Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Semasa kehidupan Rasulullah SAW, ada sekelompok kaum munafik yang dipimpin oleh Dzu Awan yang membangun sebuah masjid dengan maksud untuk memecah belah kaum muslim, membelokkan ajaran agama islam dan sebagai tempat berkumpul bagi golongan mereka. Ketika mereka meminta Rasulullah SAW diminta membuka dan menunaikan shalat di masjid tersebut beliau menolak dan memerintahkan masjid tersebut dibakar. Peristiwa ini diabadikan dalam surat At-Taubah.
QS. At-Taubah 9 : 107-108,
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin) untuk kekafiran, dan untuk memecah-belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah:” Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka adalah pendusta (dalam sumpahnya)”.
“Janganlah kamu bershalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bershalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”.
Sungguh ironis bukan bila ada sekelompok yang mengaku umat islam mengklaim masjid yang didirikan hanya milik dan dipergunakan untuk kepentingan kelompoknya. Padahal Allah SWT menyuruh umat muslim untuk senantiasa memakmurkan masjid tanpa memandang siapa dia. Jadi tidak perlu ada perpecahan serta mengklaim dengan mengatas-namakan masjid tersebut khusus untuk seseorang yang aliran, golongan dan kelompok yang sama.
QS. At-Taubah 9 : 18,
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Renungan :
Kita sebagai umat islam dan bersaudara sungguh merasa prihatin melihat kaum muslim yang tak kunjung dewasa dalam memahami agama. Masjid, tempat yang kita muliakan malah dijadikan ajang berpecah belah. Kalau kejadiannya seperti ini, pertanyaannya adalah benarkah umat islam mengaku beriman kepada kitabullah? Apakah mereka termasuk orang yang mendapat petunjuk sementara mereka tidak mau memakmurkan masjid?
Saya sendiri tidak berhak memvonis, apakah beberapa peristiwa tersebut di atas dan para pelakunya dapat di golongankan sebagai orang munafik dan tidak mendapat petunjuk. Hanya Allah SWT yang berhak dan tahu. Saya hanya mencoba menunjukkan kepada para pembaca dan memohon kepada anda untuk memperhatikan surat At-Taubah di atas!
Ada misteri apakah pada surat At-Taubah 107-108 tersebut? Mengapa ketika para sahabat membukukan Al-Qur’an (atas ijin dan kehendak Allah SWT) menjadikan kedua ayat tersebut masuk dalam surat At-Taubah, yang berarti pengampunan? Apakah ini berarti beberapa umat islam yang mendirikan masjid untuk memecah belah orang-orang mukmin agar segera sadar dan bertaubat kepada Allah SWT atas perilakunya yang salah? Wallahua’lam bishawab!
Silahkan anda renungkan!
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri-SCHSS
Pondok Cinta Kasih
Semasa kehidupan Rasulullah SAW, ada sekelompok kaum munafik yang dipimpin oleh Dzu Awan yang membangun sebuah masjid dengan maksud untuk memecah belah kaum muslim, membelokkan ajaran agama islam dan sebagai tempat berkumpul bagi golongan mereka. Ketika mereka meminta Rasulullah SAW diminta membuka dan menunaikan shalat di masjid tersebut beliau menolak dan memerintahkan masjid tersebut dibakar. Peristiwa ini diabadikan dalam surat At-Taubah.
QS. At-Taubah 9 : 107-108,
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin) untuk kekafiran, dan untuk memecah-belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah:” Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka adalah pendusta (dalam sumpahnya)”.
“Janganlah kamu bershalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bershalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”.
Sungguh ironis bukan bila ada sekelompok yang mengaku umat islam mengklaim masjid yang didirikan hanya milik dan dipergunakan untuk kepentingan kelompoknya. Padahal Allah SWT menyuruh umat muslim untuk senantiasa memakmurkan masjid tanpa memandang siapa dia. Jadi tidak perlu ada perpecahan serta mengklaim dengan mengatas-namakan masjid tersebut khusus untuk seseorang yang aliran, golongan dan kelompok yang sama.
QS. At-Taubah 9 : 18,
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Renungan :
Kita sebagai umat islam dan bersaudara sungguh merasa prihatin melihat kaum muslim yang tak kunjung dewasa dalam memahami agama. Masjid, tempat yang kita muliakan malah dijadikan ajang berpecah belah. Kalau kejadiannya seperti ini, pertanyaannya adalah benarkah umat islam mengaku beriman kepada kitabullah? Apakah mereka termasuk orang yang mendapat petunjuk sementara mereka tidak mau memakmurkan masjid?
Saya sendiri tidak berhak memvonis, apakah beberapa peristiwa tersebut di atas dan para pelakunya dapat di golongankan sebagai orang munafik dan tidak mendapat petunjuk. Hanya Allah SWT yang berhak dan tahu. Saya hanya mencoba menunjukkan kepada para pembaca dan memohon kepada anda untuk memperhatikan surat At-Taubah di atas!
Ada misteri apakah pada surat At-Taubah 107-108 tersebut? Mengapa ketika para sahabat membukukan Al-Qur’an (atas ijin dan kehendak Allah SWT) menjadikan kedua ayat tersebut masuk dalam surat At-Taubah, yang berarti pengampunan? Apakah ini berarti beberapa umat islam yang mendirikan masjid untuk memecah belah orang-orang mukmin agar segera sadar dan bertaubat kepada Allah SWT atas perilakunya yang salah? Wallahua’lam bishawab!
Silahkan anda renungkan!
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri-SCHSS
Pondok Cinta Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar