DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Senin, 14 September 2009

Buah Dari Pemahaman (1)


BUAH DARI PEMAHAMAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Para sahabat dan sidang pembaca yang dirahmati, dicintai serta dimuliakan Allah SWT.

Pada tanggal 5-September-2009 (Sabtu Malam Minggu) kemarin salah satu sahabat Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang mengalami kecelakaan sepeda motor ketika akan berangkat ke pengajian SC-HSS. Syukur Alhamdulillah, Allah SWT masih melindunginya sehingga hanya luka di kaki dengan beberapa jahitan. Sahabat saya ini dalam posisi tidak bersalah, karena sang penabraklah yang menyalip mobil namun tidak memperhatikan posisi didepannya, sehingga terjadilah kecelakaan itu.

Mendengar kabar tersebut, 2 (dua) sahabat saya di SC-HSS langsung menuju TKP untuk memberikan pertolongan dengan rasa ikhlas tanpa menunggu perintah. Inilah bentuk dari rasa sayang, mengasihi dan ikut sakit bila salah satu saudaranya sakit. Sungguh suatu bentuk persahabatan yang tulus. Inilah komunitas yang selama ini saya dambakan, tanpa ada hubungan darah tetapi merasa kita semua adalah keluarga besar yang selalu menemani, menghibur, memberikan semangat, tempat curhat baik masalah agama, keluarga, maupun yang lainnya, memiliki rasa empati dalam keadaan suka maupun duka.

Dari kecelakaan tersebut terjadi keanehan, justru sepeda motor sang penabrak inilah rusak parah, blok mesin pecah, lampu kendaraan pecah, dll dan sang penabrak harus dirawat inap di sebuah rumah sakit. Sedangkan sahabat saya, rem kendaraannya saja yang bengkok dan luka dikaki. Padahal sang penabrak mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan lebih tinggi dibanding sahabat saya. Logika berfikirnya justru kendaraan yang berjalan lambatlah yang seharusnya lebih parah, ini yang terjadi justru sebaliknya (bertentangan dengan hukum fisika). Subhanallah....Allah SWT masih melindungi sahabat saya.

Keanehan kedua terjadi, justru pihak si penabrak (yang salah) yang marah-marah dan menyalahkan sahabat saya, sementara sahabat saya hanya terdiam dan sabar. Para saksi mata dan penolong-pun membenarkan posisi sahabat saya (tidak salah) justru heran melihat perilaku sahabat saya yang hanya diam, ditambah dengan melihat luka dikakinya yang mengeluarkan banyak darah, sahabat saya tidak mengeluh atau meringis kesakitan. Bahkan salah seorang dari penolong berkata,”Wah kalau saya yang terluka pasti tidak tahan dan mengaduh!”.

Ada apa gerangan? Hikmah apa yang bisa kita petik? Ternyata ini adalah buah dari pemahaman akan ayat-ayat Allah SWT.

”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu, Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri ” (QS. Al-Hadiid 57 : 22-23).

Sahabat saya dipahamkan Allah SWT, bahwa yang namanya musibah dan perjalanan hidup tiap manusia itu telah tertulis di kitab lauh mahfudz dan ini tidak bisa diubah. Maka sahabat saya dengan sabar dan ikhlas menerimanya, karena ini kehendak Allah SWT. Inilah perilaku seorang yang (Insya Allah) telah diberikan hidayah. Tetapi banyak juga lho, orang yang mengaku sudah beriman perilakunya tidak menunjukkan orang yang beriman, seperti menyimpan bara kemarahan, diam-diam memupuk kebencian, tidak memiliki pendirian (pengecut), suka mendzalimi orang meski seiman, bangga dengan kemunafikan dan kotoran dunia, dll. Ini karena proses iman tidak berasal dari Allah SWT, tetapi banyak dari kita meng-iman-kan diri sendiri (contoh : lihat QS. Al-Hujuraat 49 :14).

Sahabat saya juga dipahamkan dengan ayat yang lain, yaitu :

”Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.....(QS. Al-Qasas 28 : 68).

Kalau boleh sahabat saya untuk memilih, tentunya dia akan memilih tidak mengalami kecelakaan. Apa sih enaknya kecelakaan? Tidak enakkan? Tapi inilah jalan yang telah ditentukan Allah SWT. Bahwa yang namanya manusia jalannya telah dipilihkan oleh Allah SWT, dan kita tinggal menerima, tunduk dan patuh atas kehendak-Nya. Jadi sahabat saya mengambil sikap menerima dengan ikhlas dan sabar atas kehendak Allah SWT.

(Bersambung)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Fahri
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar