DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Kamis, 11 Juli 2013

RASULULLAH SAW SAJA TIDAK SAKTI


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Perang Uhud adalah peperangan antara kaum Muslimin dan kaum musyrikin Quraisy  Mekah yang terjadi pada tahun 3 Hijriah di Gunung Uhud. Gunung kecil yang terdiri dari batu hitam diselimuti oleh tanah kering ini tingginya 1050 meter, terletak di sebelah barat laut Madinah, tepatnya 5 km arah utara dari Masjid Nabawi dan arah selatan dari Gunung Tsur. Peristiwa pertempuran ini terasa begitu dahsyat dan memberikan dampak emosional, 70 Orang Syuhada gugur dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam terluka.

            Rasulullah Muhammad SAW pun sebelumnya juga pernah terluka ketika beliau sedang syiar di wilayah Thaif. Singkat cerita, ternyata masyarakat tidak berkenan dengan kehadiran dan syiar beliau, sehingga melemparinya dengan batu sehingga wajah Rasulullah SAW berdarah dan beberapa giginya ada yang tanggal.

            Dari kedua peristiwa di atas dapat dipetik hikmah bahwa Rasulullah SAW adalah manusia biasa, namun diberi derajat sebagai nabi. Secara fisik tidak ada perbedaan dengan kita, bila terkena benda keras atau benda tajam pastilah terluka. Inilah sunnatullah manusia. Kepadatan badan kita secara tinjauan ilmiah pun kalah dibandingkan oleh batu, benda tajam, dan lain sebagainya. Jadi, sebagai seorang manusia biasa, Rasulullah SAW tidak memiliki kesaktian sehingga kebal terhadap apapun. Bahkan dalam literatur islam juga diceritakan bahwa Rasulullah SAW juga pernah terkena ilmu hitam yang dikirim oleh wanita Yahudi. Secara jelas pun Allah SWT menerangkan dalam Al-Qur’an, bahwa seorang nabi pun tidak sakti (punya ilmu kebal,dll).

Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS. Al-An’aam 6:50).

            Dari pelajaran di atas, baiklah sekarang kita tengok apa yang terjadi di sekeliling kita atau kita lihat beberapa tayangan televisi yang menayangkan tentang kekebalan seseorang atau seorang yang sakti dapat menyembuhkan dalam waktu sekejab, bertempur dengan makhluk ghaib (jin) dan kebal terhadap senjata tajam, dll. Apa yang sebenarnya terjadi?

            Ketika orang-orang yang mengaku punya kelebihan itu ditanya, pastilah jawaban mereka adalah bahwa ilmu tersebut diperoleh dari pemberian Allah SWT karena mereka mengamalkan dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an atau mengamalkan sesuatu bacaan dengan hitungan tertentu. Benarkah alasan mereka benar? Apakah yang mereka amalkan (baca) sesuai dengan apa yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW meskipun mereka berdalih membaca dan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an?

            Berhati-hatilah. Mengapa? Dari pengalaman yang pernah saya alami, banyak dari bangsa Jin kafir pun yang hafal ayat-ayat Al-Qur’an. Ditengah ketidaksadaran kita, sebenarnya banyak dari kita yang memanfaatkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an tidak sebagaimana mestinya, sehingga ayat-ayat Al-Qur’an tersebut “menjelma” dan berubah menjadi mantra untuk memanggil (sebagai kode) kepada para Jin yang “melindungi” kita dengan memberikan ilmu kesaktian. Umumnya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan nabi SAW dan mencomot (membagi-bagi) beberapa ayat untuk digunakan untuk memenuhi keinginan hawa nafsu kita. Jadi disini terjadi salah kaprah (kurangnya pemahaman) bahwa sesuatu yang ada hubungan dengan Al-Qur’an pastilah ilmu ghaib (kelebihan) yang kita dapat berasal dari Allah SWT. Padahal dari dua contoh di atas sudah jelas, bahwa Rasulullah SAW saja yang menerima wahyu (ayat Al-Qur’an) tidak mempunyai kesaktian. Apa yang terjadi kepada Rasulullah SAW semata-mata pertolongan dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT.

            Memanfaatkan Al-Qur’an bukanlah dengan cara membagi-bagi sesuai dengan keinginan nafsu kita, namun harus memahaminya secara holistik, sehingga kita tahu bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman dan pelita hati dalam beribadah, bukan dijadikan “mantra” untuk berkolaborasi dengan jin/iblis. Sekali lagi berhati-hatilah, bahwa para jin/iblis semakin canggih dan halus cara menjerumuskan (menyesatkan) kita dengan memanfaatkan kelemahan kita sekaligus membumbui sesuatu yang kelihatannya bersifat islami. Inilah yang dikatakan azab dari Allah SWT kepada golongan ini namun mereka tidak menyadarinya.
  
“Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Quran itu terbagi-bagi.” (QS. Hijr 15:90-91).

            Lalu siapa sebenarnya yang “melindungi” manusia-manusia yang mengaku punya kelebihan (kebal, dll)? Mereka adalah golongan jin yang memang dengan cerdiknya mengelabui umat islam yang pemahaman agamanya tidak komprehensif. Di ayat lain Allah SWT sudah memperingatkan bahwa secara tidak sadar banyak dari manusia yang menyembah jin karena ketidaktahuannya. Jadi berhati-hatilah, jangan sampai kita menjadi musyrik, karena terjerumus dalam ke-syirik-an karena “menduakan” Allah SWT.

“Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu." (QS. Saba’ 34:41).

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS. Jin 72:6).

Untuk menambah wawasan beragama anda, silahkan baca dan membeli E-Book saya dengan cara men-download E-Book pertama saya yang berjudul : MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA'RIFATULLAH. Untuk menambah wawasan beragama anda, silahkan membeli dan membaca juga E-Book Kedua saya yang berjudul: MENGAJI AL-QUR'AN KEPADA ALLAH (silahkan klik judul E-Book yang berwarna merah untuk mengetahui syarat dan ketentuannya). Semoga bermanfaat.

Senantiasa ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT!!!
            
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar