DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Rabu, 29 Mei 2013

TIRAI PENGHALANG UNTUK MENGENAL TUHAN (1)




Suatu ketika (tepatnya 6 tahun yang lalu/2007) seorang sahabat saya datang ke rumah. Setelah mengucapkan salam, kemudian dia saya persilahkan masuk dan duduk. Setelah beberapa saat berbincang-bincang, dia dengan setengah memohon agar saya bersedia meminjam handphone saya. Mengingat dia sahabat saya, maka tanpa basa-basi HP saya berikan. Apa yang terjadi dan diperbuatnya kemudian? Betapa kagetnya saya! Teman saya melemparkan HP tersebut ke atas, kemudian menangkapnya lagi (untung tertangkap, kalau tidak pasti sudah hancur HP saya karena jatuh dilantai). Secara spontan saya memprotes tindakannya.
“Apa yang baru saja kamu lakukan dengan Handphone saya?”
Dia hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan saya namun justru balik bertanya, “Apa yang kamu rasakan ketika HP kamu saya lempar ke atas?”
“Tentu saja kaget, dan hati saya berdebar-debar karena takut HP saya jatuh dan hancur!” Jawab saya agak sedikit ketus.
Teman saya malah tambah tersenyum. Dalam hati saya  sempat terlintas perkataan “Ini orang kok iseng banget. Tidak menjawab pertanyaan saya malah senyum-senyum. Apa sih maunya?”
 Tak berapa lama kemudian, teman saya memasang mimik wajahnya dengan serius, “Kamu tahu nggak hikmah dibalik apa yang saya lakukan tadi? Pelajaran apa yang dapat kamu petik?”
Melihat dia serius, maka saya juga berusaha memperhatikan apa yang ingin dia katakan.
 “Begini lho hikmahnya. Rasa berdebar-debar dan ketakutan yang menyelimuti hatimu adalah tanda bahwa kamu sudah terikat dan terbelenggu oleh HP-mu. Padahal HP yang engkau miliki sejatinya bukan milikmu, tapi sarana yang diberikan Allah SWT untuk engkau gunakan sebagai ibadah!”, kata teman saya.
“Terus?” Tanya saya.
Melihat wajah saya yang serius dan untuk mencairkan ketegangan, dengan sedikit berkelakar teman saya menjawab, “Ya kalau terus ya nggak belok…hehehehehe. Maksud saya begini, bahwa apa-apa yang kita anggap di dunia ini milik kita sejatinya bukan milik kita. Kita hanya dipinjami Allah SWT. Namanya saja dipinjami, maka ketika diminta ya kita dengan ikhlas harus mengembalikan. Rumah, harta benda, perhiasan, bahkan keluarga kita adalah fasilitas yang dipinjamkan Allah SWT kepada kita. Kalau kita sudah sadar dan paham ini, maka sewaktu-waktu diminta Allah SWT pasti kita akan ikhlas. Jangan sampai kita diperbudak oleh semua fasilitas itu, sehingga ketika kita kehilangan maka kita akan sedih, kecewa, marah dan lain sebagainya”.
Saya mulai paham dengan apa yang dilakukan teman saya atas handphone saya.
Kemudian dia meneruskan, “Kita seharusnya mampu memposisikan diri dalam menyikapi semua fasilitas yang diberikan Allah SWT. Atas semua fasilitas yang dipinjamkan maka sikap kita adalah melepas, tetapi tidak membuang”.
“Maksudnya?” Tanya saya.
Melepas berarti kita tidak terikat ketika fasilitas itu diminta oleh yang punya, entah itu dengan cara hilang dicuri, rusak, atau sebab lainnya. Sedangkan tidak membuang maksudnya kita janganlah menolak ketika Allah SWT meminjami fasilitas kepada kita. Ini pemahaman zuhud (cara hidup sederhana) yang salah kaprah! Fasilitas adalah rejeki dan patut kita syukuri dengan cara memanfaatkan untuk beribadah kepada-Nya!”
Saya membenarkan penjelasan teman saya dan mengangguk-angguk kepala. Kemudian dia meneruskan, “Lihatlah fenomena yang ada disekitar kita, banyak orang yang merasa dan mengaku beragama, namun yang terjadi sering bertolak belakang. Ketika fasilitas kita diminta Allah SWT, kita sering menangisi, bahkan terkadang sampai sakit dan pingsan. Anehnya, ketika kita tidak mengerjakan amal ibadah kok rasanya tenang-tenang saja, seolah-olah kita tidak merasa kehilangan. Ini kan aneh. Rasa-rasanya kita lebih rela kehilangan Allah SWT daripada kehilangan fasilitas-fasilitas yang Dia pinjamkan!”.
Sekali lagi saya coba meresapi, memahami dan merenungkan apa yang disampaikan teman saya. Kemudian saya mencoba flashback atas perjalanan hidup manusia di dunia ini yang menyebabkan semua ini bisa terjadi.
(Bersambung)

Untuk menambah wawasan beragama anda silahkan download E-Book (Electronic Book) Pertama saya yang berjudul : MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA'RIFATULLAH dan E-Book kedua yang berjudul MENGAJI AL-QUR'AN KEPADA ALLAH. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.


Marilah kita tetap ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT!!! 
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar