DAPAT UANG MELALUI INTERNET

Rabu, 18 Agustus 2010

Makmum Idol


“MAKMUM” IDOL

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bagaimana kabarnya para sahabat dan pembaca? Sehat-sehat saja bukan? Syukur Alhamdulillah. Bagaimana dengan puasa ramadhannya? Semoga lancar, khusyu dan diberi kesehatan lahir batin oleh Allah SWT. Sudah lama saya tidak menulis pada blog ini. Semoga cerita dibawah ini sebagai obat penawar rindu silaturahmi diantara kita semua. Amin.

Selama “nyantri” di komunitas Pengajian Pondok Cinta Kasih (PPCK) selama hampir 4 tahun ada suatu pelajaran menarik yang saya alami, namun baru tanggal 17-Agustus-2010 malam kemarin, Allah SWT berkenan menurunkan takwil dan pemahamannya.

Ya...ada fenomena yang kadang membuat saya bertanya kepada diri sendiri. Apakah gerangan itu? Saya pernah mencoba mengkalkulasi jumlah sahabat yang tergabung dalam PPCK..mungkin jumlahnya hampir 200 orang lebih. Tetapi anehnya setiap anggota baru yang masuk, ada juga sahabat lama yang akhirnya layu sebelum berkembang. Hingga saat ini yang hadir sebagai “anggota tetap” (istiqomah) paling banyak 15 orang. Lho kok?

Kalau dinalar pakai logika jelas tidak masuk akal sehat. Coba anda bayangkan ketika mengikuti pengajian sudah dapat tambahan ilmu dari Allah SWT plus disuguhi tuan rumah makan, minum dan snack..kok banyak yang nggak hadir. Padahal tinggal duduk manis dan mendengarkan pelajaran, diskusi dan dzikir bersama. Apa susahnya?

Memang sih, kadang-kadang ada sahabat lama yang mendadak muncul ikut pengajian. Tapi ternyata ujung-ujungnya mereka hadir dengan membawa motif lain, misalnya karena sedang dilanda masalah dan menginginkan do’a dari para sahabat agar masalahnya cepat selesai. Jenis masalahnya pun macam-macam mulai masalah keluarga, pekerjaan, sakit, dsb.

Kita memang sering tidak menyadari motif apa dibalik seseorang masuk PPCK. Komunitas PPCK hanya memegang prinsip Husnudlon (berbaik sangka). Tetapi Allah SWT Maha Tahu apa yang tersirat dalam hati masing-masing makhluk-Nya. Mereka yang datang ke PPCK membawa “misi terselubung” seperti mencari konstituen untuk partai islam, ada yang coba mengetest “ilmu kedigdayaan”, ada yang berpura-pura menjadi alim, dsb. Jadi rata-rata tujuan (niat) mereka mengaji salah arah. Bukan ingin berguru kepada Allah SWT untuk menggapai rahmat dan ridho-Nya, tetapi lebih mengutamakan nafsu kepentingan dunia.

Saya dan para sahabat yang istiqomah (insya Allah) sih tidak terlintas sedikitpun untuk menjustifikasi mereka. Sebagai tuan rumah hanya berkewajiban memuliakan tamu, meskipun kedatangan mereka dengan berbagai motif yang kurang tepat. Karena kami memiliki prinsip bahwa “lulus tidaknya” seseorang dalam menempuh perjalanan menuju Allah SWT adalah hak preorogatif dari-Nya. Allah SWT hanya akan memberikan petunjuk bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh menginginkan belaian rahmat dan ridho-Nya.

Allah SWT Maha Tahu dan Maha Memaksa (Al-Jabbar), sehingga mereka yang datang dengan niat yang tidak benar akhirnya “disingkirkan” dari komunitas. Dan Al-Hamdulillah saya diberikan pelajaran ilmu dan takwilnya mengenai kejadian tersebut. Allah SWT “menurunkan” pemahaman surat QS. Ali Imran 3 : 179, Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia memisahkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mu’min). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar”.

Bukankah ciri orang munafik adalah antara lahir dan batinnya tidak selaras? Inilah bahayanya orang munafik, secara lahiriyah seolah-olah menampak mimik orang baik-baik, tetapi hatinya justru sebaliknya, memiliki maksud lain dari selain Allah SWT.

Jadi kesimpulannya dalam PPCK selama ini telah terjadi proses seleksi dan Allah SWT sebagai jurinya. Dia yang lebih tahu siapa seseorang yang benar-benar ingin menggapai rahmat ridho-Nya dan siapa seseorang yang hadir karena tujuan dunia. Ibarat kompetisi “Indonesia Idol”, siapa yang benar-benar bersungguh-sungguh pastilah mendapat predikat juara. Sebuah predikat kesejatian “pejuang” karena memiliki tujuan dan arah yang benar. Sedangkan barang siapa yang tujuannya berkompetisi hanya semata-mata numpang terkenal pasti akan tersingkir.

Kalau saya sendiri sih tahu diri dan hanya menempatkan posisi untuk selalu tunduk dan patuh sebagai makmum saja atas kehendak-Nya...

Wallahu‘alam bishawab...

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Selasa, 10 Agustus 2010

Ramadhan 1431 H (2)


RAMADHAN 1431 H (2)
By Fahri

Sahabat, endapkan pikirmu terhadap hingar bingar dunia
Luangkan waktu sebulanmu untuk menyambut tamu Agung
Dengar dan pertajamlah hati nuranimu menjemput Ramadhan
Di sana ada suasana yang mengharu biru, yang tak bisa aku ceritakan

Sahabat, mengapa Allah SWT mewajibkan puasa bagi orang mukmin?
Mengapa yang dipanggil Allah SWT bukan orang muslim?
Orang mukmin merekalah yang derajatnya telah beriman
Iman posisinya masih dapat terombang-ambing dan mudah goyah

Ramadhan adalah penggemblengan iman dalam kawah Candradimuka
Mendidik hamba yang mukmin agar naik derajat menjadi muttaqin
Derajat yang tak mampu tergoyahkan oleh sesuatu apapun
Kecuali kerinduan yang menggebu untuk selalu bersama-Nya

Sahabat, manfaatkan waktu Ramadhan sebaik mungkin
Wal Ashr....Demi waktu...Sesungguhnya banyak manusia yang rugi
Mengejar dunia dan menggumbar nafsu yang tak mungkin terpenuhi
Memilih yang fatamorgana daripada yang abadi

Luruskan niatmu dengan penuh keyakinan dan keikhlasan
Berdayakan dirimu yang sejati untuk masuk wilayah Ramadhan
Biarlah Ar-Ruh senantiasa bersilaturahmi kepada-Nya
Di tiap detik-detik perjalanan waktu Ramadhan

Selamat berjuang sahabat dan saudaraku
Menggapai fitrah layaknya bayi yang baru dilahirkan
Menunggu belaian cinta dari Sang Maha Pencinta
Cinta abadi yang tak mungkin terkhianati sampai kapan pun jua

Selasa, 13 Juli 2010

Ramadhan 1431 H


RAMADHAN 1431 H
By Fahri

Harum wewangi bulan Ramadhan begitu dekat menyapa,
Bulan yang kunantikan disetiap hari-hariku selama masih bernafas
Bergelimang rahmat, berkah dan hidayah
Suasana penuh pekat yang tak bisa aku bagikan

Janganlah engkau kotak-kotakkan hari-hari indah Ramadhan
Janganlah engkau berhitung tentang ibadah, ini bukti ketidak-ikhlasan
Karena disetiap hari adalah istimewa dan penuh hikmah
Awal adalah penentu akhir, akhir adalah hasil perjuangan awal

Lailatul Qadar adalah tolok ukur
Diterima atau tidaknya ibadah kita selama 11 bulan
Ini bukanlah dongengan belaka yang menina-bobokan
Karena ada bukti yang nyata di depan mata hati kita

Janganlah hanya mengedepankan lahir untuk menemuinya
Lepaskan dirimu yang sejati untuk menjangkaunya
Masuklah dalam alam malaikat untuk menjemputnya
Alam sang utusan yang membawa Cahaya Lailatul Qadar

11 bulan lamanya kita riyadlah memerangi hawa nafsu
29 hari kita bertanding membersihkan kotoran duniawi
Barang siapa bersungguh-sungguh, pastilah 1 hari didalam Ramadhan
Piala Lailatul Qodar kan kita raih, sebagai bukti, kita kembali ke fitri

Minggu, 11 Juli 2010

Sang Aku


SANG AKU
By Fahri

Aku tidak berbentuk namun keberadaanku di dalam sekaligus di luar
Wujudku immaterial namun bisa dirasakan
Ibarat angin...tidak berbentuk namun ada
Berkelana menembus ruang dan waktu yang tak terbatas

Aku ada namun tidak butuh apa-apa
Tidak pernah sakit, lapar, haus, dan tidur
Keinginanku cuma satu...selalu kembali ke haribaan Illahi
Karena aku adalah amar Tuhan

Kadang aku menangis terbelenggu oleh nafsu
Merintih tak berdaya....terpenjara kotoran dunia
Akulah mutiara yang tenggelam dalam lumpur hitam
Bebaskan...lepaskan...biar aku menuju kepada yang Sejati

Akulah sebenarnya Sang Penguasa
Atas nafsuku, pikiranku, qalbuku, akalku dan ragaku
Akulah sejatinya Sang Panglima
Yang menggerakan seluruh perangkatku menuju Illahi Rabbi

Sabar, ikhlas, tawakal dan istiqomah adalah tiangku
Shalat dan zakat adalah saranaku
Ramadhan adalah penyucianku
Haji adalah pembuktianku
Man arafa nafsahu, faqad arafa Rabbahu

Biarkan diriku selalu berada dalam alam kelanggengan
Menatap indah penuh pesona Sang Pujaan
Biarlah aku meringkuk penuh kemesraan
Oleh belaian Sang Kekasih Tersayang

Biarkan aku melepas rindu
Dalam lautan asmara yang menggebu-gebu
Diliputi rasa cinta yang tak pernah layu
Bagaikan kekasih yang lama tidak bertemu

Kamis, 08 Juli 2010

Gajah dan Upil (3)


Gajah dan Upil (3)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Wah ...omong - omong soal gajah dan upil, kayaknya pengen bikin peribahasa baru nih. Upil di seberang lautan tampak, upil segajah di hidung sendiri tak dirasa.

Faktanya memang begitu. Kita merasa sok tahu soal urusan nun jauh di Amerika ataupun Timur Tengah, tapi urusan yang paling dekat dengan diri sendiri tak mempunyai pemahaman seupil pun.

Padahal Quran mengajarkan kita untuk belajar mengubah diri sendiri sebelum mengubah orang lain, apalagi mengubah suatu kaum. Hal ini memaknakan kalau mengerjakan sesuatu haruslah dari yang terdekat dan menjadi kewajiban hidup kekinian.

Silahkan disimpulkan sendiri apa yang paling dekat dan selalu hadir di kekinian dan tak bisa ditunda....nafaskah ? uangkah ? makanankah ? sinikah atau sanakah ?

Dalam hal tolong menolong pun Kanjeng Nabi sendiri mengajarkan bahwa yang diutamakan adalah yang terdekat dalam rumah, lalu tetangga, kemudian empat puluh rumah di sekitar, meningkat antar wilayah, baru antar negara.

Silahkan juga disimpulkan sebelah mana rumah sampeyan dan saya yang sesungguhnya harus ditolong terlebih dulu. Rumah hati yang bagaikan rumah keong yang dibawa kemana - mana ini atau rumah dari batu bata yang dipetakan secara geografis itu ?

Uffhh.....sayang, keteraturan sabda ini sudah sangat kita amburadulkan... Saat ini kita merasa lebih heroik menolong negeri antah brantah, tapi mempetakan masalah dalam rumah negeri sendiri ogah - ogahan.

Bayangkan bila keteraturan ini benar -benar kita praktekkan bersama. Tentu kemakmuran di bumi nusantara akan lebih segera terwujud. Lha wong faktanya kekayaan nusantara mampu menghidupi penduduk dunia dan menjadikan pengambilnya sangat kaya raya turun temurun hare....

Kalau saja keteraturan sabda ini bisa kita mulai dengan sungguh -sungguh, hmmhh...sejentik upil kekayaan nusantara sudah sangat - sangat sanggup menolong orang kelaparan di Ethiopia ataupun korban perang di Gaza.

Masalahnya, dalam hal ini kita masih sering kayak orang buta memegang gajah....persepsi pemikiran yang selalu emosional, parsial, meraba - raba membabi buta dan tak mau memotret masalah secara utuh.....

Hhmmhh....pemikiran yang selalu diiringi dengan ketersengalan nafas tapi tak pernah disadari. Padahal akhirnya hanya menimbulkan debat dan cuma dapat upil.....

Tapi ya sudah....lha wong kita memang masih suka cara pandang keluar diri kok....

Jadi, mari kita nikmati sama - sama penderitaan ini sampai pada titik tertentu dimana hal ini tak terasa lagi kita anggap suatu penderitaan. Walau badan ini nyatanya semakin tak kuat menyangga...

Hmmmh...ternyata benar, bahwa orang Indonesia memang banyak yang punya ilmu kebal dan ngrogoh sukmo.... kebal menderita dan jiwanya lebih hadir di negeri antah brantah ketimbang di negeri sendiri. Di dalam rumah hati....hiks !

*****

Duhai poro sederek sedulur dan sahabat...nafas adalah cinta...cinta adalah nafas....maka cintailah nafas dan bernafaslah dalam cinta....

Bila masih bingung bagaimana cara mencintai nafas, cara termudah ya perbanyak saja tanaman di rumah. Semakin banyak tanaman, semakin segar nafas kita. Tentu semakin fresh cara kerja jantung dan otak kita. Suwejjuuuuuk..........

Kalau sudah sampai tahap pemahaman ini, orang akan berpikir ulang bahwa membabat hutan secara serampangan sama saja dengan mengurangi jatah oksigen otak dan paru - paru yang berakibat membodohi dan memburamkan kecerdasan pikiran dan kelapangan dada sendiri.

Apa berarti kalau ada orang membabat hutan serampangan, sebenarnya mereka sedang berbuat aniaya dengan menusuk - nusuk dan merobek paru - paru kita ya ?

Ah...tapi sudahlah... kita ini bangsa yang mulia kok. Kita adalah bangsa yang terciprati sifat Tuhan Yang Maha Penyabar dan Maha Pemaaf tiada batas bagai langit. Ya, kita sangat -sangat bisa bersabar dan memaafkan orang yang menganiaya diri kita.

Hmmh...kita sudah bagaikan rasul yang diam saja ketika diludahi dan dilempari kotoran tetangga sendiri sambil berpose ikhlas mengcopy paste sabda " itu karena mereka tak mengetahui ". Sungguh spiritualitas negeriku tiada tanding tiada banding....

Tapi apakah ini mimpi bila suatu saat penggiat konservasi akan bekerjasama dengan kyai, ustadz dan dokter untuk mengkampanyekan pentingnya penghijauan yang berguna bagi nutrisi kecerdasan otak, kecerdasan hati dan kebugaran tubuh.

Hingga suatu saat para orang alim dan pintar itu berani berjihad maju menjadi tameng hidup atas pembalakan liar serampangan yang sangat mengerikan dan masih terus terjadi di kalimantan, Irian jaya dan banyak tempat lainnya.

Apa kayaknya sudah waktunya ada fatwa jihad terhadap segala aktifitas perusakan lingkungan. Hmmh...tapi apa berani ya bikin fatwa semacam ini ? padahal larangan merusak dan anjuran memerangi hal demikian di dalam Quran sudah sangat jelas.

Ah sudahlah saya pribadi tak akan berharap. Lha wong bangsa kita ini masih krisis mental kok. Tak pernah bisa pede dan menyelesaikan diri sendiri. Apa - apa harus berbau luar negeri. Kosmetik luar negeri, sepatu luar negeri, produk elektronik luar negeri, utang luar negeri, pelatih dan konsultan luar negeri. Pemikiran pun harus sami'na wa atha'na luar negeri...

Mengenai Jihad ? hmmh...sama saja. sudah pasti luar negeri. Mbok jihad dalam negeri perang sama koruptor atau pembalak kan di mata Allah nilainya sama saja.

Apa mungkin kita ini masih pingin gagah dan jadi pahlawan di mata manusia, bangsa - bangsa dan keumatan ya hingga kita lebih sensie masalah luar negeri ketimbang dalam negeri sendiri ? atau takut memerangi mereka karena diam - diam kita ini ikut kecipratan dampak ekonominya walau cuma seupil. Mbuh kah...

Gak apa - apa wis...wong dunia ini emang laibun wa lahwun....guyonan dan mainan aja....mari kita nikmati saja pertunjukan ini sambil memainkan peran masing - masing. Sapa saja siapa saja dengan cuintrong.....supaya hati tetap terjaga dengan kelembutan rahma.

Dan kelak suatu saat kalau kita sudah mengetahui hakekat nafas dan cinta, akhirnya kita tahu bahwa dunia ini hanya haaa....hhaaa....hhatchhing ....!!! hadoooh...lha kok meler rek....jadi gak bisa nerusin tulisan nih....takut virusnya nular....lagian sudah kepanjangan...terusin sendiri ya pleeen......

Hayuuuh...siapa mau minjemin sapu tangaaaaaaan....? tessss.....BTS ku lagi netes iki lho reeek....srooooott...sniffh !


Wassalam,

Dody ide