DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Kamis, 06 Mei 2010

Dakwah Salah Kaprah (14)


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah acara dzikir selesai dan kondisi dirasa cukup kondusif, pembimbing pengajian akhirnya angkat bicara untuk menengahi tentang permasalahan yang didiskusikan. Ini untuk menjaga agar pembahasan tidak berlarut-larut tanpa menemukan titik temu dan solusinya.

“Karena sudah tidak diperoleh titik temu, maka seperti pesan Rosulullah SAW, mari kita kembali ke Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan pelita hati umat islam. Cobalah buka surat Ar-Rum ayat 29 dan surat Yunus ayat 39, disitu jelas sekali kriterianya siapa yang berhak menyampaikan syiar agama. Bacalah pelan-pelan dan mintalah kepada Allah SWT untuk memahamkannya!”

Secara bersamaan kami semua membuka Al-Qur’an dan membaca ayat tersebut,

QS. Ar-Ruum 30 : 29,
“Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?. Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun”.

QS. Yunus 10 : 39,
“Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu.”

Setelah semua selesai membacanya, pembimbing kami menguraikan makna dan pemahaman ayat tersebut. Secara singkat beliau menerangkan beberapa point yaitu :

Pertama, bahwa yang namanya Nabi/Rasul, Waliyullah dan Ulama adalah yang berhak mengangkat, memilih dan memberikan mandat itu Allah SWT. Bukan seperti sekarang ini, banyak gelar ulama, kyai, dai atau ustadz justru yang memberi gelar adalah manusia. Manusia membuat aturan sendiri dan kriterianya tidak berpedoman kepada Al-Qur’an.

Kedua, atas pemberian mandat itulah Allah SWT yang menurunkan rahmat dan hidayah berupa pemahaman dan penjelasan Al-Qur’an kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih.

QS. Faathir 35 : 32,
“Kemudian, Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba Kami,lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”.

Dari beberapa ayat tersebut jelaslah bahwa yang semestinya berhak menyampaikan dakwah adalah mereka yang dipilih dan mendapat mandat dari Allah SWT. Ilmu mengenai pemahaman Al-Qur’an, yang menerangkan adalah Allah, sebagaimana yang dialami Rasulullah SAW yang mendapat rahmah, hidayah dan pencerahan dari Allah SWT, meskipun Beliau adalah ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Apa yang dialami Nabi dan Rasul adalah sama, demikian pula para waliyullah dan ulama. Semua belajar dan dipahamkan oleh Allah SWT. Dengan demikian Insya Allah orang yang dipilih, dirahmati dan mendapat Nurullah itu dapat memberikan pencerahan kepada umat.

Sedangkan orang yang mengakui dirinya berhak menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an tanpa mendapat mandat dari Allah SWT, maka digolongkan orang zalim yang ilmunya berdasarkan hawa nafsunya.

Renungan :

Banyak dari umat islam yang salah kaprah dalam menilai berhak tidaknya seseorang menjadi pendakwah. Kadang tolok ukurnya sangat sederhana. Seseorang yang kebetulan memiliki pengetahuan tentang agama langsung diberi gelar atau dipanggil ustadz dan berhak menyampaikan dakwah. Padahal bukan demikianlah tolok ukur dari sisi Allah SWT bagi seorang pendakwah.

Coba sekali lagi baca surat surat Ar-Ruum ayat 29 dan surat Yunus ayat 39 diatas dengan pelan-pelan dan resapi, disitu jelas sekali kriterianya siapa yang berhak menyampaikan syiar agama, yaitu mereka yang dijelaskan oleh Allah SWT.

Seperti yang dialami oleh Rasulullah SAW, meskipun beliau tidak bisa membaca dan menulis (ummi), namun berkat rahmat dan karunia Allah SWT maka beliau hafal, paham dan tahu makna ayat yang diturunkan kepadanya, baik yang tersirat maupun tersurat, karena yang menjelaskan Allah SWT.

Dari setiap ayat yang baru diturunkan dan difahamkan ini, baru kemudian Rasulullah SAW mendakwahkan atau menyampaikan kepada para sahabat dan umat islam pada waktu itu. Karena ada Nurullah pada beliau maka apa yang disampaikan akan memberikan pencerahan kepada para sahabat dan umat islam.

Demikian pula yang terjadi pada waliyullah dan ulama sepeninggal Rasulullah SAW. Mereka yang dipilih dan diberi mandat Allah SWT, akan dipahamkan dan dijelaskan oleh Allah SWT mengenai ayat Al-Qur’an dan apa itu agama islam. Mereka-lah yang berhak menjadi pendakwah karena mendapat Nurullah (cahaya dari Allah). Maka tidak heran, karena cahaya Allah inilah dakwahnya akan menyinari dan memberikan pencerahan kepada jamaah atau umat yang didakwahi.

Coba renungkan dan silahkan anda kaji!

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Fahri-SCHSS

Pondok Cinta Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar