Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Perang Uhud adalah peperangan antara kaum
Muslimin dan kaum musyrikin Quraisy Mekah yang terjadi pada tahun 3
Hijriah di Gunung Uhud. Gunung kecil yang terdiri dari batu hitam diselimuti oleh
tanah kering ini tingginya 1050 meter, terletak di sebelah barat laut Madinah,
tepatnya 5 km arah utara dari Masjid Nabawi dan arah selatan dari Gunung Tsur.
Peristiwa pertempuran ini terasa begitu dahsyat dan memberikan dampak
emosional, 70 Orang Syuhada gugur dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
terluka.
Rasulullah Muhammad SAW pun sebelumnya
juga pernah terluka ketika beliau sedang syiar di wilayah Thaif. Singkat cerita, ternyata masyarakat tidak berkenan dengan kehadiran dan syiar beliau,
sehingga melemparinya dengan batu sehingga wajah Rasulullah SAW berdarah dan
beberapa giginya ada yang tanggal.
Dari kedua peristiwa di atas dapat dipetik
hikmah bahwa Rasulullah SAW adalah manusia biasa, namun diberi derajat sebagai
nabi. Secara fisik tidak ada perbedaan dengan kita, bila terkena benda keras
atau benda tajam pastilah terluka. Inilah sunnatullah manusia. Kepadatan badan kita secara tinjauan ilmiah pun kalah
dibandingkan oleh batu, benda tajam, dan lain sebagainya. Jadi, sebagai seorang manusia biasa, Rasulullah SAW tidak memiliki kesaktian sehingga kebal terhadap apapun. Bahkan dalam
literatur islam juga diceritakan bahwa Rasulullah SAW juga pernah terkena ilmu
hitam yang dikirim oleh wanita Yahudi. Secara jelas pun Allah SWT menerangkan
dalam Al-Qur’an, bahwa seorang nabi pun tidak sakti (punya ilmu kebal,dll).
“Katakanlah:
Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan
Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula)
aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti
kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang
buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS.
Al-An’aam 6:50).
Dari pelajaran di atas, baiklah
sekarang kita tengok apa yang terjadi di sekeliling kita atau kita lihat
beberapa tayangan televisi yang menayangkan tentang kekebalan seseorang atau
seorang yang sakti dapat menyembuhkan dalam waktu sekejab, bertempur dengan
makhluk ghaib (jin) dan kebal terhadap senjata tajam, dll. Apa yang sebenarnya
terjadi?
Ketika orang-orang yang mengaku punya kelebihan itu
ditanya, pastilah jawaban mereka adalah bahwa ilmu tersebut diperoleh dari pemberian Allah SWT karena mereka mengamalkan dengan membaca ayat-ayat suci
Al-Qur’an atau mengamalkan sesuatu bacaan dengan hitungan tertentu. Benarkah
alasan mereka benar? Apakah yang mereka amalkan (baca) sesuai dengan apa yang
pernah dicontohkan Rasulullah SAW meskipun mereka berdalih membaca dan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an?
Berhati-hatilah.
Mengapa? Dari pengalaman yang pernah saya alami, banyak dari bangsa Jin kafir
pun yang hafal ayat-ayat Al-Qur’an. Ditengah ketidaksadaran kita, sebenarnya
banyak dari kita yang memanfaatkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an tidak sebagaimana
mestinya, sehingga ayat-ayat Al-Qur’an tersebut “menjelma” dan berubah menjadi
mantra untuk memanggil (sebagai kode) kepada para Jin yang “melindungi” kita
dengan memberikan ilmu
kesaktian. Umumnya kita
membaca ayat-ayat Al-Qur’an tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan nabi SAW
dan mencomot (membagi-bagi) beberapa ayat untuk digunakan untuk memenuhi
keinginan hawa nafsu kita. Jadi disini terjadi salah kaprah (kurangnya
pemahaman) bahwa sesuatu yang ada hubungan dengan Al-Qur’an pastilah ilmu ghaib
(kelebihan) yang kita dapat berasal
dari Allah SWT.
Padahal dari dua contoh di atas sudah jelas, bahwa Rasulullah SAW saja yang
menerima wahyu (ayat Al-Qur’an) tidak mempunyai kesaktian. Apa yang terjadi kepada
Rasulullah SAW semata-mata pertolongan dan
karunia yang diberikan
oleh Allah SWT.
Memanfaatkan Al-Qur’an bukanlah
dengan cara membagi-bagi sesuai dengan keinginan nafsu kita, namun harus
memahaminya secara holistik, sehingga kita tahu bahwa Al-Qur’an diturunkan
sebagai pedoman dan pelita hati dalam beribadah, bukan dijadikan “mantra” untuk
berkolaborasi dengan jin/iblis. Sekali lagi berhati-hatilah, bahwa para
jin/iblis semakin canggih dan halus cara menjerumuskan (menyesatkan) kita
dengan memanfaatkan kelemahan kita sekaligus membumbui sesuatu yang
kelihatannya bersifat islami. Inilah yang dikatakan azab dari Allah SWT kepada
golongan ini namun mereka tidak menyadarinya.
“Sebagaimana
(Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan
(azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Quran itu terbagi-bagi.” (QS.
Hijr 15:90-91).
Lalu siapa sebenarnya yang
“melindungi” manusia-manusia yang mengaku punya kelebihan (kebal, dll)? Mereka
adalah golongan jin yang memang dengan cerdiknya mengelabui umat islam yang
pemahaman agamanya tidak komprehensif. Di ayat lain Allah SWT sudah
memperingatkan bahwa secara tidak sadar banyak dari manusia yang menyembah jin
karena ketidaktahuannya. Jadi berhati-hatilah, jangan sampai kita menjadi
musyrik, karena terjerumus dalam ke-syirik-an karena “menduakan” Allah SWT.
“Malaikat-malaikat
itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah
pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka
telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu." (QS.
Saba’ 34:41).
“Dan
bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan” (QS. Jin 72:6).
Untuk menambah wawasan beragama anda, silahkan baca dan membeli
E-Book saya dengan cara men-download E-Book pertama saya yang berjudul : MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA'RIFATULLAH. Untuk menambah wawasan
beragama anda, silahkan membeli dan membaca juga E-Book Kedua saya yang
berjudul: MENGAJI AL-QUR'AN KEPADA ALLAH (silahkan klik judul E-Book yang berwarna merah untuk
mengetahui syarat dan ketentuannya). Semoga bermanfaat.
Senantiasa
ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT!!!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar