DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Kamis, 23 Juli 2009

Peganglah 3 Perkara Dalam Hidup Ini


PEGANGLAH 3 PERKARA DALAM HIDUP INI

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Para sahabat dan sidang pembaca yang dirahmati, dimuliakan, dan dicintai Allah SWT.

Dalam menjalani perputaran roda kehidupan ini, manusia menginginkan segala sesuatu berjalan nyaman, khususnya untuk diri sendiri. Bila anda merasa nyaman menjalani hidup di dunia ini maka anda akan mendapatkan surga dunia. Demikian pula sebaliknya bila anda tidak merasa nyaman atas hidup ini maka neraka dunialah yang anda dapat.

Orang yang merasa nyaman menjalani hidup maka segala sesuatu yang ada di depan mata maupun apa yang menimpa kepadanya (baik susah maupun senang) tidak ada perbedaan. Hatinya tidak terbelenggu dan hanyut oleh keramaian dunia, tetapi dunia dipandang hanya sebagai sarana menuju kepada Allah SWT. Bila diberi kenikmatan dunia bersyukur dan bila kenikmatan tersebut diambil sang pemiliknya yaitu Allah SWT maka tidak merasa kehilangan apa-apa. Hatinya sudah tidak dipermainkan lagi oleh rasa. Hampa dan kosong, karena hatinya telah dipenuhi dan yang berhak bersemayam hanya Allah SWT. Hatinya terasa lapang.

Sebaliknya orang yang hatinya gelisah, dan diisi oleh penyakit hati seperti marah, iri, dengki, sombong, kecewa, dll maka orang tersebut sedang mendapat siksa dunia atau neraka dunia. Dadanya akan terasa sesak dan sempit. Hal ini dikarenakan hatinya terfokus atau cenderung kepada dunia.

”Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, isacaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi semput, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al-An’am 6 : 125).

Lalu bagaimana kita menyikapi kehidupan ini, sehingga hidup kita merasa nyaman. Paling tidak ada 3 hal pokok yang dapat menjadi pegangan.

Pertama, Jangan membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain.

Seringkali dalam bermasyarakat (habluminannas) kita dihadapkan pada perbedaan. Entah itu cara pandang, pendapat, prinsip yang dipegang, dll. Sering pula diri kita pribadi, organisasi dimana kita bernaung, golongan dimana kita berkumpul, dll adalah segala-galanya dan kebenaran adalah mutlak miliknya.

Sedangkan kelompok lain diluar komunitas kita identik dengan kesalahan dan kesesatan. Kita akan marah bila diri kita dikritik (padahal maksudnya baik yaitu untuk perbaikan) namun dengan fanatisme buta kita seperti kebakaran jenggot dan marah-marah, kalau perlu bertikai, berdarah-darah, dan mengorbankan nyawa, apalagi kalau sudah menyangkut harga diri. Masya Allah. Padahal apa yang kita bela belum tentu benar atau kadang-kadang salah alamat, ditunggangi oleh kepentingan pihak lain, atau semata-mata menuruti hawa nafsu belaka. Padahal tidak ada manusia yang sempurna dan paling benar. Kebenaran yang sejati adalah milik Allah SWT.


”Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu (Allah SWT)....(QS. Al-Baqarah 2 : 147).

Janganlah berpegang kepada kebenaran diri maupun kebenaran umum (orang banyak), tetapi berpeganglah kepada kebenaran yang sejati, yaitu sesuatu yang berasal dari Allah SWT. Sesuatu yang pasti dan tidak berdasarkan persangkaan-persangkaan manusia belaka.

Orang yang berpegang pada prinsip ini (tidak menyalahkan orang lain apa yang menjadi keyakinannya, baik dalam arti luas maupun sempit) maka akan nyaman hidupnya. Mau berkumpul dengan kelompok si A oke, dengan komunitas si B juga oke, dengan organisasi si C no problem. Jadi anda dapat diterima dimana saja, dan kapan saja. Tidak ada curiga mencurigai, intip mengintip, dll.

Kedua, Janganlah anda memilih biarlah Allah yang memilihkan.

Seringkali kita beranggapan bahwa sesuatu yang kita anggap baik, pasti baik pula untuk kita. Sedangkan apa yang kita anggap buruk, pasti buruk pula akibatnya buat diri kita. Padahal anggapan ini belum tentu benar. Apa yang kita pandang baik, belum tentu dari sisi Allah SWT itu baik. Demikian pula apa yang kita pandang buruk, belum tentu dari sisi Allah itu buruk. Coba perhatikan ayat Al-Qur’an berikut ini :

...boleh jadi kamu benci sesuatu, sedang ia lebih baik bagimu; boleh jadi kamu kasihi sesuatu, sedang ia mudharat bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah 2 : 216).

Oleh karena itu dalam mengarungi bahtera kehidupan ini serahkanlah segala urusan kepada Allah SWT. Cukup Allah SWT sebagai wakil (pengatur segala urusan) kita. Janganlah kita bermain dengan persepsi kita, karena otak kita terbatas. Ibarat hard disk komputer, secanggih-cangihnya alat ini pasti memiliki keterbatasan kapasitasnya. Hanya Allah-lah yang mengetahui dan memegang kunci-kunci ghaib apa yang terjadi besok.

”Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.....(QS. Al-Qasas 28 : 68).

Ketiga, Janganlah berpikr selain Allah, biarlah Allah yang memikirkan kita.

Otak manusia memang nakal. Seringkali stress, kecemasan, kekhawatiran, kegelisahan, berasal dari pengaruh kenakalan otak. Ketika seseorang dihadapkan kepada suatu masalah maka orang itu berperilaku seperti ”orang gila”. Kok gitu? Habisnya anda bertanya dan berbicara kepada diri sendiri tentang sesuatu masalah dihadapi. Kok bisa begini ya? Mengapa tidak begitu? Kalau kejadiannya begini pasti akan berdampak begini? dan seterus, dan seterusnya...

Padahal segala permasalahan dalam dunia ini berasal dari Allah SWT. Bagi seorang yang beriman maka segala permasalahan akan diterima dengan lapang dada. Setelah diterima maka kembalikanlah masalah itu kepada Allah SWT. Biarlah Allah SWT yang menyelesaikan.

”...Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong (QS. Al- Baqarah 2 : 107).

Orang beriman cukup berpikir, berserah diri dan mendekat kepada Allah SWT. Biarkanlah Allah SWT yang mengaliri daya dan upaya untuk menggerakkan dan memberi petunjuk kepada kita dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Manusia ikut saja kehendak-Nya. Insya Allah masalah yang sebelumnya kita anggap masalah menjadi tidak bermasalah.

Demikian sedikit sumbangsih dari saya, mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekhilafan. Semoga Allah SWT senantiasa memaafkan kesalahan dan kekhilafan kita semua. Serta menurunkan rahmat dan ridha kepada kita semua. Amin Ya Rabbal’alamin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Fahri
Shlat Center-Halaqah Sampangan Semarang
www.akubersujud.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar