DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Jumat, 28 Mei 2010

Dakwah Salah Kaprah (28)


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Mengapa begitu penting dan mulianya masjid bagi syiar agama dan umat muslimin? Paling tidak ada tiga hal :

Pertama, sebagai tempat shalat berjamaah. Dengan shalat tidak saja melakukan ibadah mahdloh, tetapi juga memupuk rasa persaudaraan dan persatuan umat, karena orang-orang yang bersama-sama mendirikan shalat akan merasakan ikatan batin yang menyatukan rasa dan kepribadian mereka.

Dengan demikian shalat berjamaah merupakan alat perekat hubungan sosial di tengah-tengah umat dan dapat digunakan untuk membangun serta menggalang rasa persaudaraan yang kuat dan berbuat untuk kesejahteraan bersama. Melalui shalat berjamaah pula, akan tercipta rasa persatuan, rasa persamaan derajat manusia, terciptanya kekuatan yang utuh dan dapat menopang rasa solidaritas yang tinggi. Dari kaitan ini maka Rasulullah SAW pernah bersabda:”Orang yang menghadap kiblat kami, shalat bersama kami, memakan sembelihan kami adalah muslim, antara seorang muslim dengan muslim lainnya saling memilki” (HR. Al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Abu Dawud, dan at-Tirmizi dari Anas bin Malik).

Shalat berjamaah juga mempunyai dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulllah SAW. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an,

QS. An-Nisaa’ 4 :102,
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bershalat, lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu”.

Meskipun ayat ini mengandung perintah untuk melaksanakan shalat berjamaah dalam keadaan takut di medan perang. Namun dalam kondisi seperti itu saja Allah SWT memerintahkan shalat berjamaah, apalagi dalam kondisi aman (tidak ada perang). Logika ini dalam usul fiqih disebut dengan qiyas ula (kias yang lebih utama). Lebih lanjut kalau kita memakai bahasa logika, kalaulah shalat jamaah tidak disyariatkan, tentu saja di waktu perang juga tidak di syariatkan.

Di ayat lain perintah shalat berjamaah diperjelas oleh Allah SWT, yaitu pada surat Al-Baqarah.

QS. Al-Baqarah 2 : 43,
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.”

Kedua, Sebagai tempat berdakwah, membaca dan mengkaji Al-Quran. Masjid adalah “rumah” umat islam. Siapa saja yang beragama muslim berhak dan boleh menggunakan untuk syiar tanpa memandang latar belakang dan asal usul. Karena pada hakekatnya setiap muslim itu saudara, yang diikat dalam kesamaan iman. Masjid juga sebagai wadah bertemunya (silaturahmi) antar umat muslim, untuk mengenal satu dengan lain dan tempat mediasi menjalin ukhuwah islamiyah.

Ketiga, Aktivitas sosial dan kesejahteraan umat. Fungsi lain dari masjid ialah sebagai tempat untuk kegiatan sosial seperti pembagian zakat fitrah, pembagian hewan qurban dan peringatan hari-hari besar umat islam.

***

Lalu bagaimana dengan fungsi masjid dijaman sekarang ini? Apakah kegunaannya masih sama ketika jaman Rasulullah SAW? Secara garis besar dapat dikatakan sama yaitu sebagai tempat ibadah shalat, berdakwah, dan kegiatan sosial. Namun disisi lain ada beberapa masjid yang sedikit berubah fungsinya. Sedikit berbelok arah. Tidak melayani umat dengan baik.

Kalau kita perhatikan selintas dari luar memang tidak ada perbedaaan fungsinya, namun apa yang kita lihat dari luar belum tentu sama isi dalamnya. Kok bisa? Mari kita bedah beberapa contoh peristiwa yang saya sendiri pernah mengalami atau mungkin juga anda pernah menemui.

Peristiwa I,

Suatu hari ketika saya bepergian keluar kota di sebelah selatan Jawa Tengah dan akan menunaikan ibadah shalat Jum’at, saya dikejutkan oleh peristiwa yang hingga saat ini tidak pernah saya lupakan.

Kebetulan siang itu jam menunjukan pukul 12.00 WIB, karena waktu sudah mepet maka saya mengusulkan kepada teman-teman untuk berhenti sejenak menunaikan shalat Jum’at. Tidak ada pilihan lain, kami harus berhenti pada saat menemukan masjid yang terlihat pertama kali. Syukur Alhamdulillah, akhirnya kami menemukan masjid tersebut.

Tanpa memperhatikan kondisi sekeliling dan tanpa pikir panjang kami bertiga segera mengambil air wudhu dan masuk ke dalam masjid. Saat itu khotib masih memberikan khotbah. Disinilah awal kejadian aneh bermula.

Ketika mengambil duduk sambil mendengarkan khotbah, jamaah di sekeliling memperhatikan kedatangan kami. Saya sempat memperhatikan dan beradu pandang. Sorot mata mereka menunjukan tanda curiga. Namun kami tidak mempedulikannya.

Setelah khotbah selesai dan dilanjutkan dengan shalat Jum’at berjamaah, kami masing-masing berdzikir sebentar. Namun ketika akan beranjak meninggal masjid, kami masih menemui hal yang sama seperti saat memasukinya. Para jamaah memandang dan mengamati tingkah laku kami. Seolah-olah manusia yang salah dan patut dicurigai. Sungguh mengherankan tingkah laku mereka.

Di lain waktu, kejadian tersebut saya ceritakan kepada salah seorang ustadz dan betapa terkejutnya saya atas jawaban yang diberikan.

Ternyata masjid itu khusus diperuntukkan dan hanya digunakan oleh aliran islam A (demi kerahasiaan dan etika sengaja tidak saya sebutkan). Bagi jamaah yang bukan anggotanya maka mereka beranggapan bahwa saya umat muslim yang berada di luar kelompok mereka. Seperti bukan saudara seiman. Astaghfirullah! Saya kaget dan kurang mengerti jalan pikiran mereka. Apa hak mereka mengadili kami seperti itu?

Bersambung...

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Fahri-SCHSS
Pondok Cinta Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar