sudahkah Allah SWT memberikan respon dan "tanda" bahwa kita sedang dituntun Allah SWT untuk sedikit demi sedikit membangun jembatan Shirothol Mustaqiim yang menghubungkan dunia dan akhirat? Atau saya sebut dengan jembatan SURAMADU (SUrga neRAka Melalui Akhirat DUnia) yaitu surga atau neraka dapat kita raih tergantung dari anda membangun melalui jembatan dunia akhirat. Hanya para sahabat dan sidang pembacalah yang dapat menjawabnya. Sebelum saya akhiri artikel ini saya kutipkan salah satu ayat lagi dari Al-Qur'an yang menjelaskan mengenai Shirothol Mustaqiim.

"Dan hak bagi Allah (menerangkan/menunjukkan) jalan yang lurus dan diantara jalan-jalan yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan kebenaran)". (QS. An-Nahl 16 : 9).

Demikian sedikit sumbangsih saya, semoga bermanfaat. Semoga Allah SWT dengan kemurahan dan kasih sayang-Nya berkenan menuntun kita semua membangun jembatan Shirothol Mustaqiim.


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Fahri
SC-HSS
www.akubersujud.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar