DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Rabu, 03 Maret 2010

Syair An-Nafri

SYAIR IMAM AN-NAFRI

Al Mawaqif wal Mukhatabat
Syaikh Muhammad ibnu Abdul Jabbar bin al Hasan an-Nafry (Imam An-Nafri)

Allah berseru pada hamba-Nya:

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!

Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!

Engkau melihat amal perbuatanmu, walau baik sekalipun,tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!

Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asmamu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri.


Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada diantara Aku dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal Aku-lah yang menciptakan semua itu, dan telah Aku singkirkan semua itu darimu karena cinta-Ku untuk mendekat kepadamu, maka janganlah membawa semua itu ketika menemui-Ku—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa darimu.

Kalau saja engkau mengetahui, ketika engkau memasuki-Ku, pastilah engkau bahkan akan memisahkan diri dari para malaikat, sekalipun mereka semua saling bahu-membahu untuk membantumu, karena keraguanmu itu (bahwa ada penolongmu dihadapan-Nya selain Dia—red.), maka hendaklah jangan ada lagi penolong selain Aku.

Jangan pernah engkau melangkah ke luar rumah tanpa mengharap keridhaan-Ku, sebab Aku-lah yang bakal menunggumu (di luar rumah—red.) untuk menjadi penuntunmu.

Temuilah Aku dalam kesendirianmu, sekali atau dua kali setelah engkau menyelesaikah shalatmu, niscaya akan Aku jaga engkau di siang dan malam harimu, akan Aku jaga pula hatimu, akan Aku jaga pula urusanmu, dan juga kemauan kerasmu.

Tahukah engkau bagaimana caranya engkau datang menemui-Ku seorang diri? Hendaknya engkau menyaksikan bahwa sampainya hidayah-Ku kepadamu adalah karena Kemurahan-Ku. Bukan amalmu yang menyebabkan engkau menerima ampunan-Ku, bukan pula ilmumu.

Kembalikan pada-Ku buku-buku ilmu pengetahuanmu, serahkan pada-Ku catatan-catatan amalmu, niscaya akan aku buka dengan kedua tangan-Ku, Kuterima dan Kubuat ia berbuah dengan keberkatan-Ku, dan akan kulebihkan semuanya itu dengan kemurahan-Ku.”

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Selasa, 02 Maret 2010

Tujuh Sunnah Rasulullah SAW yang Hilang


Tujuh Sunnah Rasulullah SAW yang Hilang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pada tanggal 26 Februari 2010 lalu umat islam memperingati hari lahirnya Rasulullah SAW. Pertama-tama, selaku pribadi, ijinkanlah saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada umat islam di Indonesia atas cintanya kepada Rasulullah Muhammad SAW. Seorang Nabi agung dan mulia yang dengan kasih sayang, kesabaran dan keikhlasannya menemani umat untuk memperkenalkan islam, baik dalam keadaan suka maupun duka. Yang bersedia menderita lebih dulu sebelum umatnya menderita dan yang bersedia menerima kebahagiaan paling akhir ketika umatnya mendapat kebahagiaan. Sungguh beliau adalah suri tauladan sebagai pemimpin umat dan kepala negara yang begitu berusaha mengedepankan kepentingan rakyat dibanding memuaskan nafsu pribadinya.

Begitu cintanya umat islam sehingga setiap tahun bertepatan dengan tanggal kelahiran beliau (maulid Nabi), mereka menyambut dengan gegap gempita melalui bacaan Shalawat Nabi dan mengenang sejarah perjuangan beliau. Peringatan maulid Nabi tidak hanya diselenggarakan di masjid-masjid agung, tetapi juga di mushola, sekolah-sekolah bahkan di sudut-sudut kampung pedesaan. Sungguh pemandangan yang begitu menyejukkan.

Namun demikian, secara pribadi, ijinkan pula saya mengungkapkan rasa sedih yang sedalam-dalamnya melihat umat islam dewasa ini yang begitu banyak meninggalkan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupannya sehari-hari. Padahal mereka mengaku sebagai ahlus sunnah wal jama’ah. Tetapi lain di bibir lain pula dalam realita. Banyak yang tidak konsisten (munafik) antara perkataan dengan perbuatan. Bahkan ada dari sebagian kecil umat islam yang mengatas-namakan melaksanakan sunnah nabi masih dengan cara pilah dan pilih semata-mata untuk memuaskan egonya. Yang enak dilaksanakan, tetapi yang tidak enak pikir-pikir dulu. Padahal kalau kita mengaku umat dan cinta kepada Rasulullah SAW, tentunya apa yang pernah beliau contohkan, umat tentunya harus melaksanakan secara totalitas, holistik dan komprehensif. Tidak ada tebang pilih.

Banyak dari sunnah Rasulullah SAW yang ditinggalkan. Maka tidak heran bila jumlah umat muslim yang begitu dominan di Indonesia ibarat buih di lautan. Banyak tetapi hakikatnya kosong. Besar tetapi mudah diombang-ambingkan. Ibarat anak ayam kehilangan induknya. Perilakunya banyak yang jauh dari akhlak islami. Ini semua disebabkan umat islam tidak mengetahui dan paham dengan sebenarnya apa itu islam, iman, takwa karena akibat kelalaian mereka yaitu meninggalkan sunnah Nabi SAW.

Lalu apa saja pesan Nabi SAW yang dilalaikan atau diabaikan oleh umat islam sehingga kehidupan beragama umat islam menjadi gersang? Banyak sekali, namun menurut pengamatan saya ada 7 hal yang paling mendasar. Apa itu?

Pertama, Berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnahnya,(QS. Al-A’raaf 7 : 170).
Kedua, Shalat sebagai mi’raj-nya orang mukmin, (QS. Al-Baqarah 2 : 45-46).
Ketiga, Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa Rabbahu, (QS. Al-Baqarah 2 : 200).
Keempat, Tidak ada seorang pun yang selamat dengan amalnya sendiri (QS. Al-Baqarah 2 : 64).
Kelima, Belajar dari ayunan sampai liang kubur (QS. An-Nisaa’ 4 : 58).
Keenam, Innama a’malu bil niyat (QS. Al-Kahfi 18 : 110).
Ketujuh, Jihadun Akbar (Jihad melawan hawa Nafsu) (QS. Al-Hajj 22 : 78).

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Fahri-SC-HSS