DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Tampilkan postingan dengan label takdir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label takdir. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Oktober 2013

E-BOOK KE EMPAT : MEREKONSTRUKSI KESALAH-KAPRAHAN MENG-IMAN-I TAKDIR


SINOPSIS DAN CARA MEN-DOWNLOAD E-BOOK (Electronic Book)

SINOPSIS DAN KETENTUAN MEN-DOWNLOAD E-BOOK “MEMBONGKAR KESALAH-KAPRAHAN MENG-IMAN-I TAKDIR” (E-BOOK Ke-4)


Assalamu’alaikum warahmmatullahi wabarakaatuh

Sebagai umat islam, wajib hukumnya beriman kepada 6 (enam) rukun iman. Sangatlah mudah bagi kita beriman kepada Allah SWT, Malaikat, Nabi/Rasul, Kitabullah dan datangnya hari Kiamat. Namun ketika dihadapkan kepada iman kepada Takdir banyak dari umat islam yang “gugur” keimanannya. Mengapa? Karena kondisi ini berkaitan langsung dengan sempurnanya rukun iman yaitu keikhlasan manusia menerima perjalanan hidup yang harus dijalaninya. Manusia cenderung ingin merubah kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan (nafsu)-nya, dan sebaliknya manusia ingin mempertahankan status quo bila kenikmatan tengah menghampiri. Pertanyaannya, mampukah manusia merubah sesuatu yang diinginkannya seperti yang diyakini selama ini bahwa Allah SWT tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itu mengubah dirinya? Benarkah pemahaman ini? Adakah kehendak bebas selama hidup di dunia ini seperti yang banyak diyakini hampir sebagian besar umat manusia selama ini untuk merubah takdirnya? Kalau demikian halnya, lalu dimanakah sebenarnya posisi qudrat dan iradat Allah SWT?

Topik mengenai takdir memang hingga kini masih menjadi salah satu pokok bahasan yang tak kunjung usai, bahkan memunculkan perbedaan yang semakin tajam hingga menjurus kepada perpecahan di antara beberapa golongan umat islam. Bagaimana hal ini bisa terjadi sementara mereka sama-sama berpedoman pada Al-Qur’an? Faktor apa yang menyebabkan perbedaan pendapat tentang takdir?

Kalau umat islam harus beriman kepada takdir, lalu apa sebenarnya makna takdir? Dimanakah letak takdir itu berada dan bagaimana mekanisme kerja takdir pada diri manusia dalam perspektif ilmu pengetahuan Al-Qur’an? Apa hubungan takdir dengan Lauhul Mahfudz, qadla dan qadar, kehendak dan sunnatullah? Lalu realitas takdir apa saja yang terjadi pada diri manusia dalam kehidupan ini yang sebenarnya harus di-iman-i secara totalitas tanpa reserve sedikit pun?

E-Book ini~insya Allah~akan menjawab semua pertanyaan di atas berdasarkan Ilmu Pengetahuan Al-Qur’an, sehingga para pembaca tidak salah kaprah, mampu memahami, menyikapi, dan meletakkan takdir sesuai dengan porsi dan posisinya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, inayah, berkah dan ridha-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal’alamin.

Adapun pokok bahasan (daftar isi) E-Book ini meliputi :

Perbedaan Tafsir Tentang Takdir (Mukadimah)
BAB I : TITIK PICU PERBEDAAN
Tidak Mengacuhkan Cara Memahami Al-Qur’an
Mengambil Guru Selain Allah
Mengesampingkan Peran  Ilmu Pengetahuan
BAB II : MENGUAK MISTERI TAKDIR
Rahasia Rukun Iman dan Misteri Ayat Takdir
Lauhul Mahfudz, Takdir, Qadar dan Qadla
Fungsi Otak
Otak, Ar-Ruh, dan Mekanisme Kerja Takdir
BAB III: REALITA TAKDIR
Adakah Kehendak Bebas?
Rejeki, Mati, Amal dan Jalan Hidup  
Takdir dan Ilmu Fisiognomi
Bencana dan Sang Waktu
Rahasia Doa
Pluralisme Sebuah Keniscayaan
Teori Keseimbangan
Kejahatanpun Telah Didesain
BAB IV: PENUTUP
Kesimpulan : Bersahabat Dengan Takdir

E-Book “Merekonstruksi Kesalah-kaprahan Meng-iman-i Takdir” yang jauh dari sempurna ini (karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT) dapat menambah dan membuka cakrawala pembaca dalam mempelajari dan memahami isi kandungan Al-Qur’an. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nurhidayah,  rahmat dan ridha-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal’alamin.

            Lalu bagaimana cara men-download E-Book ini?

1.      Pastikan bahwa PC/Laptop/Notebook/Ipad (milik pribadi atau di Warnet) anda ada program ADOBE READER dan WINRAR (biasanya program ini telah tersedia, namun tidak ada salahnya anda mengecek terlebih dahulu untuk memastikannya. Kalau belum ada silahkan mendownload secara gratis di internet).  Jika anda tetap men-download E-Book ini, namun tidak ada kedua program tersebut sehingga anda tidak dapat membuka dan membacanya, maka kondisi ini di luar tanggung jawab saya. Melalui kedua program ini anda dapat membuka dan membaca E-Book tersebut. Selain itu anda juga dapat mencopy dan mencetak.

2.      E-Book Membongkar Kesalah-kaprahan Meng-iman-i Takdir ini ada  PASSWORD-nya sehingga anda tidak dapat membuka tanpa ada pemberitahuan PASSWORD dari saya. Anda hanya bisa men-download saja namun tidak dapat membuka dan membacanya sehingga akan sia-sia.

3.      Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada anda. Untuk mendapatkan PASSWORD tersebut silahkan anda mentransfer uang donasi.  Uang donasi ini sebagian saya sisihkan dan digunakan untuk kepentingan umat yaitu memberi bantuan saudara-saudara kita yang tengah tertimpa musibah, menyantuni anak yatim piatu dan fakir miskin, pembangunan TPQ-PAUD, serta kegiatan sosial keagamaan lainnya.

4.      Anda dapat men-transfer via internet banking atau jika anda menyetor ke bank melalui slip setoran, maka jangan lupa cantumkan nama anda, jumlah donasi dan isi keterangan judul pembelian E-Book ini, hal ini untuk mempermudah pengecekan saya di rekening mengenai sudah masuk atau belumnya uang donasi  tersebut. Adapun besarnya uang donasi sebesar Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) dan saya pun sangat berterima kasih bila anda berkenan memberikan donasi lebih, karena sebagian donasi untuk kegiatan sosial keagamaan.

Uang donasi dapat ditransfer ke :

- Bank BCA, KCP Kedungmundu, Semarang
- No. Rekening    : 8915006104
- Atas Nama         : Iwan Fahri Cahyadi
     
ATAU

- Bank BNI, KC UNDIP, Semarang
- No. Rekening      0096371734
- Atas Nama          : Iwan Fahri Cahyadi

5.      Setelah anda men-transfer uang donasi tersebut, silahkan anda SMS ke nomer HP : 0858-7651-6899 disertai nama anda,  besarnya uang donasi, nama bank tempat anda mentransfer dan Judul E-Book yang anda beli. Setelah saya cek dan dipastikan donasi sudah masuk, maka saya segera  akan mengirim PASSWORD ke Handphone anda. Saya juga mohon dengan rendah hati agar PASSWORD tersebut jangan disebar-luaskan kepada mereka yang tidak berhak, mengingat dana donasi ini sebagian saya sisihkan untuk kegiatan sosial keagamaan.

6.      Dilarang memperbanyak, memperjual-belikan dan mengutip isi buku ini tanpa seijin saya, karena ini melanggar HAK CIPTA dan melanggar UNDANG-UNDANG.

Demikian saya sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmmatullahi wabarakaatuh

Iwan Fahri Cahyadi

SILAHKAN DOWNLOAD E-BOOK DI BAWAH INI

Jumat, 26 Juni 2009

Bersahabat Dengan Takdir


BERSAHABAT DENGAN TAKDIR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Para sahabat dan sidang pembaca yang dimuliakan, dirahmati dan dicintai Allah SWT.

Sebagai umat Islam kita diwajibkan beriman kepada Rukun Islam (Mengucapkan dua kalimat Syahadat, Shalat Fardhu, Zakat Fitrah, Puasa Ramadhan dan Berhaji, bagi yang mampu), selain itu umat Islam juga harus beriman kepada Rukun Iman (Beriman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan alam semesta, Beriman kepada 25 para nabi dan rosul, Beriman kepada 10 malaikat, Beriman kepada 4 kitabullah, Beriman kepada hari kiamat dan yang terakhir kepada Takdir yang terdiri dari Qadar dan Qadla).

Dalam bahasan kali ini saya akan sedikit membahas perihal Rukun Iman ke enam yaitu Takdir (Qadar dan Qadla). Marilah kita bahas satu per satu dengan mengambil Al-Qur’an Nur Karim sebagai acuannya.

1. Qadar

Yaitu takdir atau ketetapan Allah SWT dimana manusiaa sebagai makhluk hanya menerima tanpa mampu berbuat apa-apa (baik terpaksa maupun rela) atau manusia tidak ikut terlibat didalamnya. Apa saja itu? Kelahiran, Kematian, Jodoh dan Rezeki. Mari kita buka Al-Qur’an mengenai takdir Allah SWT tentang Qadar.

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka...(QS. Al-Qasas 28 : 68).

“Tidak suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Al-Hadid 57 : 22-23).

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Yunus 10 : 107).

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Ankabut 29: 62).

“Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak (pula) dapat mengundurkan (nya)...(QS. Al-Hijr 15 : 5).

Demikianlah sedikit keterangan perihal Qadar, dimana manusia tidak mampu berbuat apa-apa, hanya menerima. Semua tergantung dari manusia itu sendiri, apakah ridha menerimanya atau tidak ridha. Bila anda menerima dengan rela maka hidup anda menjadi nyaman ibarat di surga (inilah yang disebut surga dunia). Sebaliknya bila anda tidak rela (su’udzon terhadap ketetapan Allah) maka hidup anda akan tersiksa ibarat di neraka (dan inilah neraka dunia). Karena dada kita terasa sempit.

2. Qadla

Sementara takdir Allah SWT berupa Qadla, manusia ikut berproses di dalamnya. Namun demikian manusia tidak dapat berbuat semaunya, tindakan, aktivitas dan langkah-langkahnya harus diselaraskan dengan kehendak Allah SWT. Campur tangan Allah SWT tetap ada, yaitu dengan mengalirkan daya-Nya kepada manusia untuk berbuat sesuatu, sehingga apa yang anda inginkan akan selaras dengan apa yang Allah SWT inginkan, sehingga hasilnya akan terkabulkan.

Berbeda kalau apa yang anda inginkan berdasarkan dorongan An-Nafs dalam diri anda, maka bersiap-siaplah akan mengalami kekecewaan bila anda menganggap bahwa apa yang anda diinginkan pasti tercapai.

Manusia memang wajib berikhtiar namun harus dibarengi kesabaran dan tawakal (semua urusan atau usaha hasilnya dikembalikan kepada Allah) dengan cara ber-”konsultasi” kepada Allah SWT. Karena Dia-lah yang mengetahui segala hal ghaib, termasuk apa yang terjadi besok. Manusia boleh berencana, namun hasil akhir tetap pada Allah SWT.

Mari kita buka Al-Qur’an mengenai Qadla :

“...Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri...” (QS. Al-Anfal 8 : 53).

Namun diayat lain Allah SWT mempertegas mengenai usaha manusia tergantung dari hak prerogatif Allah SWT.

“..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Rad 13 :11).

“Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? (Tidak) , maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia”. (QS. An-Najm 53 : 24-25).

Oleh karena itu meskipun kita dilibatkan Allah SWT untuk berbuat sesuatu demi kebaikan diri sendiri maupun makhluk yang lain, manusia tetap harus “berkonsultasi” tentang apa yang harus dilakukan. Inilah yang dinamakan menyelaraskan dengan Qudrat dan Iradat Allah SWT. Karena Dia-lah sang Muhith, yang Maha Menggerakkan seluruh apa yang ada dilangit dan dibumi. Termasuk apa yang direncanakan manusia dan ke arah mana harus melangkah.

Jadi manusia tidak bisa seenaknya sendiri. Kalaupun manusia berhasil apa yang diinginkan atau yang dicita-citakan itu semata-mata karena sesuai dengan kehendak atau selaras dengan apa yang diiinginkan Allah SWT. Kalau anda memaksakan diri berbuat sesuatu tanpa selaras dengan kehendak-Nya itu terserah anda, maka peran Allah SWT hanya sebatas “memfasilitasi” anda untuk menuruti hawa nafsu anda. Sedangkan resiko silahkan anda tanggung sendiri.

Saya mengajak kepada anda, jadikanlah takdir sebagai sahabat anda (antara kehendak Allah SWT dengan langkah anda seiring, sejalan dan selaras) sehingga hidup anda akan nyaman, dan tenteram. Dan surga dunia akan anda dapat.

Demikian sedikit sumbangsih saya, semoga bermanfaat. Amin.

Wassamu’alaikum Wr. Wb.


Fahri
SC-HSS