11 BULAN BERLATIH, 1 BULAN BERTANDING, 1 MALAM JADI JUARA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
”Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara hak dan batil”. (Al-Baqarah 2 : 185).
Sidang pembaca yang dirahmati dan dimuliakan Allah SWT.
Bila kita menjadikan dunia ini syurga maka tak terasa waktu begitu cepat berlalu, karena disetiap detik kita disibukkan dengan ”percintaan” antara hamba dan Khaliqnya. Sesuatu yang sangat indah, sehingga lupa waktu (Timeless).
Ya...sepertinya baru kemarin umat Islam menjalankan ibadah puasa ramadhan, dan bulan Agustus 2009 nanti, Insya Allah, bulan penuh berkah ini akan datang menyambut kita kembali. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita semua untuk berjumpa Ramadhan. Inilah bulan mulia yang diselimuti rahmat dan nur hidayah Allah SWT bagi semesta alam, bulan yang dirindukan oleh kaum yang beriman. Bahkan kaum beriman berharap agar Allah SWT berkenan menjadikan seluruh bulan dalam satu tahun menjadi bulan Ramadhan. Kenapa mereka berharap demikian? Ada rahasia apakah gerangan dibalik harapan-harapan itu? Ternyata ada suasana spiritual yang sangat mecekam dan luar biasa!.
Para sahabat, bagi sebagian orang-orang mungkin menganggap aneh bila harapan ramadhan dijadikan satu tahun. Lha seharian penuh gak boleh makan, gak boleh minum bahkan bermesraan dengan suami-istri di siang hari tidak boleh padahal semua itu halal, kok diminta sepanjang waktu. Aneh!.
Marilah kita urai dengan santai aja. Just relax frend!
Dalam Surat Al-Baqarah 2 : 183, Allah SWT berfirman : ” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Kenapa yang dipanggil orang beriman (mukmin)? Karena orang mukmin perlu pengemblengan lebih lanjut. Seperti diketahui bahwa proses pembentukan iman diletakkan atau ditaroh Allah SWT di dalam hati/qolbu manusia (baca artikel saya-Sudahkah kita di-iman-kan Allah SWT). Qolbu (bahasa arab) kalau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah bolak-balik. Ya...hati memiliki sifat bolak-balik. Suatu saat iman kita kuat dan disaat lain iman kita melemah.
Untuk memperkuat keimanan hamba-Nya maka Allah SWT menyediakan sarana berupa puasa ramadhan. Dengan puasa ini diharapkan iman yang telah ada semakin bertambah sehingga tidak terombang-ambing atau frekuensi iman seseorang selalu tune in kepada Allah SWT.
Sebenarnya kalau jeli, sebagai orang yang beriman seharusnya 11 bulan (diluar ramadhan) adalah waktu yang tepat untuk pengemblengan/berlatih. Sedangkan pas bulan ramadhan adalah waktunya bertanding setelah kita berlatih. Diharapkan dengan ke-istiqomah-an tersebut, Insya Allah, kita akan mendapatkan bonus berupa Lailatul Qodar atau Nuzulul Qur’an.
Jadi selama ini banyak persepsi yang salah, bahwa ramadhan-lah waktunya kaum beriman untuk berlatih (sabar, ikhlas, tawakal, istiqomah, dll) untuk menahan nafsu (makan, minum, sabar, syahwat, dll). Menurut kami, justru diluar ramadhan-lah kita berlatih. Ibarat seorang atlit diperlukan waktu berminggu-minggu untuk berlatih, pada hari yang ditentukan mereka bertanding dan hasil yang dicapai adalah prestasi/juara.
Lalu rahasia apa dibalik perintah puasa ramadhan ini?
Dalam diri manusia salah satunya terkandung potensi An-Nafs (Supiyah, Ammarah, Lawammah dan Muthmainah) mereka dapat diibaratkan kuda-kuda penarik kereta kencana, sedangkan Ar-Ruh adalah Sang Kusir. Apabila Sang Kusir tidak berdaya mengendalikannya maka kuda-kuda akan berlari sesuai kemauan sendiri. Bila Sang Kusir mampu menakhlukkan kuda maka kereta kencana akan berjalan sesuai fitrah manusia.
Inti dari ramadhan adalah mengembalikan kefitrahan kita dan membangkitkan kesadaran sang Fitrah Al-Munazalah (Ar-Ruh) yang selama 11 bulan sering terbelenggu oleh An-Nafs. Dengan berkuasanya Ar-Ruh atas An-Nafs dan bertambahnya kadar iman kita, diharapkan Allah SWT memasukkan kita menjadi golongan orang-orang muttaqin.
Ketika Ar-Ruh berkuasa atas An-Nafs, maka media inilah yang kita pakai dalam menyambut Lailatul Qodar atau Nuzulul Qur’an. Ya....karena Ar-Ruh bersifat immateriil dan untuk mendapatkan bonus kita juga masuk pada dimensi alam immateriil (alam malaikat).
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejateraan sampai terbit fajar.” (Surat Al-Qadr 97 : 1-5).
Bagaimana cara mendapatkan Lailatul Qodar atau Nuzulul Qur'an?
Dalam beberapa hadits disebutkan bahwa lailatul qodar jatuh pada 10 hari terakhir di bulan ramadhan, ada juga hadits yang menyatakan pada malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan ramadhan (tgl 21, 23, 25, 27, 29), bahkan ada yang mempersempit pada malam 27 ramadhan. Kalau anda meyakini ya silahkan saja. Namun saya menyarankan, janganlah membeda-bedakan hari-hari di bulan ramadhan. Istiqomahkan ibadah anda mulai awal sampai akhir ramadhan. Insya Allah berbekal 11 bulan bulan berlatih, 1 bulan bertanding, anda mendapatkan Lailatul Qodar atau Nuzulul Qur'an. Terserah Allah SWT yang memberikan piala juara kepada Anda. Karena Allh-lah yang lebih tahu apa yang terbaik buat kita.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan kemudahan dalam menemui ramadhan, ke-khusyu’-kan dan ke-istiqomah-an dalam menjalankan ibadah ramadhan sehingga kita mampu meraih piala berupa Lailatul Qodar (malam 1.000 seribu) atau dipahamkan Al-Qur’an oleh Allah SWT (Nuzulul Qur’an). Dan piala ini akan ditunjukkan Allah kepada hamba-Nya yang benar-benar ikhlas dalam menjalankan prosesi ibadah ini. Amin.
Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan kepada para Sahabat. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fahri
SC-HSS
Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan kepada para Sahabat. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fahri
SC-HSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar