DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Kamis, 26 September 2013

MAKNA SPIRITUAL IBADAH HAJI (2-SELESAI)


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dalam artikel ini, saya tidak membahas tentang syariat berhaji karena pembaca pasti banyak yang sudah paham. Saya lebih berfokus membahas dari tinjauan aspek spiritual (batiniyah/filosofis) dibalik makna ritual tersebut.
·       
      Ihram
Ihram adalah prosesi ritual ibadah haji dengan ditandai pemakaian kain putih 2 (dua) lembar tanpa boleh ada jahitan. Secara simbolik kain putih menandakan bahwa itulah kain kafan yang akan dikenakan saat meninggal dunia kelak. Jadi ingatlah mati, tinggalkan keramaian dunia  yang penuh fatamorgana, fokuskan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Ihram merupakan lambang bersihnya hati dari seorang Muslim dari segala sesuatu, disitulah Baitullah yang sesungguhnya yang bersih dari sifat Musyrik.  Dikenakannya kain bagi seluruh jamaah haji tanpa kecuali juga menandakan tidak ada perbedaan duniawi ketika menghadap Allah SWT. Harta, tahta, dan status sosial semuanya tidak berguna di hadapan-Nya, hanya ketakwaan-lah yang menjadi tolok ukur derajat di hadapan Allah SWT.  Ihram juga sebagai prosesi melepaskan ikatan nafsu untuk mencapai ruhani yang tinggi. Ar-ruh berkuasa atas an-nafs. Meluruskan niat hanya beribadah, kagum dan terpesona hanya kepada Allah SWT. Tidak kepada yang selain-Nya.
·       
        Thawaf
Prosesi mengitari ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali putaran mempunyai makna bahwa Allah SWT adalah Tuhan alam semesta. Dia-lah pusat segala-galanya bagi makhluk-makhluknya untuk meminta pertolongan, tempat bergantung dan mohon perlindungan. Tidak ada kekuatan suatu apapun yang dapat menandingi-Nya. Berputar mengelilingi Ka’bah juga menandakan agar manusia senantiasa tunduk dan patuh atas kehendak-Nya, sebagaimana bumi yang berotasi dan berevolusi, bulan mengelilingi bumi, planet-planet yang berjalan di atas garis edarnya. Semua menerima apa-apa yang telah digariskan Tuhannya. Dengan ketunduk-patuhan ini agar kehendak diri manusia senantiasa selaras dengan kehendak Allah SWT. Inilah yang dinamakan pasrah secara totalitas (berserah diri) sehingga menghasilkan keharmonisan jiwa.
·       
      Sa’i
Prosesi lari-lari kecil dari bukit shafa ke marwa sebanyak 7 kali ini untuk mengingatkan perjuangan ibunda Siti Hajar ketika mencari air untuk minum anaknya, nabi Ismail AS ketika masih bayi. Manusia boleh berikhtiar dan berencana dalam mengusahakan sesuatu, tetapi rencana Allah SWT yang pasti terjadi. Sa’i mengajarkan kesadaran berketuhanan dan bergantung secara totalitas kepada Allah SWT sebagai Penguasa Tunggal apa-apa yang ada di langit dan bumi. Dengan bergantung hanya kepada-Nya akan menghasilkan jalan keluar dari segala kesulitan atau masalah hidup baik di dunia maupun akhirat.
·      
      Wukuf di Arafah
Inilah puncak ibadah haji. Tidak boleh jamaah haji meninggalkan prosesi ibadah ini meskipun sedang sakit. Haji adalah arafah (Al-Hajju Arafah). Di tempat inilah Allah SWT akan menilai diterima (mabrur) tidaknya ibadah haji sang hamba, “Al-Hajju Arafah, Man Jaa Lailata Jam’in Qabla Tulu’il Fajri Faqad Adraka” (HR. Ahmad).
Kesadaran wukuf merupakan puncak tertinggi dalam berspiritual haji, yaitu menyadari dan menyaksikan adanya Allah SWT Yang Maha Meliputi Segala Sesuatu. Prosesi yang dilakukan adalah berdiam diri dan tenang dalam keadaan ma'rifatullah sambil berdzikir. Arafah bermakna penyaksian diri, man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu (Manusia yang mengenal dirinya maka akan mengenai Tuhannya). Sekali lagi, haji adalah yaitu Arafa, tanpa Arafa berarti hajinya tidak syah alias Umrah (haji kecil). Pertanyaannya, ketika seorang abdi melaksanakan haji dan sedang Wukuf di padang Arafa (padang penyaksian) apa yang mereka saksikan pada waktu itu? Sudahkah mereka menyaksikan dirinya dihadirkan oleh Tuhan di padang Arafa-Nya? Haji itu peristiwa seorang abdi yang dipanggil  Tuhannya untuk menjadi tamu-Nya  di tanah suci-Nya dengan berbekal ilmu dan amal shalihnya. Bagi yang diterima hajinya, pada waktu wukuf mereka dapat menyaksikan (Arafa) dirinya dihadirkan Allah SWT dipadang-Nya yang luas tak berbatas. Mereka itu orang-orang diperjalankan Allah SWT bisa mengenal Tuhannya dengan jalan mengenali dirinya sendiri. Sebagaimana makna doa orang berhaji adalah: “Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah”. Mereka benar-benar hamba yang dipanggil Tuhannya bukan dituntun nafsunya untuk mendatangi Baitullah/Masjidil Haram.
·       
      Lempar Jumrah
Prosesi selanjutnya adalah melempar jumrah ke 3 (tiga) tugu dengan batu kerikil masing-masing tugu (aqabah, ula, wustha) sebanyak 7 (tujuh) buah. Prosesi ini dilatarbelakangi oleh peristiwa nabi Ibrahim AS  saat mengusir iblis dengan batu ketika mencoba menggodanya untuk memenuhi perintah Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Makna lempar jumrah oleh para jamaah haji bukanlah melempari iblis dengan batu sebagaimana Nabi Ibrahim AS dahulu lakukan. Logikanya bagaimana mungkin iblis yang tidak kasat dilempari batu, mungkin malah tidak mengenai sasaran. Adapun makna yang sebenarnya adalah manusia diperintah Allah SWT untuk membuang nafsu fujur dan sifat syaitan yang ada dalam dirinya. Bukankah sifat syaitan bersemayam di hati dan mengalir dalam darah manusia? “Sesungguhnya syaitan mengalir dalam tubuh manusia melalui aliran darah” (HR. Muslim)

            Demikian sekilas pembahasan mengenai makna spiritual haji, semoga para kerabat dan sahabat yang menunaikan ibadah haji tahun ini mendapat limpahan nikmat dari Allah SWT menjadi haji yang mabrur. Amin.

            Artikel di atas adalah petikan dari e-book saya yang ketiga yang berjudul “Menyibak Takwil Rakaat Shalat Fardhu”. Apabila pembaca berminat, silahkan membeli (donasi untuk kepentingan social keagamaan) dengan cara mendownload. Adapun E-Book yang telah saya terbitkan adalah :
  1. E-Book PERTAMA saya yang berjudul : “MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA’RIFATULAH” http://www.akubersujud.blogspot.com/2013/05/e-book-meneladani-spiritual-rasulullah.html (silahkan klik kalimat/tulisan yang berwarna merah disamping ini untuk mengetahui syarat dan ketentuannya).
  2. E-Book KEDUA saya yang berjudul : “MENGAJI AL-QUR’AN KEPADA ALLAH” http://www.akubersujud.blogspot.com/2013/06/e-book-kedua-mengaji-al-quran-kepada_5596.html (silahkan klik kalimat/tulisan berwarna yang berwarna merah disamping ini untuk mengetahui syarat dan ketentuannya).
  3. E-Book KETIGA saya yang berjudul : “MENYIBAK TAKWIL RAKAAT SHALAT FARDHU” http://www.akubersujud.blogspot.com/2013/07/e-book-ketiga-menyibak-takwil-rakaat.html  (silahkan klik kalimat/tulisan yang berwarna merah disamping ini untuk mengetahui syarat dan ketentuannya).

Semoga bermanfaat!!!
Senantiasa ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT!!!
            
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar