MERAIH "PIALA" RAMADHAN (3)
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mari kita selesaikan pembahasan kita..mumpung malam 21 Ramadhan 1430 H..
Lailatul Qadar
Suatu ketika Rasulullah SAW dihadapan para sahabatnya menceritakan tentang seorang pemuda Bani Israil yang bernama Sam’un yang memiliki kekuatan fisik dan mampu beribadah sehari semalan selama 1.000 tahun (80 tahun). Pada waktu siang hari Sam’un berjihad dan malamnya beribadah, tak mengenal lelah. Kondisi inilah yang menjadikan para sahabat berdecak kagum dan “cemburu” dengan keutamaan ibadah yang mampu dijalani oleh Sam’un.
Melihat kondisi ini dan atas kemurahan Allah SWT, maka diutuslah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu mengenai Lailatul Qadar (QS. Surat Al-Qadr 97: 1-5). Pada ayat tersebut, Allah SAW menghibur umat islam, bahwa dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang tingkat ibadahnya sama dengan 1.000 bulan (Lailatul Qadar).
Banyak literatur islam yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar akan turun pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, ada juga yang mensinyalir malam ganjil 10 hari terakhir Ramadhan, bahkan ada mengerucutkan pada malam 27 Ramadhan. Bahkan ada literatur yang menyebutkan ciri-ciri turunnya Lailatul Qadar seperti siang hari tidak panas dan mendung, langit bersih dari awan, angin bertiup sepoi-sepoi dan masih banyak lagi. Apakah ini benar? Wallahualam bi Shawab.
Adapun sikap kita sebagai orang beriman hendaklah jangan sampai membeda-bedakan kemuliaan hari satu dengan hari lainnya di bulan suci Ramadhan. Tetaplah berniat, beribadah dan berfokus hanya semata-mata karena Allah SWT. Dengan niat yang ikhlas, cinta dan berpasrah diri kepada Allah SWT, Insya Allah, dengan kemurahan-Nya kita akan mendapatkan Lailatul Qadar. Jadi Lailatul Qadar adalah “bonus” dari Allah SWT karena semata-mata niat hamba-Nya yang benar dalam menjalankan ibadah.
Namun sebagai gambaran, seperti yang ditulis oleh Sayyid Qutub dalam salah satu kitabnya yaitu Tafsir Fi Dzilalil Qur’an, bahwa malam Lailatul Qadar bermandikan cahaya Allah, cahaya malaikat dan cahaya ruh hingga terbit fajar. Inilah yang saya kemukakan sebelumnya bahwa umat islam hendaknya melibatkan dimensi fisik dan ruhani. Kenapa? Karena tanda Lailatul Qadar diturunkan dalam bentuk dimensi cahaya (non materi) dan hanya ruhani-lah yang mampu menyaksikan, karena hakekatnya ruhani juga berdimensi non materi.
Selain surat Al-Qadr 97 : 1-5 yang menerangkan peristiwa Lailatul Qadar, di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menerangkan secara tersirat ciri-ciri hamba-Nya yang mendapat Lailatul Qadar, yaitu:
“...Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki...,” (QS. An-Nur 24 : 35).
Cahaya itu berarti atau menggambarkan warna putih, bersih dan cemerlang. Ini pertanda bahwa Allah SWT menurunkan rahmat, berkah dan ampunan atas dosa-dosa hamba-Nya yang mendapatkan Lailatul Qadar. Maka Ramadhan identik dengan bulan suci yang penuh rahmat, berkah dan ampunan.
Demikian sekilas uraian saya, semoga dengan sisa waktu pada bulan Ramadhan 1430 H ini, Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, berkah dan maghfirah-Nya kepada umat islam dan menerima amal ibadah kita semua. Amin.
Selesai, 21-Ramadhan-1430 H
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Mari kita selesaikan pembahasan kita..mumpung malam 21 Ramadhan 1430 H..
Lailatul Qadar
Suatu ketika Rasulullah SAW dihadapan para sahabatnya menceritakan tentang seorang pemuda Bani Israil yang bernama Sam’un yang memiliki kekuatan fisik dan mampu beribadah sehari semalan selama 1.000 tahun (80 tahun). Pada waktu siang hari Sam’un berjihad dan malamnya beribadah, tak mengenal lelah. Kondisi inilah yang menjadikan para sahabat berdecak kagum dan “cemburu” dengan keutamaan ibadah yang mampu dijalani oleh Sam’un.
Melihat kondisi ini dan atas kemurahan Allah SWT, maka diutuslah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu mengenai Lailatul Qadar (QS. Surat Al-Qadr 97: 1-5). Pada ayat tersebut, Allah SAW menghibur umat islam, bahwa dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang tingkat ibadahnya sama dengan 1.000 bulan (Lailatul Qadar).
Banyak literatur islam yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar akan turun pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, ada juga yang mensinyalir malam ganjil 10 hari terakhir Ramadhan, bahkan ada mengerucutkan pada malam 27 Ramadhan. Bahkan ada literatur yang menyebutkan ciri-ciri turunnya Lailatul Qadar seperti siang hari tidak panas dan mendung, langit bersih dari awan, angin bertiup sepoi-sepoi dan masih banyak lagi. Apakah ini benar? Wallahualam bi Shawab.
Adapun sikap kita sebagai orang beriman hendaklah jangan sampai membeda-bedakan kemuliaan hari satu dengan hari lainnya di bulan suci Ramadhan. Tetaplah berniat, beribadah dan berfokus hanya semata-mata karena Allah SWT. Dengan niat yang ikhlas, cinta dan berpasrah diri kepada Allah SWT, Insya Allah, dengan kemurahan-Nya kita akan mendapatkan Lailatul Qadar. Jadi Lailatul Qadar adalah “bonus” dari Allah SWT karena semata-mata niat hamba-Nya yang benar dalam menjalankan ibadah.
Namun sebagai gambaran, seperti yang ditulis oleh Sayyid Qutub dalam salah satu kitabnya yaitu Tafsir Fi Dzilalil Qur’an, bahwa malam Lailatul Qadar bermandikan cahaya Allah, cahaya malaikat dan cahaya ruh hingga terbit fajar. Inilah yang saya kemukakan sebelumnya bahwa umat islam hendaknya melibatkan dimensi fisik dan ruhani. Kenapa? Karena tanda Lailatul Qadar diturunkan dalam bentuk dimensi cahaya (non materi) dan hanya ruhani-lah yang mampu menyaksikan, karena hakekatnya ruhani juga berdimensi non materi.
Selain surat Al-Qadr 97 : 1-5 yang menerangkan peristiwa Lailatul Qadar, di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menerangkan secara tersirat ciri-ciri hamba-Nya yang mendapat Lailatul Qadar, yaitu:
“...Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki...,” (QS. An-Nur 24 : 35).
Cahaya itu berarti atau menggambarkan warna putih, bersih dan cemerlang. Ini pertanda bahwa Allah SWT menurunkan rahmat, berkah dan ampunan atas dosa-dosa hamba-Nya yang mendapatkan Lailatul Qadar. Maka Ramadhan identik dengan bulan suci yang penuh rahmat, berkah dan ampunan.
Demikian sekilas uraian saya, semoga dengan sisa waktu pada bulan Ramadhan 1430 H ini, Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, berkah dan maghfirah-Nya kepada umat islam dan menerima amal ibadah kita semua. Amin.
Selesai, 21-Ramadhan-1430 H
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar