DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Jumat, 11 Juni 2010

Sang Mantan (2)


Sang Mantan (2)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Namun sering pula umat islam banyak yang terjebak pada firman Allah SWT yang diinformasikan secara tidak utuh oleh mereka yang dianggap sebagai “pemuka” agama karena tidak dilengkapi dengan ayat lain yang masih berhubungan dan saling menguatkan. Konyolnya lagi justru kita sering menerima mentah-mentah dan dinina-bobokan atas informasi tersebut. Jadi yang salah dan rugi siapa? Lalu apa gerangan isi firman itu yang sering kita dengar itu? Yaitu bahwa “Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum itu sendiri tidak mau mengubahnya sendiri”. Untuk lebih jelasnya akan saya kutipkan ayat tersebut :

QS. An-Anfal 8 : 53,
“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan kepada-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Dari ayat diatas terlihat bahwa seolah-olah manusia dapat bertindak dan mengubah keadaannya bila mau mengubah nasibnya sendiri. Benarkah hanya berhenti pada keterangan ayat diatas? Padahal di ayat lain yang senada, Allah SWT memperjelas dan menguatkan bahwa bila Dia menolak maka tidak ada yang mampu menahannya. Seberapapun detailnya kita membuat perencanaan. Adapun ayat tersebut adalah :

QS. Ar-Rad 13 : 11,
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Dari ayat di atas sangatlah jelas. Jadi meskipun kita berusaha mengubah hidup kita tetapi Allah SWT menolaknya lalu kita mau apa? Kalau anda dapat mengubah diri anda sendiri dan tidak mau menerima apa-apa yang diberikan Tuhan, kita buang qudrat dan iradat Allah SWT lalu apa yang akan terjadi? Padahal sebagai seorang mukmin, kita harus beriman kepada qudrat dan iradat-Nya? Kalau halnya anda tetap bersikukuh dengan pendapat anda sendiri, ya silahkan! Tapi tunggu siksa dunia yang akan segera datang, karena anda tidak mau mengikuti apa yang diberikan Allah SWT (bersyukur) maka syaitanlah sebagai pengganti pemimpinnya.

QS. Az-Zukhruf 43 : 36,
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”.

Syaitan adalah sifat yang buruk seperti iri, benci, tidak puas, dll. Manusia yang tidak bersyukur atas pemberian Tuhan maka hidupnya akan tersiksa, inilah neraka dunia.

Mau contoh? Lihatlah penyanyi dunia Michael Jackson yang tidak mau bersyukur ata pemberian Tuhan. Dia tidak menerima apa-apa yang diberikan Tuhan dan berusaha mengubahnya. Apa yang kemudian terjadi? Siksa datang. Dia harus mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk mempertahankan pigmen kulitnya, memelihara bagian tubuh yang telah dioperasi plastik, mempertahankan pita suaranya, kegelisahan menyelimuti hidupnya, kesakitan akibat mengubah hormon kulitnya, dll. Pada akhirnya ajal menjemput. Tragisnya semua dikarenakan over dosis obat yang harus disuntikan ke dalam tubuhnya untuk memelihara apa-apa yang telah diubahnya.

Contoh lain adalah mereka yang tidak puas dengan bentuk tubuh atau wajah sehingga melakukan suntik silicon atau operasi plastik. Maksud hati ingin tampil sempurna tetapi siksa yang di dapat. Secara psikis ada rasa kekhawatiran menyelimuti hatinya (takut rusak), secara materi harus mengeluarkan biaya pemeliharaan yang besar, bahkan kadang harus keluar negeri secara rutin.

Kalau halnya demikian janganlah menyalahkan Tuhan, karena Dia tidak menzalimi manusia tetapi manusialah yang menzalimi diri sendiri.

QS. Yunus 10 : 44,
“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri”.

QS. Az-Zukhruf 43 : 76,
“Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri”.

Mengapa tidak lebih baik dana yang besar itu untuk menyantuni anak yatim piatu, kaum dhuafa, dll? Justru manfaatnya lebih besar, baik ditinjau dari segi hubungan sosial maupun investasi untuk akhirat.

Bersambung...

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Fahri-SCHSS
Pondok Cinta Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar