SHALATLAH...SHALATLAH ...TAPI YANG KHUSYU’ (Bagian 1)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Para sahabat yang dirahmati dan dimulikan Allah SWT. Mungkin bagi kita kaum muslim, baik dalam forum pengajian, acara-acara keagamaan,atau khotbah Jum'at di Masjid, sering kita mendengar sebuah ayat Al-Qur'an yang berbunyi : “....Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar...(Al-Ankabut 45).
Nah..sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa sebagian besar umat muslim yang melakukan shalat tapi masih melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. Entah itu dalam skala kecil atau besar, baik melalui sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, bahkan dilakukan secara sadar dan sengaja. Pertanyaan berikutnya adalah kalau demikian apakah ayat Al-Qur’an diatas salah? Kalau salah beranikah anda menghapusnya?
Tentu saja ayat diatas tidak salah, karena itu firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan dijamin keontentikannya. Lalu apanya yang salah? Manusianya? Mungkin, karena manusia tempat kesalahan dan kekhilafan. Atau cara kita shalat? Mungkin. Kok bisa? Coba saja tengok salah satu dua hadits berikut ini :
“ Berapa banyak orang yang shalat namun hanya mendapatkan rasa capek & lelah” (HR. Abu Dawud)
Atau Hadist lainnya :
“Akan datang satu masa atas manusia, mereka melakukan shalat namun pada hakikatnya mereka tidak shalat” (HR. Ahmad).
Kok serem banget ya bunyi hadits diatas. Saya sih bukan menakut-nakuti, tapi ini sebagai bahan evaluasi bersama untuk menilai kadar shalat kita. Dan lucunya lagi sering kita shalat, namun antara sebelum dan sesudah shalat ekspresi raut wajah kita ya..sering sama juga, tidak ada bedanya. Yang sebelum shalat bermuka masam, habis shalat juga masih bermuka masam. Yang sebelum shalat pusing mikirin masalah, eee habis shalat juga masih pusing dengan segala problemnya, dll. Tidak ada perubahan sama sekali. Tidak ada senyum atau ketenangan. Padahal shalat itu salah satu manfaatnya adalah untuk mengadu kepada Allah atas segala masalah yang kita hadapi dan dengan shalat pula Insya Allah, Allah memberikan solusi atas segala masalah kita. Yaaa...karena didalam shalat selain kita berdoa, memuji, berdzikir kepada Allah, juga ada dialog antara Rabb dengan hambanya. Coba lihat hadits berikut :
“ Apabila salah satu diantara kalian mempunyai urusan (persoalan) maka shalatlah 2 rakaat diluar shalat fardhu (shalat sunnah)..” (HR. Bukhari dan lainnya dalam kitab Muhtaruh Sahih wal Hassan hlm. 124).
Rosululloh SAW sendiri kalau beliau punya masalah akan melakukan shalat sunnah 2 rakaat untuk memohon petunjuk. Tentunya anda juga bertanya, “..kita juga sering shalat sunnah (tahajud, dhuha, istikharah, dll) tapi kok ya nggak dikasih jalan keluar oleh Allah?”
Disinilah duduk persoalannya, kita shalat tetapi tidak khusyu'! Mungkin selama ini apa yang diajarkan oleh ustadz, ulama atau guru ngaji mengenai shalat hanya sebatas syar’i saja. Bagaimana cara takbiratul ihram, ruku’, i’tidal, sujud, tasyahud serta bacaan-bacaannya. Tentu saja secara syar’i shalat anda sah karena didalamnya ada rukun serta wajibnya sudah anda kerjakan, apalagi anda juga menjalankan yang sunnah. Apakah shalat kita diterima Allah? Ya..nggak tau. Padahal shalat adalah ibadah yang bukan main-main, shalat adalah tugas dari Allah, kewajiban bagi setiap muslim, dan Insya Allah nantinya menjadi kebutuhan bagi setiap muslim. Shalat juga bukan suatu ibadah yang sifatnya hanya ritual saja, butuh sesuatu agar shalat kita diterima oleh Allah SWT. Coba perhatikan hadits dibawah ini.
“Amal yang pertama-tama ditanyakan Allah SWT kepada hamba-Nya di hari kiamat nanti ialah amalan shalat. Bila shalatnya dapat diterima, maka akan diterima seluruh amalnya. Dan bila shalatnya ditolak maka akan tertolak pula seluruh amalnya” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, At Thabrani).
Atau coba perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an :
An-Nissa’ 43 : “Hai orang-orang beriman janganlah kamu mendekati shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk (tidak sadar) sampai kamu mengetahui apa yang kamu lakukan”.
Mabuk disini tidak hanya identik dengan minum-minuman beralkohol sehingga hilang kesadarannya. Tapi juga manusia dalam keadaan normal tetapi arah kesadarannya tidak tertuju kepada Allah SWT (berdzikir). Coba perhatikan ayat berikutnya.
Al-Maa’uun 4-5 : Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya.
Lalu apanya yang kurang dalam shalat kita? Ternyata shalat bukan saja aktivitas fisik dan ritual semata tetapi harus melibatkan aspek kejiwaan/batiniah, sehingga dalam mengerjakan shalat benar-benar khusyu”.
Al-Jaatsiyah 18 : “Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.
Rosululloh SAW bersabda :“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat (HR. Bukhari).
Al-Mu’minun 1-2 : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman; (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya.
Lalu bagaimana caranya agar shalat kita khusyu'?
(sabar ya..tunggu tayangan berikutnya..)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Para sahabat yang dirahmati dan dimulikan Allah SWT. Mungkin bagi kita kaum muslim, baik dalam forum pengajian, acara-acara keagamaan,atau khotbah Jum'at di Masjid, sering kita mendengar sebuah ayat Al-Qur'an yang berbunyi : “....Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar...(Al-Ankabut 45).
Nah..sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa sebagian besar umat muslim yang melakukan shalat tapi masih melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. Entah itu dalam skala kecil atau besar, baik melalui sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, bahkan dilakukan secara sadar dan sengaja. Pertanyaan berikutnya adalah kalau demikian apakah ayat Al-Qur’an diatas salah? Kalau salah beranikah anda menghapusnya?
Tentu saja ayat diatas tidak salah, karena itu firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan dijamin keontentikannya. Lalu apanya yang salah? Manusianya? Mungkin, karena manusia tempat kesalahan dan kekhilafan. Atau cara kita shalat? Mungkin. Kok bisa? Coba saja tengok salah satu dua hadits berikut ini :
“ Berapa banyak orang yang shalat namun hanya mendapatkan rasa capek & lelah” (HR. Abu Dawud)
Atau Hadist lainnya :
“Akan datang satu masa atas manusia, mereka melakukan shalat namun pada hakikatnya mereka tidak shalat” (HR. Ahmad).
Kok serem banget ya bunyi hadits diatas. Saya sih bukan menakut-nakuti, tapi ini sebagai bahan evaluasi bersama untuk menilai kadar shalat kita. Dan lucunya lagi sering kita shalat, namun antara sebelum dan sesudah shalat ekspresi raut wajah kita ya..sering sama juga, tidak ada bedanya. Yang sebelum shalat bermuka masam, habis shalat juga masih bermuka masam. Yang sebelum shalat pusing mikirin masalah, eee habis shalat juga masih pusing dengan segala problemnya, dll. Tidak ada perubahan sama sekali. Tidak ada senyum atau ketenangan. Padahal shalat itu salah satu manfaatnya adalah untuk mengadu kepada Allah atas segala masalah yang kita hadapi dan dengan shalat pula Insya Allah, Allah memberikan solusi atas segala masalah kita. Yaaa...karena didalam shalat selain kita berdoa, memuji, berdzikir kepada Allah, juga ada dialog antara Rabb dengan hambanya. Coba lihat hadits berikut :
“ Apabila salah satu diantara kalian mempunyai urusan (persoalan) maka shalatlah 2 rakaat diluar shalat fardhu (shalat sunnah)..” (HR. Bukhari dan lainnya dalam kitab Muhtaruh Sahih wal Hassan hlm. 124).
Rosululloh SAW sendiri kalau beliau punya masalah akan melakukan shalat sunnah 2 rakaat untuk memohon petunjuk. Tentunya anda juga bertanya, “..kita juga sering shalat sunnah (tahajud, dhuha, istikharah, dll) tapi kok ya nggak dikasih jalan keluar oleh Allah?”
Disinilah duduk persoalannya, kita shalat tetapi tidak khusyu'! Mungkin selama ini apa yang diajarkan oleh ustadz, ulama atau guru ngaji mengenai shalat hanya sebatas syar’i saja. Bagaimana cara takbiratul ihram, ruku’, i’tidal, sujud, tasyahud serta bacaan-bacaannya. Tentu saja secara syar’i shalat anda sah karena didalamnya ada rukun serta wajibnya sudah anda kerjakan, apalagi anda juga menjalankan yang sunnah. Apakah shalat kita diterima Allah? Ya..nggak tau. Padahal shalat adalah ibadah yang bukan main-main, shalat adalah tugas dari Allah, kewajiban bagi setiap muslim, dan Insya Allah nantinya menjadi kebutuhan bagi setiap muslim. Shalat juga bukan suatu ibadah yang sifatnya hanya ritual saja, butuh sesuatu agar shalat kita diterima oleh Allah SWT. Coba perhatikan hadits dibawah ini.
“Amal yang pertama-tama ditanyakan Allah SWT kepada hamba-Nya di hari kiamat nanti ialah amalan shalat. Bila shalatnya dapat diterima, maka akan diterima seluruh amalnya. Dan bila shalatnya ditolak maka akan tertolak pula seluruh amalnya” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, At Thabrani).
Atau coba perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an :
An-Nissa’ 43 : “Hai orang-orang beriman janganlah kamu mendekati shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk (tidak sadar) sampai kamu mengetahui apa yang kamu lakukan”.
Mabuk disini tidak hanya identik dengan minum-minuman beralkohol sehingga hilang kesadarannya. Tapi juga manusia dalam keadaan normal tetapi arah kesadarannya tidak tertuju kepada Allah SWT (berdzikir). Coba perhatikan ayat berikutnya.
Al-Maa’uun 4-5 : Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya.
Lalu apanya yang kurang dalam shalat kita? Ternyata shalat bukan saja aktivitas fisik dan ritual semata tetapi harus melibatkan aspek kejiwaan/batiniah, sehingga dalam mengerjakan shalat benar-benar khusyu”.
Al-Jaatsiyah 18 : “Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.
Rosululloh SAW bersabda :“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat (HR. Bukhari).
Al-Mu’minun 1-2 : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman; (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya.
Lalu bagaimana caranya agar shalat kita khusyu'?
(sabar ya..tunggu tayangan berikutnya..)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri
SC-HSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar