DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Senin, 14 September 2009

Buah Dari Pemahaman (2)


BUAH DARI PEMAHAMAN (2)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Para sahabat dan sidang pembaca yang dirahmati, dicintai dan dimuliakan Allah SWT.

Mari kita lanjutkan artikelnya...

Seringkali manusia (terutama umat Islam) mempunyai pandangan salah kaprah, bahwa manusia berhak memilih dan menentukan jalan hidupnya. Sementara Allah SWT seolah-olah tidak boleh atau tidak ikut campur tangan. Allah SWT dikondisikan jauh bersemayam di Arsy tanpa mengurusi makhluknya. Coba anda bayangkan bila manusia berhak memilih maka tidak ada manusia yang ingin hidupnya miskin karena semua ingin kaya dan hidup enak, juga tidak ingin yang wajahnya jelek tetapi ingin cantik atau tampan, tidak ada yang ingin bodoh namun ingin semua pintar, tidak ingin bertindak tidak terpuji tetapi baik semua, dll. Kalau kejadiannya begini apa jadinya? Atau seperti taklit sebuah iklan pajak, “Apa kata dunia?”.

Ini mengapa Allah SWT menuntut manusia yang memiliki banyak rejeki untuk berzakat, bershadaqah, berinfaq kepada saudara-saudaranya yang kurang mampu, juga menuntut orang yang pandai untuk mengamalkan ilmunya, yang baik menasehati yang tersesat, dll.

Mungkin karena umat islam ada yang salah kaprah memahami ayat lain di dalam Al-Qur’an dan memahaminya secara tekstual seperti pada ayat :

“Allah tidak mengubah nikmat yang dianugerahkan pada suatu kaum kecuali jika mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri...(QS. Al-Anfal 8 : 53).

Namun Allah SWT mempertegas pada ayat lain,

”Sesungguhnya Allah tidak merubah sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS Ar-Rad 13 : 11).

Maksud dari 2 (dua) ayat tersebut diatas adalah seolah-olah manusia dapat mengubah hidupnya dengan cara berusaha diri sendiri tanpa melibatkan Allah SWT. Mampukah manusia mengubahnya? Kalau mampu berarti bertentangan dong dengan ayat Al-Qasas 28 : 68? Kalau ini yang anda pegang maka anda siap-siap untuk kecewa bila usaha anda gagal total, tidak sesuai dengan apa yang anda harapkan dan ujung-ujungnya menyalahkan Allah SWT, “Kok saya sudah berusaha mati-matian, Allah tidak merubah nasib saya!” . Dan akan lebih parah lagi anda akan menderita stress, depresi dan mungkin sakit jiwa. Na’udzubilahi min dzalik!

Semestinya dalam memahami kedua ayat diatas (tentang merubah nasib) bukan berarti kita berusaha mati-matian untuk kondisi hidup/ketetapan hidup, tetapi Allah SWT menyuruh merubah cara berfikir kita. Jangan mempertanyakan sesuatu yang bertentangan dengan cara fikir kita. Tetapi fikiranlah yang harus menyesuaikan dengan kehendak Allah SWT. Sehingga sesuatu yang selama ini kita anggap masalah menjadi tidak menjadi masalah. Terima apa adanya dengan ikhlas. Karena apa yang kita fikir baik, belum tentu baik menurut Allah SWT.

“...boleh jadi kamu benci sesuatu, sedang ia lebih baik bagimu; boleh jadi kamu kasihi sesuatu, sedang ia mudharat bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah 2 : 216).

Kalaupun ada manusia dengan berusaha keras dan usahanya berhasil bukan karena semata-mata hasil karyanya sendiri tetapi manusia tersebut digerakkan oleh Allah SWT (Al-Qohar) melalui petunjuk atau ilham, sehingga manusia tersebut digerakkan selaras dengan kehendak Allah SWT. Dia dituntun Allah SWT menjadi “wadah”-nya demi kemashalatan orang banyak. Ibarat alam semesta ini (bumi, bulan, gunung, dll), semua beraktivitas (bergerak) atas kehendak Allah SWT. Diam tapi aktif.

Inilah sebenarnya rangkaian ayat-ayat Allah SWT yang saling menerangkan, namun kadang kita salah dalam memahami. Karena pemahaman bukan diperoleh dari Allah SWT, tetapi pemahaman diperoleh dengan menggunakan atau hasil olahan fikiran kita sendiri. Ya...akhirnya terjadi salah kaprah dalam memahami ayat bahkan gara-gara memakai cara fikir manusia menyebabkan sesama umat islam saling bertengkar karena kelompoknya merasa paling benar dalam memahami suatu ayat atau kadang-kadang kita merasa bahwa ayat-ayat Al-Qur’an kok saling bertentangan. Tidaklah mungkin ayat-ayat Allah SWT saling bertentangan. Lha kitanya sendiri saja yang salah dalam memahami.

Saya hanya dapat menghimbau kepada umat islam supaya minta kepada Allah SWT untuk memahamkan ayat-ayatnya melalui pengajaran-Nya (baca artikel saya yang lain yaitu, “Memahami Al-Qur’an itu Gampang” dan “Allah, Sang Maha Guru”). Sehingga benar-benar kita “duduk” sebagai hamba Allah SWT yang semestinya, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Demikian sedikit yang dapat saya uraikan, semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Fahri-Penulis
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang
www.akubersujud.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar