PIRAMIDA MENGENAL ALLAH SWT
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Para sahabat yang dimuliakan dan dirahmati Allah SWT.
Marilah sejenak kita mencoba menyelami lebih dalam bagaimana Allah SWT memperkenalkan diri-Nya kepada manusia dan alam semesta. Dalam artikel ini saya mencoba seoptimal saya untuk menguraikan bagaimana Allah SWT memperkenalkan diri-Nya lewat ayat-ayat yang terangkum di dalam Al-Qur'an.
Sahabatku semua, kadang kita sebagai hamba Allah memiliki rasa sungkan, rasa takut atau bahkan mempunyai persepsi bahwa amat riskan untuk memasuki wilayah Allah SWT. Seolah-olah, Allah adalah Dzat yang sangat menakutkan, angker dan penyiksa. Padahal Allah adalah Dzat yang memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Cinta dan kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya lebih luas daripada murka-Nya.
Allah SWT mengajak manusia agar mengenal-Nya, baik melalui ayat Kauliyah (Al-Qur'an) dan Kauniyah (ciptaan-Nya yaitu alam semesta dan seisinya). Manusia mempunyai perangkat berupa akal dan hati. Allah SWT sendiri tidaklah mungkin menciptakan alam semesta beserta isinya untuk ditugaskan menyembah, beribadah, bertasbih dan bersujud kepada-Nya kalau manusia, jin, dan alam semesta tidak tahu siapa yang disembah.
Lalu bagaimana Allah SWT memperkenalkan diri-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya? Sehingga ketika umat Islam beribadah (khususnya shalat) benar-benar hanya menghadap kepada "wajah"-Nya.
Surat Thaha ayat 14 : “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang haq) selain aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Marilah kita simak urutan firman-firman dalam Al-Qur'an bagaimana Allah SWT memperkenalkan diri-Nya kepada makhluk-Nya.
Pertama, Allah memperkenalkan diri dengan sifatnya yang Akbar (Maha Besar-Luas tak terbatas) seperti terdapat dalam surat An-Nissa’ ayat 126 :”...Allah meliputi segala sesuatu...”. Dari ayat ini dapat diuraikan bahwa Allah meliputi baik yang makro kosmos maupun mikro kosmos, baik yang ada di langit maupun di bumi, benda mati maupun hidup, yang kasat mata maupun tidak kasat mata.
Kedua, agar makhluk ciptaannya paham maka Allah mempersempit pengenalannya seperti yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 115 :”Kepunyaan Allah Timur dan Barat, kemana kamu menghadap maka disana wajah Allah.
Ketiga, Allah mengawasi tingkah laku dan perbuatan kita, karena Dia memiliki sifat Al-Bashir (Yang Maha Melihat), surat Al-Hadid ayat 4 :”...Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Keempat, Supaya makhluk-Nya yakin maka Allah berfirman dalam surat Qaaf ayat 16 :”...dan Kami (Allah) lebih dekat kepadanya (manusia) daripada urat lehernya (manusia)”
Kelima, bahwa Allah SWT tidak dapat dilihat oleh mata secara fisik, tetapi dapat dirasakan oleh mata batin (iman), coba perhatikan surat Al-An’aam ayat 103 :”Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui”
Keenam, puncaknya, Allah SWT memproklamirkan diri dalam surat Asy-Syuura ayat 11 :”.......Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia....”. Ini berarti kalau kita kaum muslim yang menyembah Allah (terutama pada saat shalat) namun masih mempersepsikan dengan makhluk (wujud, tulisan, huruf, sifat, perbuatan, dll) berarti sudah saatnya kita perlu mempertanyakan cara kita shalat. Benarkah kita sudah menghadap Allah SWT? Kuhadapkan diriku kepada "wajah"mu ya Allah, Tuhan semesta alam...(Inni Wajjahtu waj hiyalilladzi fatarashamawati wal ardhi)
Memang sungguh unik cara Allah memperkenalkan diri-Nya. Mulai dari sifatnya yang tak terbatas kemudian mengerucut, seperti bentuk piramid. Namun hal ini semata-mata agar makhluk-Nya, khususnya manusia paham dan yakin. Namun demikian, seluruh ayat diatas melekat pada Allah, menjadi satu kesatuan tak terpisahkan. Urutan diatas semata-mata agar (sekali lagi!) makhluknya paham dan yakin.
Ibarat kita mau bertamu ke seseorang yang belum kita kenal dan ketahui. Hal yang pertama kita tanyakan adalah namanya siapa? alamatnya dimana? warna cat rumahnya bagaimana? orangnya kurus, sedang atau gendut? warna kulitnya? jenis rambutnya? tinggi badannya? berapa usianya? akhirnya pertanyaan itu menyimpit dan mengerucut sehingga apa yang kita tuju tidak akan salah karena tepat dititik sasaran.
Semoga para sahabat mulai sedikit memahami. Namun saya berpesan mohon dan mintalah agar Allah SWT sudi memperkenalkan diri-Nya kepada kita, karena sebenarnya kita tidak akan mampu mengenal-Nya, tanpa rahmat dan ridho-Nya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri
SC-HSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar