DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Rabu, 17 Juni 2009

Terminal Blok "M"


TERMINAL BLOK “M”

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Para sahabat dan sidang pembaca yang dirahmati, dimuliakan, dan dicintai Allah SWT.

Hidup manusia tidak pernah berakhir, hanya mengalami perpindahan alam, mulai alam kandungan, alam dunia, alam barzah dan alam akhirat (untuk masalah ini Insya Allah akan saya bahas dalam artikel tersendiri). Ibarat seorang musyafir yang bepergian jauh maka sebelum mencapai tujuan akhir diharuskan melewati beberapa terminal untuk beristirahat barang sejenak kemudian melanjutkan perjalanan lagi.

Demikian pula kita sebagai umat Islam yang hidup di dunia, berusaha sekuat mungkin untuk mencapai derajat Maqaman Mahmudah (derajat tertinggi di sisi Allah SWT). Namun itu tidaklah mudah, karena sang hamba harus melewati beberapa terminal untuk mencapai derajat tersebut.

Mengapa dalam artikel ini saya memberi judul Terminal Blok ”M”? Karena dapat saya analog-kan bahwa Terminal disini mempunyai arti tempat pemberhentian sementara untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya ke tempat pemberhentian berikutnya dan seterusnya. Sedangkan Blok saya artikan sebagai tahap, maqam, atau derajat. Sementara ”M” adalah yang menunjukkan sampai saat ini kita berada pada maqam yang mana, apakah kita termasuk Muslim, Mukmin, Muttaqin atau Mukhlisin. Dan sampai saat dan detik ini maqam kita jalan di tempat atau sudah bergeser ke arah yang lebih baik dan sempurna. Mari kita urai satu per satu.

Muslim

Pada maqam ini seseorang masih dalam tahap mempelajari ber-Islam. Semua diukur berdasarkan pahala dan dosa. Pada intinya, maqam ini menggambarkan seorang hamba pada tahap membangun ketaatan, patuh kepada perintah, jika melanggar maka akan dihukum dengan neraka dan jika patuh diberi pahala surga. Seumpama kita saat menyuruh kepada anak kita yang tingkat pendidikannya masih Sekolah Dasar (SD) untuk berbuat sesuatu, mereka akan dijanjikan atau diiming-imingi dengan yang menyenangkan hatinya (misal di kasih permen), sehingga dia akan menjalankan dengan suka cita dan riang gembira.

Mukmin

Pada tahap ini seorang hamba baru memasuki proses menjalani Islam, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Nur Karim :

”Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan ke-islam-an mereka. Katakanlah : ’Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan ke-islam-anmu, sebenarnya Allah, Dia-lah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar”. (QS. Al-Hujurat 49 : 17).

Muttaqin

Pada tahap ini seorang hamba Allah SWT mengalami ber-Islam, dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :” dan adalah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu (dengan tandai dengan asma-Nya dalam hati) dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Fath 48 : 26).

Mukhlisin


Pada tahap ini seorang hamba memasuki tahap memahami (menerima pengajaran dari Allah SWT). Pada tahap ini seorang hamba menyerahkan segala-galanya kepada Allah, sehingga dinamakan hamba yang mukhlisin. Dan pada derajat ini, syaitan laknatullah tidak mampu menggoda dan mempengaruhinya (menyesatkan) karena sang hamba dijaga langsung oleh Allah SWT. Subhanallah!. Dan yang menarik disini, meskipun syaitan telah dikutuk, tetap mengakui bahwa Tuhannya adalah Allah SWT. Coba kita simak dialog antara syaitan dengan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr 15 ayat 39-41 dibawah ini :

Iblis berkata : Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya; kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka. Allah berfirman :” Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaga-Nya)”.

Di ayat lain perihal derajat seorang hamba yang mukhlasin langsung mendapat bimbingan dan pengajaran dari Allah SWT.

”(Dia-lah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai ’Arsy, yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat)”. (QS. Al-Mu’min 40 : 15).
***
Orang yang baru tahap mempelajari tidak mungkin mereka itu bisa mengenal Allah SWT yang sebenar-benarnya.

”Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS. Al-Hajj 22 : 74).

Dicontohkan dalam Al-Qur’an imannya orang Arab Badui, walaupun mereka hidup semasa Rosululloh SAW tetapi Allah mengatakan mereka belum beriman (QS. Al-Hujurat 49 : 14), hatinya kosong belum diberi tanda apapun oleh Allah SWT (QS. Al-Fath 48 : 26). Sesungguhnya syaitan menghalangi mereka dari jalan (agama), sedang mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. Coba perhatikan ayat berikut ini, ”Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk”. (QS. Az-Zukhruf 43 : 37).

Apa jadinya jika kebenaran agama (jalan Allah SWT) berdasar dengan dugaan, apalagi memahami Allah SWT? Sesungguhnya dugaan tidak cukup untuk mendapat kebenaran sedikitpun.

”Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”. (QS. Yunus 10 : 36).

Demikian sedikit uraian yang dapat saya persembahkan kepada para sahabat dan sidang pembaca. Semoga bermanfaat dan menjadikan bahan perenungan serta instropeksi bersama, sampai dimanakah kira-kira ”maqam” kita saat ini? Hanya sahabat dan Allah SWT yang tahu. Mohonlah selalu kepada-Nya untuk senantiasa dituntun dan dibimbing untuk menempati posisi puncak yaitu Maqaman Mahmudah (tempat terpuji dan derajat tertinggi disisi-Nya)....lalu bagaimana dengan surga atau neraka?...nggak usah dipikirlah...lha wong keduanya itu juga makhluk ciptaan Allah SWT. Kalau anda dekat dengan Allah SWT (disisi-Nya) secara otomatis dan pasti surga anda raih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

H. Soetadji-Tafakur Artikel
Fahri-Penulis
SC-HSS
www.akubersujud.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar