ALLAH, SANG MAHA GURU
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sahabat yang dirahmati dan dimuliakan Allah SWT
Di Syurga, ketika Nabi Adam AS hendak diciptakan oleh Allah SWT, tidak hanya para Iblis saja yang cemburu, dan merasa dirinya lebih hebat dalam segala hal daripada Adam AS, tetapi juga para malaikat (Al-Baqarah 2: 30). Hampir-hampir saja Allah SWT murka kepada malaikat, namun berkat kesadarannya, pada akhirnya malaikat bersujud dihadapan Adam, AS atas perintah Allah SWT. Sedangkan Iblis yang tertutup dengan kesombongannya pada akhirnya mendapat murka Allah SWT.
Untuk membuktikan kehebatan Adam AS pasca penciptaannya, Allah SWT mengadu kecerdasan antara Adam, AS dengan malaikat, yaitu dengan menyebutkan nama-nama benda di Syurga. Malaikat hanya terdiam, sementara Adam, AS mampu menyebutkan satu per satu dengan benar nama-nama benda itu. Karena kalah telak, maka malaikat dengan penuh hormat mengakui kehebatan Adam, AS. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an.
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (Al-Baqarah 2 : 31)
"Mereka menjawab : Maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah 2 : 32)
"Allah berfirman : Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda-benda kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit & bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al-Baqarah 2 : 33).
Kenapa Adam mampu menyebutkan benda tersebut dengan lancar, tepat dan benar? Karena Allah SWT-lah yang mengajarinya. Allah SWT memiliki sifat Al-’Alim (Maha Pemilik Ilmu), Al-Haadiy (Maha Pemberi Petunjuk) dan Ar-Rasyid (Maha Pemberi Tuntunan). Allah SWT adalah Sang Maha Guru bagi seluruh ciptaan-Nya.
Bahkan Allah SWT tidak malu-malu mengajari lebah untuk membuat sarang, dengan bentuk heksagonal, rumah dengan ventilasi canggih, kuat, indah, dll. Padahal yang namanya lebah tidak pernah ”sekolah” teknik sipil atau arsitektur. Suatu bahasa (kalam) pengajaran antara Sang Maha Guru dengan ciptaannya. Lebah paham apa yang harus dilakukan untuk membuat tempat tinggal.
”Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, ”Buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu dan ditempat-tempat yang dibikin manusia” (Surat An-Nahl 16 :68).
Anak binatang yang baru lahir, juga mendapat pengajaran dari Allah SWT. Ketika haus dan lapar mereka secara otomatis mencari sumber makanan dengan cara menyusu kepada induknya. Anehnya, sang anak menyusu dan mencari tempatnya tanpa pengajaran induknya. Sang induk tidak menyodor-nyodorkan kepada anaknya. Namun secara otomatis sang anak tahu harus ditempat mana mereka menyusu (coba perhatikan anak kucing, tikus, dll). Padahal mereka belum bisa melihat. Siapa yang mengajarinya? Allah SWT.
Begitulah Allah SWT menunjukkan kekuasaannya kepada makhluknya. Dia-lah Sang Maha Guru. Allah-lah Sang Waliyyan Mursidan.
Lalu bagaimana dengan manusia? Sebagaimana Adam AS dan para Nabi/Rosul lainnya, mereka juga belajar kepada Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepadanya. Sedangkan kita umat Rosululloh, SAW seharusnya juga belajar dan berguru kepada Allah SWT. Karena manusia adalah makhluk lemah, hina dan bodoh.
Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Allah, SWT adalah Sang Guru kepada manusia. Coba perhatikan ayat-ayat berikut ini :
”Sesungguhnya Allah sebaik-baik mengajar kepadamu...(Surat An-Nissa’ 4 : 58)
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Surat Yunus 10:57).
”Dan inilah jalan Tuhanmu (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran” (Surat Al-An’am 6 : 126).
”..Dia mengajarkan kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan.” (An-Nahl 16 : 90)
Bahkan juga Allah SWT memperingatkan kepada manusia, apabila mereka tidak mau belajar dan berguru kepada-Nya maka syaitan-lah yang menjadi pemimpinnya untuk menyesatkan dari jalan Allah, SWT.
”Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya". (Surat Az-Zukhruf 43 : 36).
"Sesungguhnya setan menghalangi mereka dari jalan (agama), sedang mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk". (Surat Az-Zukhruf 43 : 37)
Marilah, dengan kesadaran, dan kerendah-hatian kita, dengan membawa kelemahan dan kebodohan kita, bersimpuh dan bersujud-lah dihadapan Dzat yang memiliki segala ilmu, petunjuk, penuntun dan pemberi cahaya untuk selalu minta dituntun hidup kita, sehingga selamat dunia dan akhirat. Amin.
Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan kepada para Sahabat. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fahri
SC-HSS.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sahabat yang dirahmati dan dimuliakan Allah SWT
Di Syurga, ketika Nabi Adam AS hendak diciptakan oleh Allah SWT, tidak hanya para Iblis saja yang cemburu, dan merasa dirinya lebih hebat dalam segala hal daripada Adam AS, tetapi juga para malaikat (Al-Baqarah 2: 30). Hampir-hampir saja Allah SWT murka kepada malaikat, namun berkat kesadarannya, pada akhirnya malaikat bersujud dihadapan Adam, AS atas perintah Allah SWT. Sedangkan Iblis yang tertutup dengan kesombongannya pada akhirnya mendapat murka Allah SWT.
Untuk membuktikan kehebatan Adam AS pasca penciptaannya, Allah SWT mengadu kecerdasan antara Adam, AS dengan malaikat, yaitu dengan menyebutkan nama-nama benda di Syurga. Malaikat hanya terdiam, sementara Adam, AS mampu menyebutkan satu per satu dengan benar nama-nama benda itu. Karena kalah telak, maka malaikat dengan penuh hormat mengakui kehebatan Adam, AS. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an.
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (Al-Baqarah 2 : 31)
"Mereka menjawab : Maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah 2 : 32)
"Allah berfirman : Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda-benda kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit & bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al-Baqarah 2 : 33).
Kenapa Adam mampu menyebutkan benda tersebut dengan lancar, tepat dan benar? Karena Allah SWT-lah yang mengajarinya. Allah SWT memiliki sifat Al-’Alim (Maha Pemilik Ilmu), Al-Haadiy (Maha Pemberi Petunjuk) dan Ar-Rasyid (Maha Pemberi Tuntunan). Allah SWT adalah Sang Maha Guru bagi seluruh ciptaan-Nya.
Bahkan Allah SWT tidak malu-malu mengajari lebah untuk membuat sarang, dengan bentuk heksagonal, rumah dengan ventilasi canggih, kuat, indah, dll. Padahal yang namanya lebah tidak pernah ”sekolah” teknik sipil atau arsitektur. Suatu bahasa (kalam) pengajaran antara Sang Maha Guru dengan ciptaannya. Lebah paham apa yang harus dilakukan untuk membuat tempat tinggal.
”Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, ”Buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu dan ditempat-tempat yang dibikin manusia” (Surat An-Nahl 16 :68).
Anak binatang yang baru lahir, juga mendapat pengajaran dari Allah SWT. Ketika haus dan lapar mereka secara otomatis mencari sumber makanan dengan cara menyusu kepada induknya. Anehnya, sang anak menyusu dan mencari tempatnya tanpa pengajaran induknya. Sang induk tidak menyodor-nyodorkan kepada anaknya. Namun secara otomatis sang anak tahu harus ditempat mana mereka menyusu (coba perhatikan anak kucing, tikus, dll). Padahal mereka belum bisa melihat. Siapa yang mengajarinya? Allah SWT.
Begitulah Allah SWT menunjukkan kekuasaannya kepada makhluknya. Dia-lah Sang Maha Guru. Allah-lah Sang Waliyyan Mursidan.
Lalu bagaimana dengan manusia? Sebagaimana Adam AS dan para Nabi/Rosul lainnya, mereka juga belajar kepada Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepadanya. Sedangkan kita umat Rosululloh, SAW seharusnya juga belajar dan berguru kepada Allah SWT. Karena manusia adalah makhluk lemah, hina dan bodoh.
Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Allah, SWT adalah Sang Guru kepada manusia. Coba perhatikan ayat-ayat berikut ini :
”Sesungguhnya Allah sebaik-baik mengajar kepadamu...(Surat An-Nissa’ 4 : 58)
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Surat Yunus 10:57).
”Dan inilah jalan Tuhanmu (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran” (Surat Al-An’am 6 : 126).
”..Dia mengajarkan kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan.” (An-Nahl 16 : 90)
Bahkan juga Allah SWT memperingatkan kepada manusia, apabila mereka tidak mau belajar dan berguru kepada-Nya maka syaitan-lah yang menjadi pemimpinnya untuk menyesatkan dari jalan Allah, SWT.
”Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya". (Surat Az-Zukhruf 43 : 36).
"Sesungguhnya setan menghalangi mereka dari jalan (agama), sedang mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk". (Surat Az-Zukhruf 43 : 37)
Marilah, dengan kesadaran, dan kerendah-hatian kita, dengan membawa kelemahan dan kebodohan kita, bersimpuh dan bersujud-lah dihadapan Dzat yang memiliki segala ilmu, petunjuk, penuntun dan pemberi cahaya untuk selalu minta dituntun hidup kita, sehingga selamat dunia dan akhirat. Amin.
Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan kepada para Sahabat. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fahri
SC-HSS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar