Tujuh Sunnah Rasulullah SAW yang Hilang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pada tanggal 26 Februari 2010 lalu umat islam memperingati hari lahirnya Rasulullah SAW. Pertama-tama, selaku pribadi, ijinkanlah saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada umat islam di Indonesia atas cintanya kepada Rasulullah Muhammad SAW. Seorang Nabi agung dan mulia yang dengan kasih sayang, kesabaran dan keikhlasannya menemani umat untuk memperkenalkan islam, baik dalam keadaan suka maupun duka. Yang bersedia menderita lebih dulu sebelum umatnya menderita dan yang bersedia menerima kebahagiaan paling akhir ketika umatnya mendapat kebahagiaan. Sungguh beliau adalah suri tauladan sebagai pemimpin umat dan kepala negara yang begitu berusaha mengedepankan kepentingan rakyat dibanding memuaskan nafsu pribadinya.
Begitu cintanya umat islam sehingga setiap tahun bertepatan dengan tanggal kelahiran beliau (maulid Nabi), mereka menyambut dengan gegap gempita melalui bacaan Shalawat Nabi dan mengenang sejarah perjuangan beliau. Peringatan maulid Nabi tidak hanya diselenggarakan di masjid-masjid agung, tetapi juga di mushola, sekolah-sekolah bahkan di sudut-sudut kampung pedesaan. Sungguh pemandangan yang begitu menyejukkan.
Namun demikian, secara pribadi, ijinkan pula saya mengungkapkan rasa sedih yang sedalam-dalamnya melihat umat islam dewasa ini yang begitu banyak meninggalkan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupannya sehari-hari. Padahal mereka mengaku sebagai ahlus sunnah wal jama’ah. Tetapi lain di bibir lain pula dalam realita. Banyak yang tidak konsisten (munafik) antara perkataan dengan perbuatan. Bahkan ada dari sebagian kecil umat islam yang mengatas-namakan melaksanakan sunnah nabi masih dengan cara pilah dan pilih semata-mata untuk memuaskan egonya. Yang enak dilaksanakan, tetapi yang tidak enak pikir-pikir dulu. Padahal kalau kita mengaku umat dan cinta kepada Rasulullah SAW, tentunya apa yang pernah beliau contohkan, umat tentunya harus melaksanakan secara totalitas, holistik dan komprehensif. Tidak ada tebang pilih.
Banyak dari sunnah Rasulullah SAW yang ditinggalkan. Maka tidak heran bila jumlah umat muslim yang begitu dominan di Indonesia ibarat buih di lautan. Banyak tetapi hakikatnya kosong. Besar tetapi mudah diombang-ambingkan. Ibarat anak ayam kehilangan induknya. Perilakunya banyak yang jauh dari akhlak islami. Ini semua disebabkan umat islam tidak mengetahui dan paham dengan sebenarnya apa itu islam, iman, takwa karena akibat kelalaian mereka yaitu meninggalkan sunnah Nabi SAW.
Lalu apa saja pesan Nabi SAW yang dilalaikan atau diabaikan oleh umat islam sehingga kehidupan beragama umat islam menjadi gersang? Banyak sekali, namun menurut pengamatan saya ada 7 hal yang paling mendasar. Apa itu?
Pertama, Berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnahnya,(QS. Al-A’raaf 7 : 170).
Kedua, Shalat sebagai mi’raj-nya orang mukmin, (QS. Al-Baqarah 2 : 45-46).
Ketiga, Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa Rabbahu, (QS. Al-Baqarah 2 : 200).
Keempat, Tidak ada seorang pun yang selamat dengan amalnya sendiri (QS. Al-Baqarah 2 : 64).
Kelima, Belajar dari ayunan sampai liang kubur (QS. An-Nisaa’ 4 : 58).
Keenam, Innama a’malu bil niyat (QS. Al-Kahfi 18 : 110).
Ketujuh, Jihadun Akbar (Jihad melawan hawa Nafsu) (QS. Al-Hajj 22 : 78).
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fahri-SC-HSS
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pada tanggal 26 Februari 2010 lalu umat islam memperingati hari lahirnya Rasulullah SAW. Pertama-tama, selaku pribadi, ijinkanlah saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada umat islam di Indonesia atas cintanya kepada Rasulullah Muhammad SAW. Seorang Nabi agung dan mulia yang dengan kasih sayang, kesabaran dan keikhlasannya menemani umat untuk memperkenalkan islam, baik dalam keadaan suka maupun duka. Yang bersedia menderita lebih dulu sebelum umatnya menderita dan yang bersedia menerima kebahagiaan paling akhir ketika umatnya mendapat kebahagiaan. Sungguh beliau adalah suri tauladan sebagai pemimpin umat dan kepala negara yang begitu berusaha mengedepankan kepentingan rakyat dibanding memuaskan nafsu pribadinya.
Begitu cintanya umat islam sehingga setiap tahun bertepatan dengan tanggal kelahiran beliau (maulid Nabi), mereka menyambut dengan gegap gempita melalui bacaan Shalawat Nabi dan mengenang sejarah perjuangan beliau. Peringatan maulid Nabi tidak hanya diselenggarakan di masjid-masjid agung, tetapi juga di mushola, sekolah-sekolah bahkan di sudut-sudut kampung pedesaan. Sungguh pemandangan yang begitu menyejukkan.
Namun demikian, secara pribadi, ijinkan pula saya mengungkapkan rasa sedih yang sedalam-dalamnya melihat umat islam dewasa ini yang begitu banyak meninggalkan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupannya sehari-hari. Padahal mereka mengaku sebagai ahlus sunnah wal jama’ah. Tetapi lain di bibir lain pula dalam realita. Banyak yang tidak konsisten (munafik) antara perkataan dengan perbuatan. Bahkan ada dari sebagian kecil umat islam yang mengatas-namakan melaksanakan sunnah nabi masih dengan cara pilah dan pilih semata-mata untuk memuaskan egonya. Yang enak dilaksanakan, tetapi yang tidak enak pikir-pikir dulu. Padahal kalau kita mengaku umat dan cinta kepada Rasulullah SAW, tentunya apa yang pernah beliau contohkan, umat tentunya harus melaksanakan secara totalitas, holistik dan komprehensif. Tidak ada tebang pilih.
Banyak dari sunnah Rasulullah SAW yang ditinggalkan. Maka tidak heran bila jumlah umat muslim yang begitu dominan di Indonesia ibarat buih di lautan. Banyak tetapi hakikatnya kosong. Besar tetapi mudah diombang-ambingkan. Ibarat anak ayam kehilangan induknya. Perilakunya banyak yang jauh dari akhlak islami. Ini semua disebabkan umat islam tidak mengetahui dan paham dengan sebenarnya apa itu islam, iman, takwa karena akibat kelalaian mereka yaitu meninggalkan sunnah Nabi SAW.
Lalu apa saja pesan Nabi SAW yang dilalaikan atau diabaikan oleh umat islam sehingga kehidupan beragama umat islam menjadi gersang? Banyak sekali, namun menurut pengamatan saya ada 7 hal yang paling mendasar. Apa itu?
Pertama, Berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnahnya,(QS. Al-A’raaf 7 : 170).
Kedua, Shalat sebagai mi’raj-nya orang mukmin, (QS. Al-Baqarah 2 : 45-46).
Ketiga, Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa Rabbahu, (QS. Al-Baqarah 2 : 200).
Keempat, Tidak ada seorang pun yang selamat dengan amalnya sendiri (QS. Al-Baqarah 2 : 64).
Kelima, Belajar dari ayunan sampai liang kubur (QS. An-Nisaa’ 4 : 58).
Keenam, Innama a’malu bil niyat (QS. Al-Kahfi 18 : 110).
Ketujuh, Jihadun Akbar (Jihad melawan hawa Nafsu) (QS. Al-Hajj 22 : 78).
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fahri-SC-HSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar