LAMPU NEON DAN MA’RIFATULLAH (1)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Para sahabat dan sidang pembaca yang dicintai, dirahmati dan dimuliakan Allah SWT.
Sungguh Allah SWT Sang Pemilik Segala Ilmu, Dia-lah Sang ‘Alim. Yang mengajarkan ilmunya kepada seluruh makhluknya, tak terkecuali manusia. Cuma kadang manusia tidak mau menggunakan akalnya untuk mengamati, memperhatikan dan mengambil pelajaran. Suatu bentuk kesombongan yang sering tidak disadari. Seolah-olah manusia sudah pandai, seakan-akan manusialah yang memiliki ilmu itu, dan merasa manusia itu makhluk yang paling hebat dibanding makhluk lain ciptaan Allah SWT. Padahal manusia itu tidak mempunyai daya dan upaya sedikitpun. Kebanyakan manusia itu lemah, bodoh dan hina. Dan Allah-lah yang mengajarkan kepada manusia, sebagaimana Nabi Adam AS yang diajari Allah SWT nama benda-benda di Surga. Namun atas nama jaga image (jaim) manusia sering menutupi kelemahannya itu dengan kesombongan. Na’udzubilahi min dzalik!
Pada hakekatnya Allah SWT memberikan pengajaran kepada manusia melalui dua jalur yaitu berupa ayat-ayat kauniyah (alam semesta dan seluruh isinya) dan ayat-ayat qauliyah (Al-Qur’an). Mengenai perintah Allah SWT kepada manusia untuk belajar dari ayat kauniyah dapat dilihat pada Surat Al-Baqarah 2 : 164,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.
Pernahkah kita selaku umat muslim mau belajar mengamati, memperhatikan dan mengambil pelajaran atas ilmu Allah SWT tersebut yang tersebar diantara langit dan bumi itu. Sebelumnya saya mohon maaf, kalau kita mau jujur sebenarnya umat muslim kurang intens membaca ayat-ayat kauniyah tersebut. Coba saya tanya barang dua tiga penemuan saat ini? Siapa yang menemukan komputer, internet, hanphone? Siapa yang mampu menciptakan alat untuk memberdayakan hasil-hasil bumi seperti minyak, emas, batu bara, timah, dll? Siapa yang mampu menemukan obat-obatan, mulai yang berupa kimia maupun stem sel? Silahkan anda jawab sendiri, (umat islamkah?)
Lucunya lagi umat islam malah disibukkan dengan bahasan yang itu-itu juga yaitu dosa, pahala, neraka, surga, dll…ya pembahasan yang itu-itu saja dari dulu sampai sekarang. Padahal dosa, pahala, neraka, surga saja sering kita tidak tahu makna hakikinya (gimana coba?). Konyolnya lagi, kita sesama saudara muslim saling membenarkan diri sendiri atau kelompoknya dan ujung-ujungnya kita saling curiga, berantem, terpecah belah, dll. Asal kita tahu saja, masalah ini (surga, neraka, dosa, apahala) adalah hak prerogatife Allah SWT. Dan Allah SWT adalah muara dari segala kebenaran.
Itulah salahnya umat islam sehingga Allah SWT menurunkan ilmunya kepada hamba-hamba-Nya yang mau membaca ayat-ayat kauniyah (dalam hal ini dunia barat). Akibatnya umat islam hanya berperan sebatas penikmat (konsumtif) dan menjadi “budak” mereka. Dan pada akhirnya kita jauh dari kesejahteraan, kemakmuran, dll. Lha mau sejahtera dan makmur bagaimana, produktivitas tidak ada, yang ada malah budaya konsumtif.
Okelah saya tidak mau menyalahkan dan memperpanjang lebar masalah ini, kondisi ini adalah tanggung jawab sosial (bersama) umat islam. Mari mulai detik ini kita berjanji untuk bersama-sama menjadi khalifah yang utuh yaitu habluminallah dan habluminannas.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Para sahabat dan sidang pembaca yang dicintai, dirahmati dan dimuliakan Allah SWT.
Sungguh Allah SWT Sang Pemilik Segala Ilmu, Dia-lah Sang ‘Alim. Yang mengajarkan ilmunya kepada seluruh makhluknya, tak terkecuali manusia. Cuma kadang manusia tidak mau menggunakan akalnya untuk mengamati, memperhatikan dan mengambil pelajaran. Suatu bentuk kesombongan yang sering tidak disadari. Seolah-olah manusia sudah pandai, seakan-akan manusialah yang memiliki ilmu itu, dan merasa manusia itu makhluk yang paling hebat dibanding makhluk lain ciptaan Allah SWT. Padahal manusia itu tidak mempunyai daya dan upaya sedikitpun. Kebanyakan manusia itu lemah, bodoh dan hina. Dan Allah-lah yang mengajarkan kepada manusia, sebagaimana Nabi Adam AS yang diajari Allah SWT nama benda-benda di Surga. Namun atas nama jaga image (jaim) manusia sering menutupi kelemahannya itu dengan kesombongan. Na’udzubilahi min dzalik!
Pada hakekatnya Allah SWT memberikan pengajaran kepada manusia melalui dua jalur yaitu berupa ayat-ayat kauniyah (alam semesta dan seluruh isinya) dan ayat-ayat qauliyah (Al-Qur’an). Mengenai perintah Allah SWT kepada manusia untuk belajar dari ayat kauniyah dapat dilihat pada Surat Al-Baqarah 2 : 164,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.
Pernahkah kita selaku umat muslim mau belajar mengamati, memperhatikan dan mengambil pelajaran atas ilmu Allah SWT tersebut yang tersebar diantara langit dan bumi itu. Sebelumnya saya mohon maaf, kalau kita mau jujur sebenarnya umat muslim kurang intens membaca ayat-ayat kauniyah tersebut. Coba saya tanya barang dua tiga penemuan saat ini? Siapa yang menemukan komputer, internet, hanphone? Siapa yang mampu menciptakan alat untuk memberdayakan hasil-hasil bumi seperti minyak, emas, batu bara, timah, dll? Siapa yang mampu menemukan obat-obatan, mulai yang berupa kimia maupun stem sel? Silahkan anda jawab sendiri, (umat islamkah?)
Lucunya lagi umat islam malah disibukkan dengan bahasan yang itu-itu juga yaitu dosa, pahala, neraka, surga, dll…ya pembahasan yang itu-itu saja dari dulu sampai sekarang. Padahal dosa, pahala, neraka, surga saja sering kita tidak tahu makna hakikinya (gimana coba?). Konyolnya lagi, kita sesama saudara muslim saling membenarkan diri sendiri atau kelompoknya dan ujung-ujungnya kita saling curiga, berantem, terpecah belah, dll. Asal kita tahu saja, masalah ini (surga, neraka, dosa, apahala) adalah hak prerogatife Allah SWT. Dan Allah SWT adalah muara dari segala kebenaran.
Itulah salahnya umat islam sehingga Allah SWT menurunkan ilmunya kepada hamba-hamba-Nya yang mau membaca ayat-ayat kauniyah (dalam hal ini dunia barat). Akibatnya umat islam hanya berperan sebatas penikmat (konsumtif) dan menjadi “budak” mereka. Dan pada akhirnya kita jauh dari kesejahteraan, kemakmuran, dll. Lha mau sejahtera dan makmur bagaimana, produktivitas tidak ada, yang ada malah budaya konsumtif.
Okelah saya tidak mau menyalahkan dan memperpanjang lebar masalah ini, kondisi ini adalah tanggung jawab sosial (bersama) umat islam. Mari mulai detik ini kita berjanji untuk bersama-sama menjadi khalifah yang utuh yaitu habluminallah dan habluminannas.
(Bersambung)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri-Penulis
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang
www.akubersujud.blogspot.com
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri-Penulis
Shalat Center Halaqah Sampangan Semarang
www.akubersujud.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar