Sabtu, 25 April 2009
Shalat Khusyu' (Sekedar Tambahan)
SHALAT KHUSYU' (Sekedar Tambahan)
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sahabat yang dirahmati dan dimuliakan Allah SWT. Tulisan ini adalah ringkasan TOT Pelatihan Shalat Khusyu' II, Shalat Center, di Cibubur 26-27/Mei/2007
Bagaimana perkembangan kadar shalat anda? Adakah perbedaaannya? Kalau belum ada perbedaan, teruslah berusaha, jangan putus asa, mintalah kemurahan Allah SWT untuk selalu membimbing dan memberi petunjuk. Bagi Sahabat yang kadar shalatnya sudah mulai mendapat sambutan Allah SWT, pertahankanlah, istiqomahkan shilatunnya, dan jangan lupa minta kepada Allah SWT untuk terus membimbing, menuntun dan meningkatkan kadar keislaman, keimanan dan keihsanan anda.
Dalam artikel ini, saya hanya sekedar menambahkan ringkasan artikel saya sebelumnya mengenai shalat khusyu', hasil atau pembentukan karakter output shalat yang khusyu' dan bagaimana alur prosesnya.
Pertama. Sikap Belajar.
Bahwa semuanya diawali dengan sikap belajar kita yang tak mengenal lelah, tak terkecuali shalat kita. Bagaimana seorang sahabat nabi Muhammad SAW minta diajari shalat kepada Beliau, ketika Rosululloh SAW menegur sahabat tersebut sebanyak 3 kali setelah menyelesaikan shalatnya. (lihat artikel "shalatlah!...shalatlah!...tapi yang khusyu')
Kedua,Kesadaran tentang "Sang Aku".
Pada diri manusia ada beberapa potensi berupa rasio/pikir, akal/al-Aqlu, jasmani/raga, hati/qolbu, nafsu dan jiwa/ruh. Yang saya sebutkan terakhir inilah yang sebenarnya diri sejati (Sang Aku). Sedangkan potensi yang lainnya adalah perangkat atau instrument manusia selama berada di dunia untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah fil ardhi.
"Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri." (al-Qiyamah 75 : 14).
Siapa penyaksi gerak-gerik kita? adalah Bashiroh/Ar-Ruh yang mempunyai sifat Al-Fitrah Al-Munazalah, yang bersifat suci, yang mengingatkan manusia bila perilakunya menyimpang. Meskipun kadang tidak berdaya karena diselubungi dan dikalahkan oleh Nafsu. Mudah-mudahan dengan Shalat khusyu' dan shilatun, ar-Ruh berganti menguasai nafsu, sehingga menjadi nafsu yang Muthmainah (tenang dan damai).
Ketiga, Yakin dan Pasrah (Khusyu').
Bahwa modal utama untuk mendapatkan shalat khusyu' adalah yakin bahwa di dunia ini kita dapat bertemu/berjumpa dengan Allah, SWT dan pasrah ikut kehendak Allah SWT. Shalat khusyu' bukanlah sesuatu yang kita ciptakan (konsentrasi) justru sebaliknya kita harus dekonsentrasi dan bersifat given, sehingga Allah SWT yang memasukkan ke dalam suatu suasana khusyu', saling pepandang dengan Allah SWT, dialog dan komunikasi. Hal yang sungguh nikmat. Bahkan dalam adzan subuh ada panggilan "Ash-sholattu khoirumminannaum" (sholat lebih nikmat/baik daripada tidur).
"Jadikanlah sabar (tuma'ninah) dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya itu sulit kecuali mereka yang khusyu'. (Yaitu) mereka yang meyakini bahwa mereka akan bertemu/berjumpa dengan Allah dan kembali kepada Allah." (Al-Baqarah 2 : 45-46).
Kapan bertemu dengan Allah SWT?...ya didunia. Kalau kita nggak ketemu Allah SWT lalu ketika shalat kita ketemu siapa?
Kapan kembali kepada Allah SWT?...ya saat mati. Kita akan kembali ke Allah SWT.
Kebanyakan dari umat islam salah kaprah dalam menafsirkan ayat 46 Al-Baqarah di atas. Bahwa kita bertemu dan kembali kepada Allah SWT ya saat mati.
Keempat, Diturunkan Ketenangan.
Lalu apa hasil dari kekhusyu'kan shalat kita? Ketenangan, Kedamaian, Kenyamanan.
"Dia-lah (Allah SWT) yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka (yang telah ada).... (Al-Fath 48 :4).
Kelima, Mendapatkan Hidayah.
Proses selanjutnya adalah turunnnya hidayah dan petunjuk/rahmat dari Allah SWT. Tergantung kita, apakah mau menjalankan petunjuk atau tidak! Mau ikut kehendak Allah SWT atau tidak! Kalau cuek aja berarti siksa dunia akhirat yang di dapat, kalau kita oke-oke aja ikut kehendak-Nya maka surga dunia akhirat yang diperoleh.
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya yang sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (Al-An'am 6 : 125).
Keenam, Tercegah dari Keji dan Munkar.
Janji Allah adalah pasti. Dia tidak pernah ingkar. Apa-apa yang ada dalam Al-Qur'an pastilah benar. Cuma manusialah yang sering lalai atau tidak paham keinginan Allah. Maka benarlah apa yang difirmankan Allah dalam Surat Al-Ankabut (29 :45) :
".....Shalat mencegah perbuatan keji dan Munkar..."
Ketujuh.Hidup Berketuhanan (Ihsan).
Inilah puncak output dari shalat khusyu', yaitu hidup dan memiliki kesadaran berketuhanan (ihsan). Sehingga perbuatan keji dan munkar jauh dari perilaku kehidupan sehari-hari, karena kita tahu, ngeh, dan paham bahwa Allah akan selalu mengawasi kita.
"Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala mereka yang nyatakan?" (Al-Baqarah 2 : 77).
"...dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaaan dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik". (Al-Baqarah 2 : 195).
Tidak ada balasan kebaikkan kecuali kebaikkan pula." (Ar-Rahman 55 :60).
Demikian sekilas alur proses pembentukkan karakter hamba yang shalatnya khusyu'. Semoga dalam hidup kita selalu mendapat bimbingan, tuntunan, dan petunjuk dari Allah SWT. Amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Fahri
SC-HSS
Diposting oleh
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim (Cinta Kasih), Bendan Dhuwur, Semarang
di
4/25/2009 10:59:00 AM
Label:
shalat khusyu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar