DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Kamis, 10 Juni 2010

Sang Mantan (1)


Sang Mantan (1)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Judul artikel di atas memang persis sama dengan judul lagu punya grup band ngetop Indonesia yaitu Nidji, namun isinya bukanlah bentuk penghianatan seorang pacar terhadap kekasihnya seperti isi dari lagu tersebut. Sebaliknya, isi artikel di bawah ini adalah bentuk penerimaan cinta tak terbatas (sejati) dari Allah SWT kepada hamba-Nya yang kembali menempuh jalan kebenaran.

Cara pandang manusia terhadap sesuatu yang tampak di depan matanya maupun cara pikirnya kadang menipu. Faktor subyektivitas kadang membuat manusia tidak mampu memandang jernih suatu yang berada di depannya. Seringkali pula manusia menilai seseorang dengan membandingkan dengan dirinya. Apa-apa yang dilihatnya kurang baik menurut jalan pikirannya dan norma masyarakat maka akan divonis jelek. Padahal manusia tidak tahu akan yang terjadi besok terhadap sesuatu yang dinilainya.

Waktu kemarin adalah sesuatu yang jauh karena tidak dapat terulang atau kembali lagi, masa sekarang adalah hal yang paling dekat, sementara apa yang terjadi besok adalah ghaib dan jauh. Oleh karena itu Allah SWT melarang manusia untuk berpikir tentang besok, karena manusia sendiri tidak tahu apa yang bakal terjadi nanti. Hanya Allah SWT yang Maha Tahu. Manusia boleh berencana, namun rencana Tuhan yang pasti akan terjadi.

Pernahkah dalam kehidupan anda mempunyai rencana namun semua yang telah anda susun ternyata semua berakhir di luar akal sehat dan logika? Misal anda ingin bepergian ke suatu tempat dan anda memperkirakan akan sampai di tempat tujuan kurang lebih 1 satu jam. Namun ketika anda mulai menjalankan mobil tidak berapa lama ban mobil anda mendadak kempes sehingga mau tidak mau anda akan mengganti ban tersebut. Berikutnya anda mulai menjalankan mobil kembali, tetapi di tengah jalan terjadi kemacetan yang diakibatkan adanya kecelakaan, maka anda dipaksa harus antri karena macet. Maka apa yang telah anda rencanakan waktu tempuh ke tempat tujuan 1 jam menjadi 2 jam atau lebih. Pertanyaannya adalah apakah anda menghendaki ban mobil anda kempes dan terpaksa antri karena suatu accident? Tidak bukan? Lalu siapa yang menggerakkan dan menahan laju mobil anda sehingga dua peristiwa itu terjadi beruntun dan anda mau tidak mau harus menerima dengan terpaksa? Allah SWT-lah yang merencanakan itu semua.

Hal sama pernah terjadi dengan salah satu sahabat saya. Ketika itu dia ingin pulang ke Malang dari Semarang dengan menumpang bus umum. Kepulangannya karena ada suatu keperluan penting dan mendadak. Jarak tempuh yang diperkirakan sampai ke rumah kira-kira delapan jam. Maka begitu sampai ke terminal dan melihat bus pertama yang akan berangkat dia langsung masuk mencari tempat duduk. Sambil menunggu penumpang lain dia tidur-tiduran. Namun apa yang terjadi? Sahabat saya merasa perutnya menuntut untuk diisi, meskipun dia berusaha menahannya namun tidak kuat. Dengan sedikit rasa kesal akhirnya dia turun untuk mencari warung makan. Betapa terkejutnya dia setelah selesai makan ternyata bus tadi telah berangkat. Mau tidak mau dia harus kembali menunggu bus berikutnya dan raut wajahnya semakin menunjukan kekesalan.

Syahdan berangkatlah bus yang dia tumpangi, namun betapa terkejutnya dia ketika di tengah perjalanan terjadi kemacetan. Sahabat saya berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan kemacetan dan ternyata telah terjadi kecelakaan lalu lintas. Dia semakin terkejut ketika bus yang ditumpangi melewati secara perlahan lokasi kecelakaan, ternyata bus yang semula akan dinaiki mengalami kecelakaan yang tragis dan seandainya dia jadi menumpang bus tersebut dia tidak bisa memperkirakan apa yang terjadi dengan dirinya karena kondisinya parah. Sahabat saya saat itu hanya tertegun dan dari bibirnya terucap kata istighfar, tasbih dan syukur meskipun dia terlambat sampai ke rumah. Pertanyaannya adalah siapakah yang menjadikan perut sahabat saya lapar sehingga dia terlambat datang ke rumah namun selamat sampai tujuan? Siapa yang menahan keberangkatannya? Allah SWT-lah yang merencanakan, karena dia Maha Memaksa dan Maha Menggerakkan.

QS. Luqman 31 : 34,
” ..dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok..”

QS. Al-Kahfi 18 : 23,
”Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu : sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi..”.

Kata “jangan” berarti larangan Allah SWT kepada manusia tentang apa yang akan dikerjakan kemudian. Hal ini dimaksudkan agar manusia terhindar dari rasa kecewa apabila yang terjadi di luar rencananya dan menjauhkan dari angan-angan kosong, misalnya: “Seandai aku jadi orang kaya...atau andaikata besok aku naik jabatan....,dll. Allah SWT mengingatkan manusia agar lebih baik memikirkan dengan serius apa yang saat ini sedang dijalani. Artinya manusia lebih memperhatikan apa yang sedang diperbuatnya sekarang. Kita tidak tahu 15 menit ke depan atau 1 jam berikutnya, dan seterusnya, apakah kita masih dipinjami nafas oleh Allah SWT atau tidak. Oleh karena itu janganlah terlena dengan apa yang terjadi besok, karena ini larangan. Pikirkanlah Allah SWT maka Allah SWT akan memikirkan hidup kita. Mudah bukan?

Bersambung...

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri-SCHSS

Pondok Cinta Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar