DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Sabtu, 02 Mei 2009

Mengurai Potensi Manusia (Akal) - Bagian 2


MENGURAI POTENSI MANUSIA (AKAL)-Bagian 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sahabat yang dicintai dan dirahmati Allah SWT.

Marilah kita lanjutkan pembahasan mengenai potensi manusia yang kedua yaitu Akal (Al-Aqlu). Akal terdiri atas unsur rasio dan hati/rasa. Setelah manuisa memikirkan/merasio tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang terbentang di alam semesta atau tertulis dalam kitab-Nya maka tidak akan mengakui adanya Allah kalau hatinya tidak berfungsi, sebab buta, tidak yakin dan kotor.

Jadi sasaran akal selain unsur rasio, juga unsur fitrah yang membuat rasa percaya (yang timbul dari hati yang suci).


1. Yang Masuk Akal Belum Tentu Dapat Dirasionalkan

Hal ini disebabkan berfungsinya rasio/pikir manusia sangat terbatas, hatinya buta dan menyebabkan tidak yakin. Ada manusia yang mau menggunakan rasionya tetapi mereka tidak yakin (berpaling) karena hatinya buta. Mereka lebih sesat daripada binatang yang tidak mempunyai akal. Berikut firman-firman Allah SWT yang memperingatkan manusia karena tidak menggunakan akalnya.

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada " (Surat Al-Hajj 22 : 46).

"Dan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (aayat-ayat Allah SWT) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Surat Al-A'raf 7 : 179).

"Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)..(Surat Al-Isra' 17: 72).

2. Yang Rasional Tentu Dapat di Cerna Akal.

Sesuatu yang rasional tentu dapat diterima akal, sebab dalam akal manusia ada unsur hati/rasa percaya. Akal manusia akan semakin berfungsi dengan baik manakala unsur rasa atau hatinya baik, suci dan senantiasa beriman.

"(Al-Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasannya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang berakal mengambil pelajaran". (Surat Ibrahim 14 :52)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :" Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka". (Surat Ali Imran 3 : 190-191).

"Dan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (aayat-ayat Allah SWT) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Surat Al-A'raf 7 : 179).

3. Korelasi Ilmu, Akal dan Hati

dari uraian sebelumnya jelaslah bahwa hakikat kebenaran ilmu itu ditentukan akal. Sedangkan berfungsinya akal ditentukan oleh hati. Jadi hakikat kebenaran ilmu adalah dari hati. Barang siapa yang hatinya dibuka untuk masuk islam dan selalu iman, maka Allah SWT akan memberikan pelajaran dan petunjuk-Nya untuk dapat membedakan yang benar dan yang salah, akan mudah menemukan ilmu yang dipelajarinya.

"Barang siapa yang Allah menghendakinya akan memebrika kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (mememluk agama)Islam. dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya yang sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman". (Al-An'am 6 : 125).

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukan iman mereka dengan kedzaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang yang mendapat petunjuk". (Al-An'am 6 : 82).

"...dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya..." (At-Tagabun 64 : 11).

"Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Barang siapa yang dianugerahi Al-Hikmah itu ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakal-lah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)...(Surat Al-Baqarah 2 : 269).

"Hai Orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah SWT niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (pembeda antara haq dan batil)...(Surat Al-Anfal 8 : 29)

Demikian sekilas penjelasan potensi manusia mengenai akal. Pada tulisan berikutnya saya akan membahas mengenai hati. Terima Kasih, semoga bermanfaat.


Wassalamu'alaikum Wr. WB.


Fahri
SC-HSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar