Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertanyaan
selanjutnya adalah
kalau Rasulullah Muhammad SAW dan umat islam dapat mi’raj atas ijin-Nya, lalu
bagaimana dengan para nabi-nabi yang lainnya? Apakah mereka juga diperjalankan
(mi’raj) agar dapat berdialog dengan Allah SWT? Jawabannya IYA. Di dalam Al-Qur’an
secara tersirat Allah SWT menginformasikan demikian. Di bawah ini adalah
beberapa ayat yang menerangkan bahwa para nabi lain
pun diperjalankan Allah SWT untuk mi’raj.
- Nabi Muhammad SAW.
“Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami
berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS.
Al-Isra’ 17:1).
- Nabi Ibrahim AS.
Dan demikianlah Kami perlihatkan
kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi
dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. (QS. Al-An’aam 6:75).
- Nabi Musa AS
“untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar,” (QS.
Thaahaa 20:23).
- Nabi Isa AS.
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada
Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari
mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (QS.
An-Nisaa’ 4:171).
Peristiwa mi’raj ini sebenarnya
sebagai pembuktian (syahadat) seseorang. Jadi syahadat-nya bukan sebatas
pengucapan dibibir (iqrar bil lisan), namun sampai mengalami Ma’rifatullah bil
Qalbi dan amalan bi arkan, sehingga tidak ada keraguan sedikit pun bahwa memang
Allah SWT itu adalah ESA dan Tuhannya segala apa yang di langit dan di bumi.
Dalam pencapaian ini tentu kita harus meneladani
bagaimana cara ber-spiritual para nabi dalam berma’rifatullah (baca artikel
saya yang berjudul Antara Muhammad Yang Ummi dan Muhammad Yang Nabi). Umat islam pun sejatinya harus meneladani berspiritual para nabi
untuk membuktikan (bersaksi/bersyahadat) bahwa Tiada Tuhan Selain Allah. Oleh
karena itu, Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk untuk pembuktian
tersebut sehingga umat islam benar-benar yakin bahwa Allah SWT itu ESA. Tanpa
meneladani cara ber-spiritual para nabi dan paham isi Al-Qur’an mustahil kita
dapat membuktikan bahwa Allah SWT itu ESA sebagaimana yang dialami para nabi.
“(Al Quran) ini adalah
penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan
dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran”. (QS. Ibrahim 14:52)
Lalu apa arti Esa itu, secara
tersurat Allah SWT telah menginformasikan dalam Al-Qur’an, “Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang
mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya” (QS. Al-Isra’ 17:43).
Meski Allah SWT telah
menginformasikan demikian, tentu anda masih mengalami “kebingungan”. Mengapa? Karena
semua itu diperlukan proses mulai dari yaqin, ilmu yaqin (belajar), a’inul
yaqin (mengalami) dan haqqul yaqin (memahami). Kalau anda membaca artikel ini maka
anda baru memasuki proses ilmu yaqin, belum sampai masuk tahapan a’inul yaqin
apalagi haqqul yaqin. Untuk mencapai tahapan berikutnya diperlukan
ke-istiqomah-an dan riyadloh dalam mengamalkan dan meneladani cara
ber-spiritual para nabi, sehingga pada waktu tertentu Allah SWT akan berkenan
memperkenalkan siapa dirinya kepada anda, sebagaimana bunyi ayat, “Sesungguhnya Aku
ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaahaa 20:14).
Lalu bagaimana cara berspiritual
para nabi sehingga Allah SWT berkenan men-syahadatkan kita? Silahkan download
E-BOOK pertama saya yang berjudul MENELADANI SPIRITUAL RASULULLAH SAW DALAM BERMA'RIFATULLAH (Silahkan klik judul E-Book di sebelah
yang berwarna merah, kemudian baca syarat dan ketentuannya untuk mendapat
E-Book tersebut). Anda juga dapat mendownload E-BOOK kedua saya yang berjudul :
MENGAJI AL-QUR'AN KEPADA ALLAH (Silahkan klik judul E-Book di
sebelah yang berwarna merah, kemudian baca syarat dan ketentuannya untuk
mendapat E-Book tersebut).
Demikian
sedikit uraian saya, semoga bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin ya Rabbal’alamiin.
Tetap
ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Iwan Fahri Cahyadi
Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim
Semarang