SIKAP MANUSIA TERHADAP ISLAM (3)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Para sahabat dan sidang pembaca yang dicintai, dirahmati dan dimuliakan Allah SWT.
Mari kita tuntaskan artikel mengenai ciri orang munafiqin,
Kedelapan, Suka Berbuat Kerusakan
"Dan bila dikatakan kepada mereka:Janganlah kamu membuat kerusakan di bumi. Mereka menjawab : Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak sadar”. (QS. Al-Baqarah 2 : 11-12).
Inti dari point kedelapan ini adalah : orang munafik tidak sadar bahwa perilakunya membuat sengsara orang banyak. Mereka tidak mengakui bahwa perilakunya akan berdampak negatif kepada masyarakat luas. Mereka mengaku bahwa perilaku/tindakannya semata-mata demi kepentingan/kesejahteraan/kemakmuran orang lain, baik dalam tingkat local, nasional, regional maupun internasional. Padahal pengakuan mereka jauh dari kenyataan yang ada. Hal ini dilakukan semata-mata demi kepentingan pribadi atau golongan dan mereka menzalimi/menganiaya orang banyak baik langsung maupun tidak langsung akibat perbuatannya yang tidak terpuji. Para sahabat dan sidang pembaca saya rasa dapat mengambil contoh atau pelajaran dalam lingkup kecil sampai besar, misal di sekitar lingkungan atau komunitas anda sendiri (baik rumah, organisasi, institusi, dll).
Kesembilan, Enggan Berjihad/Berperang/Berdakwah
“Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu) : Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya, niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata:”Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad)...(QS. At-Taubah 9 : 86-87)
Point dari ini menerangkan bahwa orang-orang munafik enggan memperjuangkan keyakinannya (agamanya). Mereka hanya ingin mengambil yang enak-enak saja tanpa bersusah payah memperjuangkannya. Bila mereka disuruh untuk mengerjakan sesuatu demi agamanya maupun kepentingan bersama demi kebaikkan, maka mereka akan mencari-cari alasan agar mereka tidak ikut turun tangan (berpangku tangan) meskipun mampu. Intinya adalah mereka tergolong orang-orang yang pengecut, tidak punya nyali dan tidak konsisten (istiqomah) dalam berdakwah, berjuang untuk syiar.
Kesepuluh, Lebih Takut Kepada Manusia Daripada Kepada Allah
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab : Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kamu, dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu. Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan. Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti. Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau dibalik tembok. Permusuhan antara sesame mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tiada mengerti”. (QS. Al-Hasyr 59 : 11-14).
Inti dari point ini adalah orang munafik identik dengan pendusta atau istilah sekarang omong doing tapi tindakannya tidak ada sama sekali. Yang lebih parah lagi mereka mengaku-ngaku orang beriman padahal dalam hatinya mereka cenderung kepada musuh-musuh Allah, membela yang batil, mendukung kemungkaran, dan menyokong kemudharatan demi kepentingan pribadi. Mereka lebih takut kepada musuh-musuh Allah daripada takut kepada Allah. Golongan ini juga identik yaitu sering (dalam peribahasa) men-kail di air keruh.
Kesebelas, Tidak Suka Berhukum Kepada Al-Qur’an
“(Mereka adalah) seperti orang-orang yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka dan bagi mereka azab yang pedih. (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia : Kafirlah kamu, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata : Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam. Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikian balasan orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Hasyr 59 : 15-17).
Intinya bahwa orang munafik identik dengan penghasut yang menjerumuskan orang lain atau meminjam tangan orang lain untuk memenuhi kepentingannya. Namun bila dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya maka mereka akan memilih lepas tangan atau cuci tangan. Untuk mencapai kepentingan pribadi, mereka tidak peduli apakah cara-caranya bertentangan dengan Al-Qur’an atau tidak. Yang penting kepentingannya tercapai dan terpuaskan. Padahal orang ini mengaku beriman kepada Al-Qur'an (Rukun Iman keempat).
Keduabelas, Mencari Keuntungan Pribadi.
“(Yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi padamu kemenangan dari Allah mereka berkata: Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?. Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata : Bukankankah kami turun memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang yang beriman?. Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu dihari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nisa’ 4 : 141).
Inti dari point ini adalah orang munafik ibarat pahlawan kesiangan. Mereka berpangku tangan ketika harus memperjuangkan sesuatu. Dan ketika salah satu pihak yang bertikai menang maka mereka akan mengaku-ngaku ikut andil dalam memperjuangkannya. Tidak peduli yang menang sang musuh atau sebaliknya. Mereka membusungkan dada bahwa merekalah salah satu orang yang berjasa.
Demikian sekelumit pembahasan mengenai ciri-ciri orang munafik, untuk sub topik berikutnya akan membicarakan mengenai sifat orang-orang fasik.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri-Penulis
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang
www.akubersujud.blogspot.com
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Para sahabat dan sidang pembaca yang dicintai, dirahmati dan dimuliakan Allah SWT.
Mari kita tuntaskan artikel mengenai ciri orang munafiqin,
Kedelapan, Suka Berbuat Kerusakan
"Dan bila dikatakan kepada mereka:Janganlah kamu membuat kerusakan di bumi. Mereka menjawab : Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak sadar”. (QS. Al-Baqarah 2 : 11-12).
Inti dari point kedelapan ini adalah : orang munafik tidak sadar bahwa perilakunya membuat sengsara orang banyak. Mereka tidak mengakui bahwa perilakunya akan berdampak negatif kepada masyarakat luas. Mereka mengaku bahwa perilaku/tindakannya semata-mata demi kepentingan/kesejahteraan/kemakmuran orang lain, baik dalam tingkat local, nasional, regional maupun internasional. Padahal pengakuan mereka jauh dari kenyataan yang ada. Hal ini dilakukan semata-mata demi kepentingan pribadi atau golongan dan mereka menzalimi/menganiaya orang banyak baik langsung maupun tidak langsung akibat perbuatannya yang tidak terpuji. Para sahabat dan sidang pembaca saya rasa dapat mengambil contoh atau pelajaran dalam lingkup kecil sampai besar, misal di sekitar lingkungan atau komunitas anda sendiri (baik rumah, organisasi, institusi, dll).
Kesembilan, Enggan Berjihad/Berperang/Berdakwah
“Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu) : Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya, niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata:”Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad)...(QS. At-Taubah 9 : 86-87)
Point dari ini menerangkan bahwa orang-orang munafik enggan memperjuangkan keyakinannya (agamanya). Mereka hanya ingin mengambil yang enak-enak saja tanpa bersusah payah memperjuangkannya. Bila mereka disuruh untuk mengerjakan sesuatu demi agamanya maupun kepentingan bersama demi kebaikkan, maka mereka akan mencari-cari alasan agar mereka tidak ikut turun tangan (berpangku tangan) meskipun mampu. Intinya adalah mereka tergolong orang-orang yang pengecut, tidak punya nyali dan tidak konsisten (istiqomah) dalam berdakwah, berjuang untuk syiar.
Kesepuluh, Lebih Takut Kepada Manusia Daripada Kepada Allah
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab : Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kamu, dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu. Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan. Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti. Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau dibalik tembok. Permusuhan antara sesame mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tiada mengerti”. (QS. Al-Hasyr 59 : 11-14).
Inti dari point ini adalah orang munafik identik dengan pendusta atau istilah sekarang omong doing tapi tindakannya tidak ada sama sekali. Yang lebih parah lagi mereka mengaku-ngaku orang beriman padahal dalam hatinya mereka cenderung kepada musuh-musuh Allah, membela yang batil, mendukung kemungkaran, dan menyokong kemudharatan demi kepentingan pribadi. Mereka lebih takut kepada musuh-musuh Allah daripada takut kepada Allah. Golongan ini juga identik yaitu sering (dalam peribahasa) men-kail di air keruh.
Kesebelas, Tidak Suka Berhukum Kepada Al-Qur’an
“(Mereka adalah) seperti orang-orang yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka dan bagi mereka azab yang pedih. (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia : Kafirlah kamu, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata : Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam. Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikian balasan orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Hasyr 59 : 15-17).
Intinya bahwa orang munafik identik dengan penghasut yang menjerumuskan orang lain atau meminjam tangan orang lain untuk memenuhi kepentingannya. Namun bila dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya maka mereka akan memilih lepas tangan atau cuci tangan. Untuk mencapai kepentingan pribadi, mereka tidak peduli apakah cara-caranya bertentangan dengan Al-Qur’an atau tidak. Yang penting kepentingannya tercapai dan terpuaskan. Padahal orang ini mengaku beriman kepada Al-Qur'an (Rukun Iman keempat).
Keduabelas, Mencari Keuntungan Pribadi.
“(Yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi padamu kemenangan dari Allah mereka berkata: Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?. Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata : Bukankankah kami turun memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang yang beriman?. Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu dihari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nisa’ 4 : 141).
Inti dari point ini adalah orang munafik ibarat pahlawan kesiangan. Mereka berpangku tangan ketika harus memperjuangkan sesuatu. Dan ketika salah satu pihak yang bertikai menang maka mereka akan mengaku-ngaku ikut andil dalam memperjuangkannya. Tidak peduli yang menang sang musuh atau sebaliknya. Mereka membusungkan dada bahwa merekalah salah satu orang yang berjasa.
Demikian sekelumit pembahasan mengenai ciri-ciri orang munafik, untuk sub topik berikutnya akan membicarakan mengenai sifat orang-orang fasik.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri-Penulis
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang
www.akubersujud.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar