DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Rabu, 16 September 2009

Para Pencari Allah (1)


PARA PENCARI ALLAH SWT (1)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Para sahabat dan sidang pembaca yang dirahmati, dicintai serta dimuliakan Allah SWT.

Al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia melalui Rasulullah SAW sebagai pedoman, pelajaran dan pelita hati bagi setiap umat manusia. Tidak ada keraguan sedikit bagi orang yang meyakini (QS. Al-Baqarah 2 : 2). Ibarat dalam gelap gulita, maka Al-Qur’an adalah penerang dan penuntun manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya.

”Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (Al-Jasiyah 45 : 20).

”Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Al-Qamar 54 : 17).

”(Qur’an) ini menjadi pelita hati untuk manusia dan jadi petunjuk dan rahmat untuk kaum yang yakin.” (Al-Jasiyah 45 : 20).

Salah satu isi dari Al-Qur’an adalah menceritakan tentang sejarah para Nabi/Rasul dalam pengembaraannya “menemukan” Tuhan. Memang hidup manusia di dunia ibarat seorang musafir/pengembara yang sedang bepergian dan mempunyai harapan~pada akhirnya~akan kembali lagi dengan selamat ke asal-usulnya.

Namun bagi seorang pengembara untuk kembali selamat tidaklah mudah, banyak rintangan, halangan dan tantangan yang mesti dilalui. Dibutuhkan lebih dari perjuangan dan pengorbanan harta, jiwa, raga, dsb.

Awal pengembaraan manusia sebenarnya dimulai saat di alam azali, dimana Ruh kita pernah berjumpa dan sempat menatap puas wujud hakiki Allah SWT, bahkan Ruh kita telah disumpah dan bersaksi dihadapan-Nya, bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Dialog dan persaksian ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab,’Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di Hari Kiamat kamu tidak mengatakan, ’Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS. Al-A’raf 7 : 172).

Namun ketika manusia hidup di dunia dijangkiti penyakit amnesia sehingga lupa akan sumpah dan kesaksiannya. Kebanyakkan manusia terlena dengan hiruk pikuk dunia. Terdampar oleh nikmatnya “surga” dunia. Hal ini terjadi karena Ar-Ruh (diri manusia yang sejati) terbungkus oleh An-nafs. Ibarat mutiara yang tenggelam dalam lumpur.

Oleh karena itu Allah mengutus para Nabi/Rasul untuk memperingatkan manusia akan asal usulnya, apa yang harus dilakukan di dunia sehingga kembali dengan selamat di sisi Allah SWT. Sebelum Rasulullah Muhammad SAW wafat, Beliau berpesan kepada umatnya agar berpegang teguh dengan dua perkara yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, sebagai pedoman dan peta dalam pengembaraannya di dunia sehingga manusia selamat dunia akhirat.

Tetapi anehnya banyak dari umatnya yang mengaku cinta kepada Beliau tidak mau menjalankan pesannya, bahkan tidak mau belajar cara Beliau dalam berjuang “menemukan” Allah SWT.

Tidak hanya kita saja yang harus berjuang “menemukan” Allah SWT, sebelumnya para Nabi/Rasul pun dituntut Allah SWT untuk memperjuangkannya. Mari kita buka Al-Qur’an yang menceritakan bagaimana perjuangan beberapa Nabi/Rasul untuk mencari Allah SWT. Terlebih dahulu saya nukilkan perjuangan Nabi/Rasul Ibrahim AS dalam “mencari dan menemukan” Allah SWT.

“Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: ’Inilah Tuhanku.’ Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: ’Aku tidak suka yang tenggelam’. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata :’ Inilah Tuhanku.’ Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: ’Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.’ Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata:’Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.’ Maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata : ’Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan’. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. Al-An’am 6 : 76-79)

Begitulah Khalilullah (Nabi Ibrahim AS) berjuang untuk menemukan Allah SWT dengan cara membaca ayat-ayat kauniyah, sehingga dengan kemurahan rahmat dan hidayah-Nya atas perjuangan Nabi Ibrahim AS tersebut, Allah SWT berkenan menuntun Beliau untuk “mengenal”-Nya.

Bersambung....

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar