MENGENANG ROSULULLOH SAW (SAAT-SAAT TERAKHIR)-2
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Para sahabat dan sidang pembaca yang dirahmati, dimuliakan dan diridhoi Allah SWT. Mari kita lanjutkan kisah Rosululloh SAW.
Kumandang adzan subuh terdengar dari masjid dan kaum muslimin bersiap-siap menunaikan ibadah shalat subuh, sambil menunggu kedatangan Rosulluloh SAW sebagai imam. Namun hingga beberapa ditunggu, Rosululloh SAW belum datang.
Sementara itu di rumah Rosululloh SAW memanggil istrinya, Siti Aisyah r.a. Beliau menyuruh istrinya agar Abu Bakar Ash-Shidiq r.a (ayahnda Siti Aisyah r.a.) agar menjadi imam di masjid, karena Rosululloh SAW tidak mampu bangkit dari pembaringannya karena sakit.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa kondisi sakit Beliau semakin parah. Karena suhu badan yang tinggi (demam) kadang menyebabkan Beliau sering pinsan. Melihat kondisi ini para sahabat dan kaum muslimin semakin sedih. Atas inisiatif beberapa sahabat, Rosululloh SAW diberikan ramuan berupa obat untuk menurunkan demam, yang diracik oleh Maimunah, yaitu salah satu kerabat Rosululloh SAW yang ahli membuat obat.
Tidak berapa lama demam turun dan Beliau siuman dari pinsannya. Kemudian Beliau memanggil istrinya untuk menanyakan sesuatu,” Duhai adinda, saya masih memiliki uang sekitar tujuh atau delapan dirham, tolong sedekahkan kepada fakir miskin”. Namun sang istri hanya bergeming, mungkin karena pikirannya masih bingung, cemas, kalut memikirkan suaminya.
Kemudian Rosululloh SAW berkata,”Duhai istriku, bagaimana jawabku kepada Allah SWT kalau aku menghadap-Nya dalam keadaan uang ini masih berada dalam tanganku?”. Kemudian Siti Aisyah ra bergegas melaksanakan permintaan istrinya.
Berkat obat yang diberikan, kondisi Rosululloh SAW agak membaik. Bahkan pada hari berikutnya pada saat sholat subuh, Rosululloh SAW pergi ke masjid dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib ra dan Fadhl bin Al-Abbas ra. Sesampai di masjid, Abu Bakar ra sedang bersiap-siap memimpin shalat, namun ketika melihat Rosululloh SAW datang, maka bersiap-siap untuk mundur menjadi makmum. Namun Beliau menyuruh Abu Bakar ra untuk menjadi imam, dan Beliau duduk sebagai makmum.
Melihat kondisi Rosululloh SAW yang semakin membaik, perasaan dan hati para sahabat dan kaum muslimin gembira. Rosululloh SAW ibarat bapak bagi kaum muslimin yang melindungi, membimbing, menasehati, mengayomi, dll.
” Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalian sendiri, ia berat merasakan penderitaan kalian, amat mendambakan kebajikan dan keselamatan kalian serta sangat berkasih sayang kepada semua orang beriman”. (QS. At-Taubah 9 : 128).
****
Pagi tanggal 12-Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah, pancaran cahaya matahari tidak seterik biasanya bahkan cenderung redup, angin bertiup semilir sejuk menyapu daratan Madinah, alam terdiam.
Di rumah Rosululloh SAW, terlihat Beliau tidur di pembaringan, sementara kepala Beliau rebah di pangkuan Istrinya, Siti Aisyah ra. Kondisi Rosulloh SAW hari ini semakin memburuk. Banyak sahabat berdatangan menjenguk dan kaum muslimin di luar rumah berkerumun.
Matahari beranjak naik di bumi Madinah. Rosululloh SAW dalam kondisi pingsan, kemudian siuman kembali. Pada saat beliau siuman, mata Beliau yang lembut pandangannya mengarah ke atap rumah seraya berucap : ”Allahumma Ar-Rafiiqul-A’laa..... Allahumma Ar-Rafiiqul-A’laa (Dalam Naungan Mitra Tertinggi)”. Tidak seberapa lama Beliau menghembuskan nafas terakhirnya, wafat meninggalkan keluarga, para sahabat dan kaum muslimin dengan bibir tersenyum, wajah yang tenang dan damai. Bahkan tubuh Beliau baik ketika hidup maupun wafat tetap semerbak mewangi. Innaa lillahi wa innaailaihi raaji’uun.
Berita wafatnya Rosululloh SAW segera tersiar. Satu per satu sahabat masuk ke rumah Beliau untuk bertakziah. Para sahabat banyak yang meneteskan air mata melihat kondisi rumah Beliau yang sangat sederhana. Ketika Beliau wafat hanya meninggalkan seekor baghl (binatang hasil perkawinan silang antara kuda dan kedelai), sebuah tombak dan sebidang tanah di Fadak (tidak jauh dari kota Madinah). Beliau wafat dalam keadaan baju besi (baju zirah) milinya masih tergadai di tangan seorang Yahudi, untuk mendapatkan beberapa gandum.
***
Sungguh Muhammad SAW seorang Rosul/Nabi sekaligus kepala pemerintahan yang sederhana, jauh dari kesan mewah, berakhlak mulia, penegak keadilan, sayang kepada sahabat dan kaum muslimin, dll.
Semoga rahmat, karunia, berkah, dan ridho dari Allah SWT selalu tercurahkan kepada Rosululloh SAW, keluarga-kerabat, sahabat dan kaum muslimin sampai akhir zaman.
Asyhadu an laa ilaha illa Allah wa asy hadu anna Muhammadarrasulullah
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad
”Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi (Muhammad). Hai orang-orang beriman bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkanlah salam dengan salam yang sempurna”. (QS. Al-Ahzab 33 :56).
Demikian sumbangsih saya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fahri-Penulis
SC-HSS
www.akubersujud.blogspot.com
Disadur dari beberapa buku mengenai Riwayat Hidup Rosululloh SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar