DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Rabu, 24 Juni 2009

Tahajud:Tolok Ukur Cinta Hamba Kepada Allah SWT


TAHAJUD : TOLOK UKUR CINTA HAMBA KEPADA ALLAH

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Para sahabat dan sidang pembaca yang dimuliakan, dirahmati dan dicintai Allah SWT.

Sebelum memasuki pokok bahasan, saya akan nukilkan refrain sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Chrisye feat. Ahmad Dhani yang berjudul Surga dan Neraka.

“Jika surga dan neraka tak pernah ada Masihkah kau...bersujud kepada-Nya...”

Sebuah syair lagu cerdas yang mempertanyakan keikhlasan seorang hamba dalam menyembah dan mencintai Allah SWT. Ya..seringkali manusia dalam menyembah Allah SWT masih mengharapkan imbalan berupa selamat dari siksa neraka dan mendapatkan kenikmatan surga.

Kesalahan ini juga tidak terlepas dari masa lalu kita. Sewaktu kecil file otak kita selalu didoktrin, dipenuhi dan dijejali dengan kata-kata apabila anda tidak shalat fardhu maka masuk neraka, dan apabila anda menunaikan shalat fardhu maka akan masuk syurga.

File ini sudah sekian tahun tertanam masuk dalam otak kita, bahkan sudah hampir berkarat. Sehingga apabila anda menunaikan shalat fardhu semata-mata untuk menggugurkan kewajiban dan mengharap masuk surga, sehingga shalat bukan merupakan kebutuhan seorang hamba menyembah, berdialog dan mengadukan permasalahan yang dihadapi kepada Sang Khalik. Maka tak jarang ketika adzan berkumandang manusia terasa dibebani kewajiban yang berat yaitu shalat. Tak jarang pula ketika menunaikan shalat, dalam hati diliputi rasa riya’ dan tidak ikhlas. Padahal selama beribadah, seorang hamba dituntut ikhlas secara total kepada Allah SWT.

Ya..tapi ini masih untunglah, kita mau menunaikan ibadah shalat fardhu dengan mengharap surga dan terhindar dari siksa neraka (semoga Allah SWT memaafkan, merahmati dan meridhai), daripada tidak sama sekali mengerjakan shalat fardhu.

Lalu apa hubungannya cerita diatas dengan shalat tahajud sebagai tolok ukur cinta seorang hamba kepada Allah SWT? Ya tentu saja ada. Seperti kita ketahui bersama bahwa shalat tahajud adalah ibadah sunnah yang tidak memiliki resiko apapun. Kalau anda tidak menjalankan maka anda tidak berdosa.

Justru disinilah tolok ukur cinta (keikhlasan dan kerinduan) seorang hamba kepada Allah SWT. Karena tidak berdosa kalau tidak mengerjakannya, maka bagi seorang hamba yang bertaqwa, yang hanya menginginkan dan mengharapkan derajat terpuji disisi-Nya, mereka dengan ikhlas akan mengerjakan shalat tahajud berdzikir disepanjang heningnya malam. Karena apa yang diharapkan bagi seorang hamba yang muttaqin bukanlah masuk surga atau neraka tetapi derajat terpuji disisi Allah SWT. Kalau ibadah sunnah saja mereka mau mengerjakannya dengan ikhlas, apalagi ibadah shalat fardhu.

Sebagai contoh adalah Syech Abdul Qodir Al-Jilani, beliau biasanya setelah menjalankan shalat isya' mengurung diri dikamar hingga pagi hari baru keluar dari kamar. Malam-malamnya diisi dengan ibadah, berdzikir dan bertafakur kepada Allah SWT.

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (QS. Az-Zariyat 51 : 15-18).

“Sesungguhnya Tuhan-Mu mengetahui bahwasannya kamu berdiri (shalat) kurang dari duapertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiga-nya, dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu..(QS. Al-Muzzamil 73 : 20).

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Isra’ 17 : 79).

Demikian sedikit sumbangsih saya, semoga bermanfaat. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Fahri
SC-HSS
www.akubersujud.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar